Ningning menemukan Karina yang sedang duduk di celah antara dinding dan lemari. Tubuh kecilnya meringkuk disudut dengan rambut panjangnya hitam tergerai membuat Ningning terkejut saat pertama kali melihatnya.
"Sedang apa sih?"tanya Ningning.
Karina mendongak. Tampak ada buku ditangannya yang tadi sekilas tertutup oleh geraian rambutnya. Karina melepaskan earbuds nya untuk mendengar Ningning lebih jelas.
"Apa?"tanya Karina.
"Sedang apa?"ulang Ningning.
"Baca buku,"jawab Karina, "kalian sudah selesai main PS nya?"
Ningning mengangguk.Karina keluar dari persembunyiannya dengan dibantu uluran tangan Ningning untuk berdiri. Keduanya berjalan keluar dari kamar Karina menuju ke ruangan dimana yang lainnya berkumpul.
"Hai Karina!"sapa Lucas, "darimana aja?"
"Seperti biasa,"kata Winter.
"Pasti baca buku di tempat yang aneh,"timpal Giselle.
"Bukan tempat aneh,"ralat Karina, sembari duduk di karpet bersama yang lain, dia mengambil boneka secara acak untuk dipeluk, "tapi tempat sunyi,"
"Kali ini dia bersembunyi di celah lemari kamarnya,"lapor Ningning.
"Daebak,"celetuk Yangyang.
"Kau tuan rumahnya tapi malah bersembunyi,"kata Xiaojun.
"Katakan sejujurnya, apakah kami mengganggumu?"tanya Hendery.
"Bukan begitu, tadi kan aku kalah pertama, jadi menunggu kalian selesai main terasa membosankan untukku"sahut Karina.Terdengar suara motor mendekat. Itu artinya, Kun, kakak Karina sudah pulang. Karina berdiri untuk membukakan pintu. Rupanya Kun tidak pulang sendirian, dia datang bersama dua temannya yang sudah dekat sejak masa SMA dan memang sering datang, Ten dan Winwin.
"Hai Karina,"sapa Ten santai.
"Hai oppa,"Karina balas menyapa.
"Teman-temanmu datang?"tanya Kun, sembari merapikan rambutnya yang berantakan karena helm.
"Iya,"jawab Karina, "kakak di atas kan, seperti biasa?"
"Tentu,"sahut Kun.Kun masuk melewati Karina sembari menepuk bahunya, demikian juga dilakukan oleh Ten. Sementara Winwin hanya menganggukkan kepalanya sekilas. Karina ditinggal paling akhir untuk kembali mengunci pintu.
Terdengar suara ramai saat Kun, Ten dan Winwin melewati ruangan dimana teman-teman Karina berkumpul. Mereka semua dulunya berasal dari SMA yang sama, tidak heran jika sedikit banyak saling mengenal. Apalagi para laki-lakinya.
"Gampang nanti kita nyusul ke atas, hyung,"kata Lucas.
"Oke, have fun,"ujar Kun sebagai penutup.
Kun, Ten dan Winwin lalu naik ke atas, ke kamar Kun.Karina kembali bergabung bersama teman-temannya di atas karpet.
"Winwin seperti bukan manusia ya,"celetuk Hendery.
"Sangat putih sampai terlihat seperti bersinar,"komentar Yangyang.
"Tampan nya tidak wajar,"timpal Xiaojun.
"Hei ada apa dengan kalian,"kritik Giselle, "kenapa kalian membicarakan laki-laki dengan cara seperti itu,"
"Yah... walaupun sesama laki-laki, kita kan tidak buta,"kata Hendery.
"Tapi silaunya Winwin hampir membuatku buta sih,"ujar Lucas, yang disambut tawa dari yang lainnya.
"Omong-omong, kau satu kampus dengan Winwin oppa kan, Karina?"tanya Winter.
"Iya,"sahut Karina.
"Winwin oppa adalah seniornya,"ujar Ningning, "mereka satu jurusan,"
"Oh... jadi dia juga mengambil performance art,"kata Giselle.
"Sama seperti di SMA, dia juga sangat terkenal di kampus,"kata Karina.
"Wow, benarkah?"tanya Winter, "kenapa?"
"Dia sangat pandai menari, terutama tari tradisional China,"jawab Karina, "ditambah lagi dia... seperti yang kalian bilang tadi, tampannya tidak normal,"Mereka tertawa lagi, karena 'tampan tidak normal' itu sebenarnya merupakan cara yang lucu untuk mendeskripsikan orang. Terlebih, orang yang dikenal dan sekarang dia ada di lantai dua.
"Kau tadi baca buku apa?"tanya Ningning, mengganti topik pembicaraan karena dirasa tidak ada lagi yang perlu dibahas dari topik sebelumnya, "covernya kelihatan mengerikan,"
"Sesuatu tentang... ular,"jawab Karina.
"Kau tertarik pada reptil?"tanya Lucas.
"Terakhir dia bahkan tertarik pada burung unta,"ujar Winter.
"Sepertinya Karina pecinta binatang,"kata Yangyang.
"Sebenarnya belakangan ini aku sering bermimpi ular,"kata Karina, "aku melakukan sedikit pencarian dan ternyata ular yang ada di mimpiku itu adalah ular mamba hitam,"
"Lalu?"tanya Xiaojun, "apakah arti mimpi itu mengerikan?"
"Kalau masalah arti mimpi aku juga tidak tahu, karena aku tidak percaya ramalan. Tapi, tentang siapa itu ular mamba, ternyata cukup menarik"sahut Karina.
"Contoh?"tanya Giselle.
Karina menaikkan sebelah alisnya, "memangnya kalian tertarik? Kalau aku ceritakan keunikan dari ular mamba hitam apakah kalian akan mendengarkan?"
Teman-teman Karina tertawa.
"Mendengarkan kok,"kata Lucas, "tapi langsung lupa keesokan harinya,"
"Kalau aku akan lupa semenit setelahnya,"ujar Hendery.
"Kalau aku, satu detik setelahnya,"kata Yangyang.
"Aku akan lupa bahkan saat kau masih menceritakannya,"timpal Winter.
Tawa mereka pecah lagi.
"Ceritakan saja, bukankah menyenangkan menceritakan sesuatu yang sedang menarik perhatianmu,"kata Ningning.
"Hmm... apa ya,"Karina mengingat-ingat lagi.
"Ular mamba hitam adalah ular pemalu,"kata Karina, "jika melihat manusia, mereka akan memilih pergi. Tapi, saat terancam mereka akan menyerang".
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Of Kwangya [FF Aespa X WayV]
FanfictionKarina dapat mendengarnya. Ada sesuatu yang ingin dia katakan. Seharusnya dia tidak bertemu dengan dirinya yang lain. Karena itu adalah tanda bahaya.