#SEGA THREE GENERATION 1

5 1 0
                                    

"AKU SIAPA ANJIR" teriak pemuda yang hanya mengenakan kaos putih dan celana boxer di pinggir terotoar.

Sejak tadi ia mencoba berbicara kepada semua orang, siapa dirinya? Dan dia dimana? Namun satu orang pun tidak ada yang menjawab bahkan sekedar meliriknya.

Pemuda itu menghela nafas gusar, tatapannya menghadap ke langit malam. Berbagai pertanyaan muncul dibenaknya, apa ia sudah mati? Namun ingatannya benar benar hilang bahkan ia tak mengingat namanya sendiri.

Ia berusaha mengingat kejadian sebelum ia disini, namun sepotong gambaran saja tidak di tayangkan. Ia berbalik menghadap laut lepas, memegang gagang jembatan dan memanjat satu pembatas lalu merentangkan tangan.

"Mau mati lagi ?" tegur seseorang.
Saat pemuda itu mencari siapa yang berbicara padanya, ia tertegun sebentar memastikan apa penglihatannya tidak salah.

"AAAAAAA...... SETAAAAANNNN" teriaknya heboh, ia berbalik dan berlari menjauhi 2 orang perempuan yang ia yakini mereka bukan manusia.

"Eh anjim, Lo juga setan" cibir perempuan itu sambil bersedekap dada.

"Lo gamau bantu jelasin kedia? Kasian, kayaknya dia SeBa" tutur Riyah, yang memandang iba kepada pemuda yang lari terbirit birit, setelah melihatnya dan Mawar.

Mawar mengacuhkan pertanyaan Riyah. Dia masih tersulut emosi dengan sebutan pemuda tadi. Hmm sebenarnya tidak ada yang salah bukan? Disini memang benar Riyah dan Mawar bukanlah manusia.

"Di sini cuman gue yang cantik, bahkan dari lo tetep gue yang cantik. Kenapa dia teriak sampek kayak gitu sih" tatapan Mawar tak lepas dari pemuda yang berlari menjauhinya.

"Ya kan dia gatau, kalo dia udah tau mungkin aja dia mau jadi pacar lo" Riyah terkikik geli, masih melihat pemuda tadi yang masih berlari dan jangan lupakan teriakannya sambil menarik celana boxernya yang hampir melorot.

Mawar memandang Riyah, Tak suka dengan candaan sahabatnya itu. Bagaimana dengan Ruwo yang sudah menjadi kekasihnya selama ini.

"Apa salahnya sih War bantu sesama, dulu waktu lo hidup jarang bantu orang kan ?" tebak Riyah.

"Lo suka sama dia? Lo jadi setan sama manusia gak ada bedanya. Masih hobi yang namanya baper" sinis Mawar.

"Kenapa ga lo aja sih" tambah Mawar kian bengis.

"Eh mbk Mawar ga kebalik? Yang suka gangguin om om di jembatan cuman lo, yang hobi nangis gara gara di cuekin Ruwo cuman lo, yang tadi marah duluan juga lo, jadi yang baper lo." Tunjuk Riyah tepat di wajah Mawar.

"Gue ga doyan sama begituan, gue mau insaf biar masuk surga. Ga kayak lo jadi setan sama manusia ga ada bedanya, sama sama gapunya akhlaq." Lanjut Riyah.

"Iya iyaa. Bentar, gue mau cari mangsa" Mawar memilih mengalah. Jika perdebatan ini terus berlangsung, ga enak di denger sama manusia.

****
Mawar menatap manusia yang berlalu lalang di jembatan Siliayar, setelah kepergian Riyah ia menjadi tidak fokus dengan mangsanya. Setiap kali ia ingin melancarkan aksinya selalu saja gagal. Apa yang terjadi dengannya.

Kali ini pasti berhasil, batinnya.

Ia mendekat ke salah satu manusia yang sedang mengangkat telfon tak jauh darinya. Incaran yang cukup pantas. Seorang pemuda dengan paras menawan yang kali ini dipilih Mawar.

Ia memang pemilih dalam hal mencari mangsa. Tujuannya agar darah yang keluar dari tubuh mangsanya dapat memberi kecantikan yang lebih sempurna.

Dengan langkah bak Miss Indonesia, Mawar mendekat kearah pemuda itu dan langsung duduk di boncengan motornya. Tak tinggal diam, Mawar memeluk pemuda itu dari belakang, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pemuda itu.

Sega Three GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang