Soobin yang lagi ngerjain tumpukan pr-nya berusaha buat tetap tenang tanpa mengindahkan kegaduhan dari kasur di belakang kursi belajarnya. Disana ada Yeonjun, temen kecil sekaligus tetangganya yang lagi merengek minta ditemenin ke tempat tongkrongan sama Soobin.
"Bin, ayo lah.. Ga asik banget lo jadi temen, emang lo mau besok gue ga diajak silahturahmi ke sekolah sebelah gara-gara ga ikut rapat sama anak-anak?", ucap Yeonjun sambil pukulin bantal di pangkuannya.
"Sekali-kali lo absen bikin onar ya Yeonjun, gue capek nampung lo kalo diusir", jawab Soobin yang masih menyibukan diri sama tumpukan buku di meja belajarnya.
"Perhitungan banget lo jadi orang", Yeonjun mendengus kesal sama
"Bukan gue yang perhitungan, tapi lo yang kelewat gila. Tawuran kok dijadiin hobi, mana gue selalu ikut kena semprot juga", ketus Soobin.
Iya, Yeonjun ini sangat suka tawuran. Dan sialnya setiap pulang dengan keadaan babak belur, pasti Mama Yeonjun bakal ke rumah dia buat nitipin Yeonjun biar ngga tawuran lagi. Selain itu, Namjoon sebagai ayah Soobin juga menjadi sedikit kesal, takut anaknya tertular penyakit nakal milik Yeonjun.
Dan sekarang, Yeonjun bikin alesan pergi main sama Soobin biar bisa pergi ke tongkrongannya. Katanya sih mau ada rapat penting buat acara tawuran besok, dan dengan membawa nama Soobin mamanya bakal mengijinkan Yeonjun pergi.
"Ya gue tawuran kan biar sekolah lain ga semena-mena sama sekolah kita bin, lo tau ga si Asep anak kelas 1 di keroyok sampe masuk rumah sakit". Sekarang Yeonjun udah berdiri di dekat meja belajar Soobin.
Soobin memutar kursi belajarnya menghadap Yeonjun, menghela nafas kasar kemudian menarik Yeonjun lebih dekat. Yang ditarik tidak mengelak, udah biasa seperti ini. Toh mereka sudah berteman dari kecil, mandi bareng pun udah jadi hal yang ga aneh bagi mereka.
"Lo udah kelas 12, Yeonjun"
"Iya"
"Bentar lagi ada ujian kan?"
"Iya tau, Soobin"
"Dan gue minta lo buat ga rusuh lagi, fokus sama pelajaran lo". Ucap Soobin dengan tatapan tulus, yang ditatap menunduk untuk membalas tatapannya.
"Iya gue tau, tapi gue ga terima temen sekolah kita dikeroyok. Gue cuma mau bales dendam, kalo ga dibales mereka bakal tuman", jawab Yeonjun sedikit merajuk. Remaja ini meminta diijinkan tawuran, tapi seperti bayi yang minta dibeliin mainan. Untung cuma Soobin yang liat, bisa geger anak tongkrongan kalo tau temennya manja gini.
"Gausah melas gitu, geli gue liatnya" , sindir Soobin sambil tertawa geli. Yeonjun yang tersinggung langsung saja memukul kepala Soobin yang ada di depannya.
"Makanya lo temenin gue ke tongkrongan, lagian lo ga belajar pun tetep pinter kan"
Wajah Yeonjun lucu, berbanding balik dengan tampilannya yang sedikit sangar ala anak berandal. Sebenarnya Soobin hanya sedikit khawatir, dia tidak tega melihat temannya selalu pulang dalam keadaan babak belur setiap habis tawuran. Belum lagi dia bakal diomelin habis-habisan, bahkan di suruh minggat sama mamanya.
Bukan berati mamanya itu orang jahat, dia itu mama yang perhatian dan sayang sama Yeonjun. Bahkan pas dia ngusir Yeonjun dari rumah pun, dia tau tujuan larinya Yeonjun itu ya Soobin. Makanya mama Yeonjun selalu nitipin dia ke Soobin, karena dia tau Soobin adalah orang yang bisa dipercaya.
"Gue beresin dulu tugas gue baru pergi, sekalian lo nyalin juga. Lo belum ngerjain tugas kan?"
Yeonjun mengangguk nurut, sedikit tertawa malu kemudian pergi ke rumah mengambil bukunya. Soobin tersenyum gemas, dia tidak bisa menolak kemauan Yeonjun. Tidak apa kali ini Yeonjun tawuran lagi, Soobin masih mau menampung dan mengobati luka-lukanya.
