SEGA THREE GENERATION 4

0 0 0
                                    

"Tumben lo kesini"

Sega menatap Riyah yang sedang menyiapkan sesuatu untuknya.

"Numpang tidur" jawab Sega singkat
Riyah mengernyitkan dahi. Tidak biasanya Sega mendadak kesal. sejak kedatangannya, Sega tak bicara sedikitpun kecuali saat menjawab pertanyaanya.

Sega juga sedikit kesal dengan Riyah, sudah hampir 4 jam ia menetap di kediaman Riyah, namun gadis itu tak pulang pulang setelah pamit membeli kue.

"Lo marah?" Tanya Riyah hati hati, sambil menaruh kue kering yang tadi dibelinya.

Sega menggelengkan kepalanya, menyeruput kopi buatan Riyah yang sudah dingin.

"Lo beneran tidur di sini?" Riyah melihat Sega yang sedang menata bantal kursi untuk dijadikan tempat tidur.

Sega mengangguk. Riyah menghela nafas berat, "bener kata Mawar kalo lo nyusahin" Cibir  Riyah.

Sega menghentikan aktivitasnya, "gusah sebut nama itu" Sega mendadak marah.

Ia menatap langit langit rumah Riyah sambil rebahan menerawang kejadian tadi pagi.  "Gue kesel waktu Mawar ngusir gue, gak ada lembut lembutnya" keluh Sega yang mulai membuka suara.

Kekehan Riyah membuat sega bertambah kesal. Pasalnya gadis itu terlihat mengejeknya.

Riyah mengambil sepotong kue dan memasukkan kemulutnya. "Jadi ini sebab lo jadi pangeran es sesaat" ledek Riyah.

Sega memutar bola matanya malas. Ia merubah posisinya menjadi rebahan.
"Mawar kan emang gitu, mungkin lo belum terbiasa" jelas Riyah.

"Lo yakin tidur disini?" Ulang Riyah.

"Lo gasuka?" Sega mengubah posisinya menjadi duduk dan hendak berdiri, namun di sergah riyah.

"Maksud gue bukan gitu, lo nyaman tidur disini?"

"Lo minta gue tidur satu ranjang bareng lo" Sega bersedekap dada.

Riyah terbelalak dengan jawaban Sega, "Dasar mesum" pekik Riyah menyilangkan dada lalu berlari menuju kamarnya.

Rumah Riyah memang lebih luas dibandingkan Mawar. Mungkin tempat mawar hanya terdiri dari kamar tidur yang menyatu dengan ruang tv, dapur kamar mandi seperti kamar kos, namun ditempat Riyah terdapat sekat di setiap ruangan layaknya rumah mansusia.

Selang beberapa menit Riyah kembali, ia melemparkan selimut tepat mengenai kepala Sega.

"Shhh" pekik Sega, kali ini ia tidak tinggal diam. Sega ingin mengomeli Riyah, tapi gadis itu sudah pergi.

Perkataan Riyah benar, ia tak perlu sakit hati engan ucapan Mawar. Bukankah Mawar memang seperti itu.

Sega menatap langit langit rumah Riyah, dia masih belum ingat siapa dirinya dan sebab ia mati. Namun hanya satu nama yang membuat Sega berpikir, bahwa dia adalah kunci dari masa lalunya. "krystal" gumam Sega.

Hanya nama itu yang diingat Sega, bahkan itu bukan namanya. Ia yakin itu nama seorang perempuan. Dan lagi wajah Mawar, belakangan ini ia seperti familiar dengan wajahnya.

Sega menyadari kehidupan di alam gaib dan dunia nyata tidak jauh berbeda. Para hantu yang masih berada di dunia, mereka juga memiliki kehidupan yang harus diselesaikan.

Dia jadi penasaran, mengapa Riyah dan Mawar belum menuju ke akhirat. Mungkin ia berniat untuk menanyakannya lain waktu.

****

"Kenapa gue kepikiran terus" Riyah mematikan dan menyalakan lampu hampir 50 kali. Ia mengembuskan nafas berat dan beranjak ke dapur untuk mengambil air atau cemilan apapun yang bisa membuatnya ngantuk.

Sega Three GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang