26

309 42 26
                                    

"Yang hadir belum tentu jadi takdir."

***

3 minggu berlalu...

Seperti hari-hari sebelumnya Yoo Ra memutuskan untuk tidak kemana-mana dan hanya berdiam diri di rumah.

2 minggu yang lalu, Siyu mengatakan dia harus menjaga keluarganya yang sedang sakit parah di Rumah Sakit. Bahkan mungkin tidak akan mempunyai waktu untuk bertemu dengan Yoo Ra. Dan tentu saja hal itu membuat Yoo Ra semakin mager untuk keluar. Menurut Yoo Ra, bepergian sendirian itu tidak seru.

Apakah dia harus mengajak Nathan?

Tidak mungkin. Nathan sepertinya sibuk dengan tugas kuliahnya.

Yoo Ra kembali merebahkan dirinya di kasur, sangat malas untuk bergerak di pagi hari seperti ini. Biasanya Mingrui yang akan mengingatkannya untuk tidak telat sarapan dan berolahraga, namun kini perhatian tersebut tidak akan Yoo Ra dapatkan lagi. Mereka kini benar-benar usai, Bahkan untuk sekedar menyapa saja, Yoo Ra enggan melakukannya.

Demi Tuhan, Yoo Ra sangat menyesal, seandainya saat itu dia tidak mengatakan untuk putus dengan Mingrui, hal seperti ini tidak akan terjadi dan membuat Yoo Ra menjadi patah hati.

Ting

Sebuah pesan masuk dari Siyu membuat Yoo Ra segera mengecek ponselnya.

Siyu
| Jangan lupa sarapan, Ra! Berpura-pura
   bahagia juga butuh tenaga

Yoo Ra tersenyum simpul membaca pesan dari Siyu, "Kayaknya cuman lo yang bener-bener ngerti perasaan gue." Ucapnya.

Tangannya kembali terulur kemudian mengetik sebuah pesan balasan untuk Siyu.

Iya, gimana keluarga lo? Dah baikan? |

Sebenarnya Yoo Ra sangat ingin menanyakan siapa keluarga Siyu yang sedang sakit, Atau keluarganya itu sakit apa sehingga dia harus dirawat sangat lama.

Tapi sepertinya pertanyaan itu kurang sopan, tentu saja Yoo Ra mengerti apa yang dimaksud dengan Privasi.

Siyu
| Keadaannya mulai baik kok
| Lo juga harus jaga kesehatan ya!
| Jangan sampai sakit atau mati

Tumben lo merhatiin gue |
Ada apa nih? Wkwkwk |

Siyu
| Apaansih
| Kagak ada apa apa

Yaudah, gue makan dulu ya |

Siyu
| Yaudah, sana hush

Yoo Ra memayunkan bibirnya lalu tersenyum sekilas.

Yoo Ra lalu melangkahkan kakinya menuju lantai bawah, berniat untuk sarapan. Namun saat melangkah melewati tangga, ponselnya kembali berdering. Papanya menelepon.

"Halo?"

"Yoo Ra, kamu lagi dimana?"

"Di rumah kok, gak keluar-keluar."

"Wah kebetulan sekali, Papa mau kamu urus berkas-berkas persetujuan dengan Perusahaan Mingrui, hari ini."

"Kok aku? Malas ah."

"Kenapa? Takut ketemu sama Mingrui?"

Wajah Yoo Ra seketika menjadi datar, setelah dia putus dengan Mingrui, Yoo Ra menjadi sensitif. Apalagi dengan hal-hal yang berkaitan dengan mantannya itu.

Tapi... Darimana Papanya mengetahui bahwa Yoo Ra takut untuk bertemu dengan Mingrui?

"Kok Papa tau?" Jawab Yoo Ra kembali setelah terdiam beberapa saat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Redamancy; MingruiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang