- a c t X

631 79 41
                                    

FARHAN JAWAS

Membobol sistem keamanan sebuah bank, adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah, namun juga tak terlalu susah. Setidaknya, jika kau memang memiliki pengalaman di bidang itu.

Hal mendasar yang perlu diketahui adalah struktur dari sistem itu sendiri. Apa saja yang termasuk dan dilindungi oleh sistem, ke mana saja jaringan-jaringannya akan berjalan.

Dalam kasus bank ini, sistem keamanannya terpusat pada satu ruangan. Yaitu, sebuah ruangan yang terletak di lantai bawah, tepat di sisi kiri ruang utama, bersebrangan dengan tangga menuju lantai atas yang berada di sebelah kanan. Ini akan mempermudah, karena, dalam sekali retas, seluruh sistem yang bekerja dapat diblokir sepenuhnya.

Seperti yang sedang dilakukan Farhan sekarang. Saat ini, ia sedang berada di ruangan pusat sistem keamanan tersebut. Dengan lincah, jari-jarinya menari di atas keyboard, mengetikkan sederet kode yang terpatri pada layar komputer.

Sekilas, bibirnya menyunggingkan sebuah senyum tipis. Dia tak menyangka, bahwa pekerjaannya akan jadi semudah ini.

Saat ini, sudah berjalan beberapa jam sejak Farhan dan antek-anteknya mendobrak masuk dan menguasai bank ini. Sekarang, Fenly berada di lantai atas, mencoba membobol brankas yang ada di sana. Sementara itu, Fiki sedang berjaga di lantai bawah.

Sejauh ini, semua berjalan lancar. Dan Farhan belum mendapatkan laporan yang berarti dari Fenly maupun Fiki.

Farhan menghembuskan nafasnya, mengistirahatkan punggungnya sejenak pada kursi yang didudukinya. Dengan puas, ia memandang ke arah layar komputer yang berada di depannya itu. Di dalam layar tersebut, terdapat pemberitahuan bahwa sistem keamanan telah berhasil diblokir. Farhan merasa sedikit lega, meskipun ia tahu, masih banyak yang harus mereka bertiga lakukan, demi mencapai keberhasilan pada perampokan ini.

Namun, tetap saja, Farhan yakin bahwa mereka akan berhasil sampai akhir.

Tadinya, ia benar-benar berpikir seperti itu. Sampai tiba-tiba...

DOR!

Terdengar suara tembakan dari arah luar. Sontak, Farhan membelalakkan matanya.

Suara tembakan itu terdengar cukup dekat, sehingga Farhan dapat asumsikan bahwa tembakan itu berasal dari lantai bawah, bukan lantai atas.

Mendadak, jantung Farhan berderu lebih kencang. Bukankan lantai bawah itu tempat Fiki berjaga? Mengapa ada suara tembakan dari sana?

Jangan-jangan, Fiki...

Sontak, Farhan menggelengkan kepalanya dengan kencang. Ia sadar bahwa tak ada gunanya untuk terus bergelut dalam pikirannya sendiri. Lebih baik, ia segera bertindak untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

Ia pun segera keluar dari ruangan itu, meninggalkan segala aktivitas yang tadi. Ia bergegas menuju sumber dari suara tembakan tadi.

-

Farhan telah sampai di ruang utama lantai bawah, tempat Fiki ditugaskan untuk berjaga.

Dengan nafas terengah, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Dan, Farhan tidak berlebihan, kalau menyebut situasi yang ia lihat sekarang kacau-balau.

Orang-orang tidak ada lagi yang duduk diam di lantai, seperti saat Farhan terakhir meninggalkan ruangan ini. Semuanya terlihat panik, berhamburan tak beraturan. Kericuhan yang mereka buat menggema ke seluruh penjuru ruangan.

Farhan tidak habis pikir. Sebenarnya, bagaimana Fiki menjaga orang-orang ini? Kenapa bisa sampai begitu kacau?

Tunggu. Benar, orang-orang ini tidak mungkin menghasilkan kepanikan seperti ini, kalau tidak terjadi sesuatu. Farhan langsung teringat suara tembakan tadi. Dengan rasa gelisah di hatinya, ia pun segera mengarahkan matanya ke sisi lain ruangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heist | UN1TY (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang