Perampok

179 30 2
                                    

Matahari semakin naik sehingga panasnya mulai terik menyengat kulit Winwin dan Karina. Mereka berdua mengobrol kesana kemari di sepanjang perjalanan, membahas hal-hal yang random, apa saja asalkan tidak terasa canggung.

"Sepertinya kita ada di hutan,"celetuk Karina.
Winwin melihat kesekeliling, lalu menyetujui.
"Kau tahu, disini ada hewan buas,"kata Winwin.
"Yang benar saja, jangan menakutiku,"tukas Karina.
"Sebagai Simon aku bisa melihat beberapa km dari sini,"kata Winwin.
"Bohong,"kata Karina.
"Sunggguh, aku bisa melihat ada beruang dan macan,"ujar Winwin.

Karina diam-diam merapatkan tubuhnya pada Winwin, dan itu membuat Winwin terkekeh.

"Ada yang mendekati kita,"kata Winwin.
"Apa? Beruang?"tanya Karina panik.
"Hmm... apa ya, dua ekor monyet?"Winwin juga tampak bertanya-tanya.
"Jangan berbohong,"kata Karina, "caramu bertanya-tanya itu jelas terlihat seperti pembohong!"

Baru saja Karina menyelesaikan kalimatnya. Tiba-tiba ada yang menyambar kalungnya. Karina menjerit, sementara Winwin refleks menarik Karina dalam pelukannya. Karina mengatur nafas dan segera mengecek keberadaan kalungnya.

"Kalungku hilang,"kata Karina sembari memegang lehernya, mencari kalungnya.

Winwin melepaskan pelukannya dan melihat ke sekitar, tiba-tiba saja dua orang pria terjatuh dari pohon, mengangetkan mereka berdua.

"Siapa kau?"tanya Winwin.

Dua pria itu tidak menjawab, mereka hanya bengong melihat Winwin.

"Hei, bukankah kita mengenal mereka?"tanya Karina.
"Benar... mereka terlihat seperti Hendery dan Yangyang,"gumam Winwin.
"Kau mengenal kami?"tanya laki-laki yang berwajah mirip Hendery.
"Bagaimana kau bisa tahu nama kami?"tanya laki-laki yang berwajah mirip Yangyang.
"Hah? Siapa?"tanya Karina.
"Memangnya nama kalian siapa?"tanya Winwin.
"Aku Hendery,"
"Aku Yangyang,"

Karina dan Winwin terkejut, mereka berdua saling pandang.
"Mungkinkah begitu? Kembaran paralel mereka punya nama yang sama,"kata Winwin.
"Oke, Hendery dan Yangyang, kenapa kalian bisa jatuh dari pohon?"tanya Karina, "apakah kalian yang mencuri kalungku?"

Hendery terkekeh, dia merogoh kantungnya dan melemparkan kalung Karina kepada pemiliknya. Dengan sigap Karina menangkap kalung itu.
"Terlihat bagus, ternyata hanya mainan,"ejek Hendery.
"Kalian perampok?"tanya Winwin.
"Kelihatannya bagaimana?"Yangyang balas bertanya, lalu tertawa.
"Kelihatan seperti dua orang bodoh,"sahut Karina kesal.
"Apa maksudmu, dasar pemilik barang murahan!"ejek Yangyang.
"Bagaimana tidak bodoh, kalian jatuh dari pohon,"tukas Karina.
"Kami tidak jatuh, kami hanya ingin mengembalikan barang jelek itu padamu,"kata Hendery.
"Jelas-jelas kalian jatuh,"sanggah Karina.

Hendery dan Yangyang saling pandang, lalu terkekeh.
"Sebenarnya, kami terpesona dengan ketampanan orang ini,"kata Hendery, menunjuk Winwin.
"Siapa kau? Simon?"tanya Yangyang.
"Menyebalkan sekali, kenapa dua laki-laki bisa jatuh karena melihat ketampanan laki-laki,"tukas Karina yang merasa terkhianati sebagai seorang perempuan.
"Ya, aku Simon,"jawab Winwin.
Hendery dan Yangyang membelalak kaget.

"Kenapa?"tanya WInwin.
"Kenapa Simon ada di dunia ini?"tanya Hendery.
"Bukankah Simon ada di dunia yang satunya?"tanya Yangyang lagi.
"Jadi, semua orang disini memahami konsep dunia paralel?"tanya Karina.
"Tentu saja,"sahut Hendery, "itu adalah bahasan sehari-hari,"
"Berbeda dengan dunia kita yang tidak mempercayainya,"kata Winwin.
"Aku sering dengar tentang Simon,"kata Yangyang, "kalaupun kau berbohong, kami akan percaya. Karena katanya Simon itu tampan,"
"Dan kau sangat tampan,"tambah Hendery.
"Dia benar-benar Simon,"kata Karina, "dan... sebenarnya kalian juga tampan, kenapa terus memujinya? Menyebalkan,"
"Kami dalam perjalanan menuju Summer,"kata Winwin, "apakah kalian tahu dimana dia?"
"Tentu,"jawab Hendery.
"Kami membagi hasil curian dengannya,"kata Yangyang.
"Bisakah mengantarkan kami?"tanya Winwin.
"Dengan senang hati,"kata Yangyang.
"Ayo ikuti kami,"ujar Hendery.

Mama Of Kwangya [FF Aespa X WayV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang