Usai membersihkan diri dan berganti pakaian, Atalie mengajak Loretta berkeliling kota agar pikiran gadis itu kembali jernih. Lalu melupakan hal-hal yang membuatnya bingung hingga selalu merasa berada di dalam mimpi.
Atalie bilang, mungkin saja Loretta kelelahan akibat terlalu banyak bekerja sehingga gadis itu mengalami mimpi buruk, dan berakhir mengalami halusinasi. Loretta sendiri tidak menyangkal karena pikirannya sekarang terasa mengambang, seolah-olah ada lubang besar di sana yang membuatnya tampak seperti orang linglung.
"Sudah, jangan terlalu memikirkan mimpi burukmu. Nikmati saja pemandangannya agar pikiranmu menjadi lebih segar," Atalie kembali memberi saran. Sekarang ini dia sedang memandu Loretta berkeliling di sekitar pasar agar Loretta bisa sekalian cuci mata.
"Apa kau mau melihat-lihat gaun hasil rancangan ibuku? Mungkin itu bisa sedikit menghilangkan stresmu," usulnya yang dijawab gelengan kepala oleh Loretta. Wajah gadis berambut hitam itu masih terlihat suram, membuat Atalie jadi prihatin.
Maka dari itu Atalie memutuskan untuk membeli dua buah cotton candy, lalu memberikan yang satunya pada Loretta. "Coba makan ini," pintanya.
Loretta memandang makanan berwarna merah muda tersebut dengan wajah lurus. Namun, karena sepertinya Atalie sudah berusaha untuk membantunya, Loretta lekas mengambil dan langsung memakannya meskipun dia tidak bernafsu.
"Bagaimana? Manis 'kan?" Atalie menebak dengan wajah ceria. Makanan manis memang selalu membuat mood-nya menjadi lebih baik.
Sejujurnya Loretta lebih menyukai makanan pedas ketimbang manis. Namun, tak urung dia tetap mengangguk. "Manis."
Seketika Atalie langsung tersenyum lebar. Dia kemudian menarik lengan Loretta untuk kembali menjelajahi pasar lebih jauh. Mereka berjalan ke sana-kemari sembari mencicipi setiap jajanan pasar yang mereka lewati.
Di tengah-tengah itu, tiba-tiba Loretta penasaran akan satu hal. "Rasanya seharian ini aku tidak melihat Steve, ke mana dia? Bukankah kalian berdua selalu nempel?"
Langsung saja Atalie melotot akibat kalimat terakhir yang diucapkan Loretta. 'Apa kami terlihat sebucin itu?' batinnya, merasa malu sendiri. "Ah, dia sedang di akademi sekarang. Mungkin akan pulang saat sore nanti."
Kedua alis Loretta mengernyit bingung, "Akademi? Kau tidak ke sana juga?" tanyanya lagi. Merasa kurang paham kenapa Atalie malah bersantai jalan-jalan dengannya di saat Steve justru sedang pusing memikirkan pelajaran di Akademi.
"Hee? Bukankah Akademi hanya untuk laki-laki? Apa kau juga lupa pada hal seperti itu?" ucap Atalie seraya menatap Loretta heran. Bagaimana bisa sahabatnya ini melupakan banyak hal dalam satu hari?
Kini Loretta menaikkan sebelah alisnya, "Hm ... entahlah, rasanya aku jadi tidak paham sama sekali dengan kehidupan di sini. Semuanya terasa asing dan familiar di saat yang bersamaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oblivion : Step Into Classic Imperial Palace
FantasyYang Loretta ingat, dia menangis di taman. Sendirian. Tapi kenapa saat dia membuka mata semuanya berubah, secara drastis. Loretta tentunya bingung setengah mati, semua orang bersikap aneh dan dia merasa asing. Kota tempat tinggalnya, kenapa berubah...