(01 : Ada apa?)

853 83 5
                                        

Hwang Eunbi ...

Semua orang mengenal dia dengan sebutan Sinb. Sinb itu mempunyai arti misterius, sama seperti kepribadian gadis itu. Gadis petakilan yang selalu menyebut dirinya pendiam. Ya, begitulah ... sulit ditebak.

Dia terbangun dari tidur panjangnya, tentu saja panjang. Selama berjam-jam dia tidur di ranjang QueenSize yang terbilang besar dan mewah. Sesuatu membebani keadaannya, dia malah merasa asing dengan tempat nya sendiri. Mengapa bisa?

Tok! Tok! Tok!

Sinb menoleh ke sumber suara, dia tidak berniat untuk menjawab. Dia memilih bangkit dan mengambil tongkat besi yang akan ia gunakan untuk memukul siapapun di luar sana. Dia sudah berjalan mengendap-endap, kedua tangannya mengepal kuat batang besi itu.

"Siapa?" tanya Sinb hati-hati.

"Ayo cepat buka pintunya, eoh. Apa kau akan tetap di kamar? Ini sudah hampir sore, kita akan mengisi jadwal!"

Sinb membuka kunci pintu, kemudian mematung saat melihat seorang gadis jangkung berdiri di hadapannya. Bisa dibayangkan seberapa pendeknya Sinb ketika bersama gadis itu? Gadis bernama Kim Sojung atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Sowon.

"Kau ingin membunuhku?" tanya Sowon, melihat tongkat besi itu berada di tangan Sinb.

Sinb menurunkan tongkat itu dengan perlahan. "Maaf? A-apa kita mengenal satu sama lain?"

Pertanyaan bodoh itu membuat Sowon yang semula serius mendadak luluh. Dia kini tertawa sambil menggelengkan kepalanya, meraih bahu Sinb kemudian menepuknya dengan pelan.

"Jangan membual, Hwang Eunbi. Kita jelas saling mengenal, aku Sowon-eonie."

"Tapi, aku tidak mengenalmu."

Tawa Sowon terhenti, pandangan matanya mulai meneduh. Ia perhatikan Sinb dari atas hingga bawah, mulai memeriksa manik hazel milik salah satu anggota grupnya. Benarkah?

"Hwang Eunbi?" tanya Sowon.

"Itukah namaku?"

"Oh tidak, jangan bermain-main denganku!" pekik Sowon sambil memukul dada Sinb.

"Aww!! Kau menyakitiku." Sinb tidak membalas, malah meringis sambil mundur menjauh.

Ya ...

Dia memang bukan Sinb.

Sowon tertawa palsu. "Ayolah, Hwang! Jangan bercanda, sore ini kita akan mengisi jadwal."

"Serius, mengapa kau bersikap seolah kita adalah orang yang saling mengenal?" tanya Sinb yang seketika membungkam mulut Sowon.

Menghening untuk beberapa detik, hingga tangan Sowon terangkat dan menggenggam kedua bahu Sinb. Sowon memberikan tatapan lembut, tatapan yang selalu ia berikan kepada Sinb.

Kepala Sinb seperti dihantam sebuah benda keras, membuat dia terpejam dan hampir saja tubuhnya ambruk. Beruntung Sowon menggenggam bahu nya dengan kuat, mempertahankan Sinb dari ketidaksadaran.

"K-kau kenapa?" tanya Sowon cemas.

Sinb memijat pelipisnya. "Eoh, Sowon-eonie? Mengapa kau menggenggam bahu ku?"

"Hwang Eunbi kau ... "

"Lepaskan! Jam berapa sekarang? Oh tidak, aku harus bersih-bersih untuk pergi mengisi jadwal." Sinb bringsut. "Apa-apaan ini?!" Sinb melempar tongkat besi dari tangannya.

Sowon?

Dia menjadi patung bernyawa yang sedang menyaksikan peristiwa langka. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan sikap Sinb, yang bisa seenaknya berubah.

Bring Back My MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang