SEGA THREE GENERATION 2

3 1 0
                                    

Mawar tak berhenti memikirkan nama yang pantas untuk SeBa yang beberapa hari ini terus saja mengikutinya. Ia harus segera mencarikan tempat untuk pemuda itu, sebelum timbul kecurigaan dari Ruwo kekasihnya.

"Ocong?" ucap Mawar asal bicara.

"Gak" jawab Sega singkat.

"Hasan?"

"Gak"

"Octopus?"

"Gak"

"Serah lo deh, males gue" Mawar beranjak pergi, namun tangannya di cekal oleh pemuda yang membuatnya naik darah akhir akhir ini.

"Sekali lagi, gue mau nama yang keren" mohonnya.

Mawar kembali duduk di sampingnya, ia mencoba mendinginkan kepalanya. "Gimana kalo Sega?"

"Gue bukan nasi" mimik wajah pemuda itu berubah.

" S E G A bukan N A S I"

"Kalo orang jawa bacanya sego, yang artinya nasi"

Kepala Mawar mendadak panas kembali. Ia hendak menyumpah serapahi pemuda di sebelahnya namun terhenti.

"Oke gue se7" pemuda itu menepuk bahu Mawar sok friendly.

"sekarang gue anterin beli baju" Mawar menarik pergelangan tangan Sega.

Setelah hampir 3 kali memutari pasar malam keramat, Mawar belum juga menemukan baju yang cocok untuk Sega entahlah hatinya merasa Sega harus sempurna malam ini.

Para setan pangkolan harus tau  betapa prefosionalnya jari jemari Mawar, yang mengubah upik abu menjadi seorang pangeran.

"Coba ke toko itu" tunjuk Mawar.
Sega menghela nafas kasar, baginya dunia nyata dan dunia gaib sama saja para kaum hawa tetap suka menghabiskan waktu untuk berbelanja. Tapi ia tak bisa menolak tawaran Mawar, entah kenapa kecantikan hantu itu begitu mengikatnya.

Ia sempat speechless saat pertama kali menginjakkan kaki di pasar Keramat, ternyata di dunia gaib juga ada pasar, toliet umum, terminal, becak, tukang siomay hampir semuanya mirip dengan kehidupan di dunia nyata.

Mungkin ia hantu beruntung di dunia ini, yang bisa di gandeng sana sini oleh hantu cantik yang menjadi pusat perhatian seluruh penjuru pasar.
"Hmmmm, ini terlihat manis" puji Mawar sambil merapihkan rambut Sega.

Setelan kemeja kotak kotak hitam bergaris cream yang terlihat pas di badan Sega yang putih,  lalu di padukan dengan celana jeans cream dan sepatu slip on putih.
Mawar menatap Sega dari atas rambut sampai ujung kaki. Mawar melepaskan satu kancing bagian atas dan menggulung lengan kemeja sega sampai ke siku.

Jujur ia sempat tersepona dengan ketampanan Sega, bagaimanapun juga ia memang lebih tampan dari Ruwo.

"Gue gasuka" Sega membongkar lengan kemeja yang tadi di gulung Mawar.

Mawar tak bergeming saat Sega melepaskan gulungan lengannya, biasanya ia akan marah jika sesuatu yang telah ia tetapkan dirubah. Sega menatap Mawar yang menatapnya tanpa berkedip, ia tersenyum manis, tangannya mengarah ke anak rambut yang menuutupi sebagian wajah Mawar.

"Walaupun gue udah mati, ketampanan gue tetep oke kan" Sega manaikkan alisnya menggoda Mawar.
Mawar tersadar dan menepis tangan Sega, "Masih keren cowok gue" sinis Mawar.

"Benarkah? Gue mau ketemu sama Ra…Rawis...Rawit..Rus-"

"Ruwo" potong Mawar cepat.

"Yaa itu lah, gue mau ketemu"

"Why? Buat apa"

"Menguji ketampanan" Bangga Sega sambil bersedekap dada.

Mawar menatap Sega dengan nyalang, jika Sega bertemu dengan Ruwo apa jadinya Mawar yang belum mwmikirkan alasan yang pas karena beberapa hari ini tidak menemui Ruwo, dan kembali dengn seorang SeBa.

Sega Three GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang