- a c t I I

623 103 13
                                    

ZWEITSON THEGAR

"Maaf, mas. Kalau yang ini, kayaknya, belum bisa..."

"Apa???"

Pria berambut coklat itu membelalakkan matanya. Sungguh, dia tidak percaya! Ini sudah bank ke-3 yang ia datangi untuk mengajukan pinjaman. Masa, tidak ada satu pun yang tembus?

"Mbak, nggak bisa dicek lagi? Kali aja, masih bisa..." pinta Zweitson, yang hanya berakhir dikecewakan dengan gelengan kepala pegawai bank itu.

Zweitson menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ingin rasanya dia mengumpat sekeras-kerasnya. Harus bagaimana lagi dia? Ini benar-benar menyebalkan!

Padahal, yang dia inginkan hanyalah sedikit modal untuk membantu usaha ibunya. Sebulan yang lalu, uangnya masih cukup. Sampai datang seseorang yang menghancurkan semuanya. Ya, orang itu–Ahmad Fajri, teman sepermainannya sejak SMA.

Kalau saja bukan karena Fajri yang tidak tahu diri, ia tak perlu susah-susah seperti sekarang.

3 hari yang lalu...

"Mau ngapain ke rumah gue?"

Fajri baru muncul lima belas menit setelah membaca chat Zweitson, yang mengatakan bahwa dirinya telah berada di depan rumah Fajri.

Zweitson mengepalkan tangannya, mencoba untuk menahan emosi. Huh, sudah membuatnya menunggu lama sekali, apa anak ini tidak bisa bicara dengan lebih sopan sedikit?

"Bukain pintunya dulu, dong," pinta Zweitson, berusaha untuk tetap kalem.

Tanpa basa-basi, Fajri langsung menarik pagar rumahnya ke arah dalam, membiarkan Zweitson masuk. Ia pun mempersilahkan Zweitson untuk duduk di karpet ruang tamunya.

"Gue cuma mau...ngobrol bentar," ujar Zweitson, saat mereka berdua telah berada di dalam ruang tamu Fajri.

Zweitson berusaha untuk mengatur kata-katanya. Supaya, ia bisa memasuki topik yang sensitif ini dengan lembut dan perlahan.

Heist | UN1TY (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang