Bab 8

26 4 1
                                    

ATTENTION!

Sebelumnya aku mau minta maaf karna lama nggak up cerita, jujur aja aku bingung mau nerusin apa enggak karna yang baca cuma baca aja nggak komen, nggak vote, jujur sedih banget.

Tapi setelah aku berpikir lagi nggak apa aku bakal terusin cerita ini sampai selesai karna gimana pun ini tugas aku buat nyelesaiin cerita ini.

Dan buat pembaca setia ceritaku, aku ucapkan banyak terima kasih sama kalian.

Setelah cerita ini selesai aku bakal update banyak cerita lagi tentunya karna aku udah tulis banyak cerita.

Udah gitu aja.

Selamat membaca❤

***

3 bulan telah berlalu, Letta rasa sifat Aldo mulai berubah. Bagaimana tidak? Aldo sering pulang malam, jarang ada dirumah, jarang meluangkan waktunya untuk Letta dan bayi yang ada dalam kandungan wanita berbadan dua itu.

Dalam tiga bulan ini Aldo sudah 8 kali keluar kota dan luar negeri tanpa mengajak istrinya lagi. Ya Letta paham jika dirinya sedang mengandung tapi ia sedikit tidak tenang jika tidak berada di dekat suaminya itu.

Letta banyak menghabiskan waktunya sendiri selama belakangan ini, seperti sekarang ia sedang berada di taman kompleknya memandangi anak anak kecil yang sedang bermain dan tertawa riang.

Langit sore ini begitu cerah, angin sore pun rasanya sangat segar untuk dinikmati.

"Suamimu kemana? Kok istrinya ditinggal sendirian ditaman." Ucap seorang lelaki berkemeja hitam sambil tersenyum kearahnya.

"Gue rasa lo nggak perlu tahu." Jawab Letta sambil tersenyum singkat.

"Oh jadi begitu ya, bumil apa kabar? Dedenya bagaimana sehat kan?" Letta mendengus mendengar orang itu terus berbicara.

"Mau lo apasi Aidan?"

"Nggak ada, aku cuma pingin ngobrol sama kamu aja kok nggak lebih." Letta tak menggubris cowok itu lagi.

"Jangan karena suamimu sibuk kamu sampe lupa buat chek up kandungan ya." Ah shitt Letta lupa jika minggu ini ada jadwal chek up kandungan.

"Nggak perlu lo kasih tahu pun gue sudah tahu." Sinis Letta.

"Kayaknya kamu benci banget sama aku." Letta menghembuskan nafas kasar karena ucapan Aidan barusan.

"Nggak pernah gue benci sama lo selagi lo gak gangguin gue lagi."

"Aku ganggu kam.."

"Buket? Paket? Makanan? Sticky note yang selalu ada di toko bunga dan rumah gue tiap pagi itu lo kan yang kirim?" Sela Letta.

"Ya, ketahuan deh." Ucap Aidan.

"Nggak gini Dan cara lo buat nebus kesalahan lo dulu, berapa kali gue bilang kalo gue udah maafin lo? Lo tahu gue risih tahu gak sama kelakuan lo itu!"

"Kalau sudah maafin kenapa tingkah sama ekspresi kamu sebaliknya ketika ketemu sama aku Let?"

"Sifat lo sendiri yang bikin gue risih!" Ucap Letta dengan raut datar.

"Aku tahu kamu masih ada rasa cinta sama aku." Letta tertawa mendengar ucapan lelaki itu.

"Lo gila? Lo lupa gue sudah berumahtangga? Lo juga tahu kan kalo gue juga lagi hamil? Mana sempat gue mikirin hal gak penting tentang lo Dan." Ucapan Letta barusan tentu menyakiti hati Aidan.

"Nggak papa, aku sadar diri kok. Kalau ada apa apa jangan sungkan buat hubungin aku, aku siap kapan pun ketika kamu butuhin bantuan aku." Ucap Aidan setelah itu pergi meninggalkan Letta dengan senyuman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aletta's SquelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang