"Yang hadir belum tentu jadi takdir."
***
3 minggu berlalu...
Seperti hari-hari sebelumnya Yoo Ra memutuskan untuk tidak kemana-mana dan hanya berdiam diri di rumah.
2 minggu yang lalu, Siyu mengatakan dia harus menjaga keluarganya yang sedang sakit parah di Rumah Sakit. Bahkan mungkin tidak akan mempunyai waktu untuk bertemu dengan Yoo Ra. Dan tentu saja hal itu membuat Yoo Ra semakin mager untuk keluar. Menurut Yoo Ra, bepergian sendirian itu tidak seru.
Apakah dia harus mengajak Nathan?
Tidak mungkin. Nathan sepertinya sibuk dengan tugas kuliahnya.
Yoo Ra kembali merebahkan dirinya di kasur, sangat malas untuk bergerak di pagi hari seperti ini. Biasanya Mingrui yang akan mengingatkannya untuk tidak telat sarapan dan berolahraga, namun kini perhatian tersebut tidak akan Yoo Ra dapatkan lagi. Mereka kini benar-benar usai, Bahkan untuk sekedar menyapa saja, Yoo Ra enggan melakukannya.
Demi Tuhan, Yoo Ra sangat menyesal, seandainya saat itu dia tidak mengatakan untuk putus dengan Mingrui, hal seperti ini tidak akan terjadi dan membuat Yoo Ra menjadi patah hati.
Ting
Sebuah pesan masuk dari Siyu membuat Yoo Ra segera mengecek ponselnya.
Siyu
| Jangan lupa sarapan, Ra! Berpura-pura
bahagia juga butuh tenagaYoo Ra tersenyum simpul membaca pesan dari Siyu, "Kayaknya cuman lo yang bener-bener ngerti perasaan gue." Ucapnya.
Tangannya kembali terulur kemudian mengetik sebuah pesan balasan untuk Siyu.
Iya, gimana keluarga lo? Dah baikan? |
Sebenarnya Yoo Ra sangat ingin menanyakan siapa keluarga Siyu yang sedang sakit, Atau keluarganya itu sakit apa sehingga dia harus dirawat sangat lama.
Tapi sepertinya pertanyaan itu kurang sopan, tentu saja Yoo Ra mengerti apa yang dimaksud dengan Privasi.
Siyu
| Keadaannya mulai baik kok
| Lo juga harus jaga kesehatan ya!
| Jangan sampai sakit atau matiTumben lo merhatiin gue |
Ada apa nih? Wkwkwk |Siyu
| Apaansih
| Kagak ada apa apaYaudah, gue makan dulu ya |
Siyu
| Yaudah, sana hushYoo Ra memayunkan bibirnya lalu tersenyum sekilas.
Yoo Ra lalu melangkahkan kakinya menuju lantai bawah, berniat untuk sarapan. Namun saat melangkah melewati tangga, ponselnya kembali berdering. Papanya menelepon.
"Halo?"
"Yoo Ra, kamu lagi dimana?"
"Di rumah kok, gak keluar-keluar."
"Wah kebetulan sekali, Papa mau kamu urus berkas-berkas persetujuan dengan Perusahaan Mingrui, hari ini."
"Kok aku? Malas ah."
"Kenapa? Takut ketemu sama Mingrui?"
Wajah Yoo Ra seketika menjadi datar, setelah dia putus dengan Mingrui, Yoo Ra menjadi sensitif. Apalagi dengan hal-hal yang berkaitan dengan mantannya itu.
Tapi... Darimana Papanya mengetahui bahwa Yoo Ra takut untuk bertemu dengan Mingrui?
"Kok Papa tau?" Jawab Yoo Ra kembali setelah terdiam beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy; Mingrui
FanfictionS l o w u p d a t e "Susah ya, ngomong sama orang yang cuma mikirin perasaannya aja" "Terus lo anggap perjuangan gue selama ini apa? Bukan perasaan?" "Kita udahan aja" Up sesuai mood! Jarang Up jadi harus sabar ya. # 1 - eternallove [27072020] # 8...