🍑🍑🍑
Bau asap rokok memenuhi warung kecil di pinggiran kota, beberapa tawa dan candaan tidak senonoh terdengar di telinga. Soobin memasang wajah datar, sedikit menyesal karena menuruti Yeonjun untuk menemaninya ke tongkrongan.
"Muka lo biasa aja bin, kita ga seburuk yang lo liat kok", ucap salah satu teman Yeonjun yang diiringi tawa canggungnya. Dia adalah Hyunjin, teman sekelasnya juga.
Soobin berdehem, "bahkan ini lebih buruk dari bayangan gue".
Yeonjun tertawa, "Maklum aja bro, namanya juga anak rumahan"
Soobin memutar bola matanya malas, dia tidak habis fikir temannya bisa akrab dengan orang-orang yang tidak terlihat baik. Bahkan teman-temannya ini, lebih buruk dari bayangan Soobin sebelum dia kesini.
Soobin menyibukkan diri dengan ponselnya, membiarkan Yeonjun yang sibuk mengobrol hal-hal aneh dengan temannya itu. Mungkin itu yang disebut rapat oleh Yeonjun.
Setelah lebih dari satu jam, akhirnya Yeonjun mengalihkan perhatiannya pada Soobin yang masih sibuk dengan ponsel di tangannya. Dia sedikit menyesal memaksa Soobin untuk menemaninya, dia tau Soobin tidak nyaman berada disini.
"Bin mau langsung balik?", tanya Yeonjun. Tapi yang ditanya tidak merespon, terlalu fokus pada ponselnya. Yeonjun mengintip ponsel Soobin, ingin tau apa yang membuat Soobin begitu fokus hingga tidak mendengarnya.
Ternyata Soobin sedang membuka aplikasi ruang belajar, Yeonjun tersenyum kecut. Temannya ini sudah sangat pintar tapi masih belajar, bahkan di tempat seperti ini.
"SOOBIN"
Soobin terkejut, beberapa orang di tempat itu juga terkejut. Yeonjun tiba-tiba berteriak membuat mereka menjadi pusat perhatian, tapi Yeonjun acuh.
"Ga budeg kuping gue", jawab Soobin ketus.
"Tapi gue udah manggil lo tadi. Lo mau pulang apa masih mau disini?"
"Ayo pulang", jawab Soobin kemudian hendak beranjak dari tempatnya duduk.
"Bro gue duluan ya, anak mama ga betah diajak maen disini", pamit Yeonjun diselingi tawa.
Lagi-lagi Soobin memasang wajah datar, tidak terima dengan sebutan anak mama dari Yeonjun.
"Elah bin, santai aja main sama kita mah. Kita ga seburuk yang lo pikir, kita juga anak baek kok", ucap salah satu teman Yeonjun yang bernama Jeno, dia juga teman sekelasnya. Dan Soobin tau betapa nakalnya anak ini hingga sering masuk ruang BK, bersama dengan Hyunjin dan Yeonjun.
"Soobin juga tau tingkah lo kali, Jen", ledek Yeonjun. "Udahlah, gue balik duluan. Pokoknya lo yang handle buat besok ya Jin, pokoknya jangan sampe keluar dari rencana"
Yeonjun buru-buru menarik lengan Soobin, meninggalkan Hyunjin yang mengancungkan jempolnya tanda siap dengan perintah Yeonjun.
"Gue aja yang bawa motornya", Soobin mengadahkan tangannya, meminta Yeonjun untuk memberikan kunci motor.
"Oke", jawab Yeonjun kemudian memberikan kunci motornya pada Soobin.
Dia tidak tau, ada niat jahat dari Soobin. Soobin ingin membalas kekesalannya pada Yeonjun yang sudah membawanya ke tempat kotor itu dengan membawa motor sekencang mungkin.
"AAAAAAA SOOBIIIINNN GILA LO YAA GUE BELOM KAWIIIIINN", teriak Yeonjun di balik punggung Soobin. Tangannya memeluk erat perut Soobin, matanya terpejam untuk menghindari terpaan angin kencang. Dalam hati berdoa agar selamat sampai rumah, sedangkan Soobin tersenyum penuh kemenangan.
TBC
Buat kamu yang baca ini, aku ucapin makasih dan jangan lupa beri dukungan ya! 💙
Akun lamaku Jjangpao ke-lock dan gabisa dibuka, jadi bikin akun lagi dan mulai dari awal hehe^
KAMU SEDANG MEMBACA
[Boy]friend, Soobin×Yeonjun
FanfictionDua hal yang akan terjadi jika Soobin mengungkapkan perasaannya: 1. Soobin akan memiliki sahabat sekaligus cinta matinya 2. Soobin akan kehilangan sahabat sekaligus cinta matinya. Apapun yang akan dia dapatkan, itu lebih baik dibandingkan mati penas...