Bab 6

111 12 2
                                    

Hari ini Letta memutuskan untuk berkunjung kerumah Alex, papanya. Tapi sebelum itu ia pergi kesalon dulu untuk memanjakan dirinya sembari menunggu Aldo menyelesaikan pekerjaannya di bengkel.

"Selamat datang di salon kami, ada yang bisa kami bantu?" Ucap resepsionis itu pada Letta.

"Saya mau cat rambut." Jawabnya.

"Baik mba silahkan duduk disebelah sana, sambil menunggu namanya dipanggil ya." Tak lama Letta menunggu kini ia pun dipanggil.

"Nyonya Aletta, mari." Ucap sang pegawai sambil menunjukkan jalan menuju kedalam.

Saat berjalan kesana ia berpapasan dengan seorang wanita.

"Segitu dendamnya ya lo sama gue sampe ngga dateng ke acara penting gue? Seenggaknya coba hargai papa karna bujuk gue buat ngundang lo ke acara nikahan gue." Ucap seorang wanita itu sambil menghadang Letta.

"Gue ngga di Indo." Jawab Letta.

"Ck. Nggak tau diri ya lo. Lo tau ga papa itu kecewa karna lo ngga hadir, dia nunggu in lo lobby lama banget, seenggaknya kabarin papa kalo emang lo ngga hadir."

"Kayanya lo ngarep banget ya kehadiran gue? Emm atau mau pamer suami lo ke gue? Atau mau pamer kalau acara lo dibuat mewah sama papa?"

"Ngga usah kepedean, lagian mana tertarik suami gue sama cewe urakan kaya lo!"

"Emm okey kita liat nanti ya sista, siapa sih yang bisa nolak pesonanya Aletta Mauren." Ucap Letta sambil menepuk pundak Elsa dan melenggang pergi meninggalkannya yang membuat Elsa kesal.

"Wah mba Letta, gimana kabarnya?" Ucap si pegawai.

"Baik, lo gimana kabarnya Sila?" Jawab Letta sambil tersenyum

"Aku baik, eh ini mau di cat warna apa rambut nya?"

"Emm, menurut lo gue cat warna apa Sil? Bingung banget soalnya semua udah pernah dicobain." Kekeh Letta.

"Gimana kalau ash blue grey? Kayanya cocok banget di pake mba Letta."

"Yauda boleh." Putus Letta.

"Mba Letta auranya beda loh sekarang." Ucap Sila, pegawai salon yang selalu menanganinya.

"Hah? Beda gimana Sil?" Ucap Letta sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ya beda aja gitu mba, kaya makin menguar gitu auranya. Makin cantik." Kekeh Sila.

"Bisa aja, dari dulu kali gue cakep." Ucap Letta sambil tertawa renyah.

"Emang sih, tapi sekarang makin cantik lagi gitu loh mba."

"Heuu udah ah." Kekehnya. "Btw lo kapan nikah Sil?" Lanjutnya.

"Masih belom dapet calon mba." Kekeh Sila.

"Masa sih? Prasaan lo cakep kok belom dapet cowo si?"

"Lebih cakep mba Letta lah."

"Lahh, kan gue bilangnya elo, gimana sii." Ucap Letta yang membuat Sila tersenyum. "Nanti kalo nikah cari suami yang bener bener sayang sama lo, yang pekerja giat, yang sayang sama keluarga lo, bisa nerima baik buruknya lo. Gue jamin lo bakal bahagia, jangan cari yang cakep doang tapi dongo."

"Aku harap juga dapet yang kaya gitu mba, semoga tuhan kabulin permintaan aku hehe. Btw mba Letta kapan nih isinya?"

"Isi apaan?"

"Debay." Kekeh Sila.

"Ngga tau, kapan pun gue dikasih bakal gue terima. Gue juga nunggu kehadiran dia." Ucapnya sambil mengelus perutnya.

Aletta's SquelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang