Krystal menatap jendela kaca di sampingnya yang langsung mengarah kearah balkon kamar. Hatinya sakit tapi ia tatau apa yang membuatnya sakit.
Hembusan AC menembus kulit pucatnya di balik selimut. Ia melilitkan selimut itu lebih kuat. Krystal tersenyum, "Sega apa Krystal masih cantik?"
Seorang yang dipanggil Sega itu mengangguk, "Seperti biasanya" tangannya terulur mengusap puncak kepala Krystal.
"Kapan Krystal bisa keluar dari sini?"
"Sebentar lagi"
"Sega tau, Krystal kecewa berat sama papa mama yang bawa Krystal kemari" keluh gadis itu. Ia ingat saat papanya menyeretnya paksa dari pintu utama saat sedang bersama dengan Sega.
"Jangan sedih"
"Sega inget nggak waktu Krystal brontak dari mereka, mama bilang apa?"
Krystal ingat betul tatkala mama yang sangat ia sayangi menamparnya dan mengatakan, "Sudah cukup dengarkan mama, kamu harus pergi dari rumah ini sebelum reputasi ayahmu hancur. Kamu tau apa yang sudah kamu lakukan kemarin malam?", Krystal tersenyum mengingat perkataan mamanya.
Sangat jarang bagi Krystal untuk berjumpa dengan orang tuanya walaupun hidup dalam satu atap. Ia merasa selalu patuh akan perintah mereka dan tak pernah meminta ini itu pada mereka.
Flashback on
"Gimana Krystal cantik?" Tanya gadis itu ke pelayan rumah yang berlalu lalang.
Semua pelayan di rumah itu mengangguk ketika sang nona muda bertanya kepada mereka.
"Nona muda, berhentilah bertingkah konyol kau sangat cantik hari ini" ucap salah satu pelayan yang membelakangi Krystal.
"Bibi Rosella" pekik Krystal girang, ia berlari memeluk pelayan yang tadi memujinya ralat lebih tepatnya pengasuh pribadi Krystal.
Krystal sangat menyayangi Rosella seperti ibu kandungnya sendiri. Rosella yang selama ini menjaganya, membimbingnya, menemaninya dalam keadaan apapun.
Gadis itu selalu marah jika Rosella memperlakukannya seperti ratu, ia ingin Rosella mempelakukannya seperti anaknya sendiri.
"Berhentilah mengganggu mereka bekerja dengan pertanyaan konyolmu" kekeh Rosella.
Krystal melepas pelukannya dan menatap Rosella, "Bibi apa aku benar benar cantik?" Tanya Krystal sekali lagi.
Rosella menggelengkan kepala, "Iyaa sayang kau sangat sangat sangat cantik seperi mama mu, untuk apa kau menanyakan itu berulang kali"
Krystal tampak berpikir, "Aku harus tampil cantik dihadapan kekasihku bukan?"
Rosella mengangguk angguk, sejenak Rosella heran, "Kekasih? Apa kau punya kekasih?"
"Iya" jawabnya cepat.
Rosella dibuat bingung kembali, Kekasih? Setaunya Krystal sendiri tidak memiliki teman selain pengasuh pengasuhnya. Krystal selalu dilarang bermain di luar rumah alasannya agar para pesaing bisnis Papanya tidak dapat mengetahui identitas Krystal yang memungkinkan terjadi hal hal yang tidak diinginakan.
Belum sempat Rosella bertanya kembali. Krystal menunjuk pintu utama yang berada di lantai bawah. "Itu dia"
"SEGAAA" teriak Krystal lantang. Ia berlari menuruni tangga dengan mengangkat sedikit gaunnya agar tidak terinjak olehnya.
Semua penghuni ruangan di lantai bawah kaget dengan teriakan gadis itu, namun tak lama kemudian mereka terpana akan kecantikan yang dimilikinya.
"Apa apaan ini? Apakah dia putri tunggal keluarga Zavier yang jadi isu beberapa tahun lalu" gumam seseorang yang terdengar langsung oleh Lucas Zavier papa Krystal.
Lucas menggeram dan menatap nyalang para pengasuh yang berada di lantai atas, "Dasar tidak becus" gumamnya lirih.
Rosella yang sempat syok beberapa detik langsung tersadar dan bergegas menyusul Krystal. Ia adalah kepala pengasuh yang di beri tanggung jawab agar Krystal tidak turun ke lantai bawah karena banyak kolega bisnis papanya.
Sampai di anak tangga terakhir Rosella berhenti. Lagi lagi ia dibuat Syok dengan tingkah laku Krystal.
Dapat semua orang lihat bahwa Krystal sedang memeluk seseorang sambil berkata "Sega apakah aku cantik?"
Bukan perkataannya yang membuat semua orang kaget, namun orang yang dipeluknya.
Itu bukan manusia, apakah itu hantu? Mengapa semua orang tidak dapat melihat orang yang sedang dipeluk Krystal.
Krystal terlihat melepas pelukannya, dan tersenyum kepada semua orang. "Hai semuanya, dia kekasih Krystal namanya Sega" ucap Krystal bangga dengan tangan yang sepertinya sedang menggenggam tangan seseorang.
Apa yang dilihat Krystal tidak dapat dilihat semua orang. Semua orang hanya tau jika krystal tengah memeluk dan menggenggam angin.
Lucas yang masih sadar akan keterkejutan semua orang melangkah kearah Krystal dengan amarah yang menggebu. Ia menyeret gadis cantik itu dengan kasar tak memperdulikan tatapan dan gunjingan semua orang.
Flashback off
"Udah?" Lamunan Krystal terhenti kemudian ia mengangguk.
"Baru satu hari Krystal disini rasanyaa udah lamaaaa banget, Krystal kangen Bibi Rosella"
*****
"Dok, anda sedang apa?" Orang yang dipanggil dokter itu tersentak.
Dia menatap bawahannya dan gadis yang sedang berbicara sendiri di ruangan 306 secara bergantian. Mengkode bawahannya bahwa ia sedang bertugas.
Seakan mengerti, maksud dari tatapan atasannya ia mengangguk. "Namanya Krystal Zava zavier", ucapnya membolak balik lembar identitas yang di bawanya.
"Umur 20 tahun, Anak tunggal dari Lucas Zavier, Gangguan mental hal--"
"Cukup, tolong bawa berkas itu ke meja saya" perintah Dokter itu.
"Baik dok" ia menuruti perintah atasannya.
Kakinya melangkah kearah ruangan yang bertuliskan Dokter Aldebaran M.Psi kemudian menaruh berkas yang diminta Dokter Aldebaran dan segera pergi dari ruangan itu.
Setelah membaca semua berkas tentang pasien yang baru ia ketahui namanya Krystal. Ia merasa ada yang aneh dengan kasus gadis itu. Penjelasan dari orang tuanya dengan apa yang baru saja ia lihat sepertinya tidak terlalu buruk.
Bahkan jika dibilang gila, ia tidak sepenuhnya gila. Tidak ada kejadian yang membuat gadis itu mengalami hal buruk atau traumatis berat. Bahkan hidup gadis itu terbilang mewah yang seharusnya membuat dirinya merasa aman dan nyaman.
Tunggu apa ini "Nb Dokumen ini bersifat rahasia dan tidak boleh dibocorkan kepada siapapun"
Aldebaran berdecih, "Bahkan jika disogok pun aku tidak akan membocorkan identitas pasien ku"
"Permisi Dok, maaf menganggu. Sesuai data yang sudah saya terima dari bagian administrasi minggu ini ada 5 pasien baru yang ditempatkan dibagian kita, Ada 15 pasien yang menunggu untuk pemeriksaan fisik, dan sisa 5 pasien yang masih berada di tahap tes penunjang" jelas perawat Sisil.
"Saya sendiri yang akan menangani pasien kemarin" final Aldebaran.
Sisil mengangguk. "Baiklah jika anda membutuhkan saya, saya siap membantu, permisi" pamit Sisil setelah memberikan dokumen yang tadi ia bawa.
"Krystal, menarik juga" gumam Aldebaran menimang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sega Three Generation
Gizem / GerilimBagaimana jika ada seorang perempuan yang berambisi untuk melawan takdir? Perempuan yang rela melepaskan 7 kehidupannya, hanya demi kekasih yang ia cintai. Entah manusia yang di butakan oleh cinta atau cinta yang membutakan manusia. Dia Krystal Zav...