hey!

856 30 0
                                    

Pagi terasa begitu cerah, secerah wajah Luhan yang tersorot cahaya matahari. Tak ada yang bisa mengalahkan sinar terang dari wajah Luhan. Semua terasa begitu ringan menyenangkan pergi kesekolah meski di hari senin. Hari yang biasanya dipenuhi dengan keluhan bagi kebanyakan murid sekolah.

Namun, ada saja penjahat dalam cerita yang bahagia meski itu cerita anak-anak. Seorang laki-laki tinggi berambut coklat dengan terburu-buru berlari kearah sekolah yang sudah tampak gerbang depannya. Dan mau tidak mau Luhan yang berjalan dengan langkah riang gembira terjatuh. Senyumnya memudar, samar, hilang, dan berubah menjadi amarah.

" Hey! Yak kau tidak liat ada orang di sini! Hah?! Ini masih pagi tidak perlu terburu-" omongannya terputus

"Mian, aku mohon maafkan aku, aku sedang buru-buru. Mian!" potong murid laki-laki itu sambil berlari meninggalkan Luhan yang masih tak percaya

"Apa? Dia meninggalkanku sendirian? Hey, tapi siapa namja tadi? Aku tak pernah melihatnya."

Tanpa ia sadari sekolah sudah mulai ramai, murid-murid berdatangan masuk melewati gerbang dimana Luhan terjatuh dan seorang perempuan cantik mendatanginya

"Lu? Apa yang kau lakukan disitu? Kau sedang mengemis? Astaga Luhan, kupikir kau orang kaya..,"

"Yak, Choi Sulli hentikan! Kau teman atau apa sih, sekarang bantu aku berdiri" rajuk Luhan dengan tampang melas

"Baiklah, tapi kau harus ceritakan apa yang terjadi sampai kau terjatuh dan melamun seperti itu"

"Hmm,.. Cepat bantu aku" Sulli hanya memutar bola matanya kesal melihat expresi Luhan yang mem-pout kan bibirnya. Luhan memang selalu mengeluarkan jurus imutnya jika ia minta bantuan, dan tak ada seorangpun yang mampu mengelaknya.

"Sulli, sedang apa kau dengan cowok jadi-jadian itu?" seorang lelaki yang tak kalah imut dan tak kalah ingin dibilang 'manly' itu mendekati Sulli yang berusaha memapah Luhan ke kelas.

"hey!hey! Siapa yang kau bilang cowok jadi-jadian! Kau tidak cukup manly untuk mengataiku seperti itu"

"Sulli untuk apa kau memacari orang seperti dia, dia jahat" lanjut Luhan dengan tangisan yang dibuat-buat

"Oppa~ hentikan, kau lebih baik bantu aku membawa Luhan ke kelas"

"Ta-tapi.. Baiklah demi Jinri tersayang" Taemin pacar Sulli itu mengedipkan matanya, Sulli tersenyum malu sedangkan Luhan yang melihat tingkah Taemin merasa ingin muntah 'ew'

Sesampainya di kelas, Luhan duduk dibangku biasa. Tak ada yang menjadi teman satu mejanya. Bukan karena teman sekelasnya yang membenci Luhan, tapi jumlah siswa yang menjadikannya duduk tanpa pasangan. Sulli? Tentu saja ia duduk dekat Taemin, meski dulu sebelum Sulli pacaran dengan Taemin sesekali Sulli duduk dengan Luhan. Benar, Sulli adalah sahabat satu-satunya yang Luhan miliki sejak kecil. Namun jangan salah, sejak Sulli dekat dengan Taemin secara otomatis mereka bertiga menjadi bersahabat. Taemin memang suka sekali menjahili Luhan namun pada dasarnya mereka semua teman, ya, berteman.

Kembali ke suasana kelas yang riuh, guru masuk dengan senyum mencurigakan. Bagaimana tidak? Guru se-killer Do sonsaengnim yang melihat tatapannya saja mengerikan, bisa tersenyum seperti itu. Tanda tanya mulai keluar dari otak masing-masing murid yang menjadi teman sekelas Luhan, tak terkecuali Luhan.

"Tidak usah mengerutkan dahi kalian, karena sonsaengnim akan mengenalkan murid baru pindahan dari Canada." murid-murid dengan serentak meng'oh'kan pernyataan Do sonsaengnim
"Sehun, silahkan masuk dan perkenalkan dirimu" Ucapnya ramah dan lembut, seisi kelas yang mendengar berbisik-bisik mendengar suara Do sonsaengnim yang terdengar aneh terlalu dilembut-lembutkan. Namun dengan death-glarenya semua murid kembali diam.

we are just... friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang