15🍑

1.1K 142 21
                                    

Pengakuan cinta dari sahabatnya, adalah hal paling konyol yang pernah Yeonjun alami.

Cinta? Sahabat?

Hal itu jelas adalah hal yang berbeda, bagaimana bisa Soobin merasakan cinta pada sahabatnya sendiri? Yeonjun tidak habis pikir, juga tidak tau harus bagaimana.

Selama ini Yeonjun juga menyayangi Soobin, tapi itu adalah kasih sayang persahabatan yang nyata. Bagaimana perasaan seperti itu bisa dia ubah menjadi cinta? Bukankah itu hal yang sangat konyol? Memikirkannya saja sudah membuat Yeonjun ingin tertawa.

Saat ini ditatap olehnya foto masa kecilnya bersama Soobin di atas meja belajar, mengambilnya kemudian mengusapnya dengan perasaan yang sulit diartikan.

Kenapa bin? Kenapa lo harus jatuh cinta sama sahabat lo yang payah ini?

Setelah menghela nafasnya yang berat, Yeonjun kembali meletakan foto itu dengan kondisi menghadap ke bawah seolah tidak ingin melihatnya lagi. Kemudian berjalan ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya, mentap langit-langit kamar. Beberapa bayangan masa kecilnya bersama Soobin melintas di benaknya.

Saat itu mereka masih berusia sekitar 8 tahun, Soobin adalah anak tampan dengan tubuh tinggi sedangkan Yeonjun adalah anak dengan badan sedikit gemuk dan pipi tembam. Mereka sedang bermain di depan rumah Yeonjun, semuanya berjalan baik-baik saja hingga Yonjun tiba-tiba berteriak menangis.

"HUWAAAA MAMA MOBILKU RUSAK.. SOOBIN NAKAL.."

Soobin panik melihat temannya menangis dan juga mobil-mobilan rusak di tangannya. Dia tidak sengaja membenturkan mobil-mobilan milik Yonjun ke tembok, membuat rodanya patah.

"Yeonjun maafin Soobin..", Soobin kecil mencoba menenangkan Yeonjun yang masih menangis. Siapa sangka, Yeonjun yang marah karena mainannya dirusak malah memukul Soobin hingga membuat dahi Soobin lecet dan mengeluarkan sedikit darah.

Soobin jelas masih anak-anak saat itu, tidak bisa menahan sakit dan menangis.

Keadaan yang semula tenang berubah menjadi kacau dengan dua anak yang berteriak dan menangis. Tidak ada yang ingin berhenti menangis, seolah mereka sedang berlomba 'Siapa yang tangisannya paling keras dan lama, adalah yang terhebat'

Taehyung datang untuk memisahkan mereka, memanggil mama Yeonjun untuk menenangkannya dan membawa Soobin pulang ke rumahnya.

Kemudian keesokan harinya, Yeonjun masih merasa sedih menatap mainannya yang rusak di dalam kamar.

"Yeonjun.. Soobinnya mau main nih, kamu kok masih galauin mainan rusak?". Mama Yeonjun menghampiri anaknya yang masih menatap mainan rusaknya dengan nanar.

"Biarin, Soobin nakal", jawabnya kesal.

Bibirnya mengrucut lucu dengan wajah marahnya yang menggemaskan.

Sedangkan Soobin yang mengintip di pintu kamarnya sangat merasa bersalah, bahkan rasa sakit dari luka lecet karena pukulan Yeonjun kemarin sudah hilang. Dahinya kini terbungkus plester bergambar dinosaurus yang di tempelkan oleh mamanya kemarin.

"Yeonjun, inget ngga apa kata papa dulu? Yeonjun kan anak baik, anak baik harus mau memaafkan temennya. Kalau Yeonjun ngga mau maafin Soobin, berarti Yeonjun anak jahat dong?"

"Ngga! Yeonjun anak baik!", teriak Yeonjun.

Mamanya tersenyum, kemudian mengelus pucuk kepalanya. "Kalau gitu, mau dong maafin Soobin?"

Yeonjun memutar matanya, masih dengan wajah marahnya menghampiri Soobin. Namun dia hanya diam, memandang Soobin yang memelas di depannya.

"Kok malah diem aja?", tanya mamanya.

"Soobin belum bilang minta maaf!" Jawabnya

"Kemarin Soobin udah minta maaf..", balas Soobin.

"Kan mau dimaafinnya sekarang!"

Yeonjun galak, membuat Soobin sedikit takut. "Yeonjun, maafin Soobin.."

"Yaudah, Yeonjun maafin!"

Mama Yeonjun menatap kedua anak itu dengan gemas, "Kalau udah baikan, pelukan dong"

Dengan sedikit keengganan Yeonjun memeluk Soobin, dibalas oleh Soobin dengan gembira dan pada akhirnya Yeonjun juga merasa gembira karena peluknnya.

Bayangan itu tergantikan dengan bayangan mereka saat berpelukan di perpustakaan kala itu, saat Yeonjun memaafkan Soobin. Senyuman muncul di wajahnya, seakan kehangatan dari pelukan itu masih terasa.

Tring tring

Sebuah notifikasi pesan dari ponsel membuat lamunan Yeonjun buyar, kemudian meraih ponsel yang berada di meja samping tempat tidur.

Soobin: Lo ada di rumah?

Yeonjun nampak ragu untuk membalas pesan Soobin, sudah dua hari sejak kejadian itu Yeonjun sedikit menjauh darinya. Namun pada akhirnya dia tetap membalas, karena dia tau dia tidak bisa melarikan diri dari semua ini.

Yeonjun: Di rumah, kenapa?

Soobin: Gue lagi beliin mama martabak, lo sekalian mau dibeliin?

Yeonjun: Mau lah, pake nanya segala lo

Soobin:  wkwk

Soobin: Sekalian mau dibeliin yg lain?

Yeonjun: Es krim coklat mint sekalian

Soobin: Oke

Soobin: Itu aja?

Yeonjun: Iya itu aja

Yeonjun kemudian meletakkan ponselnya kembali, merasa sedikit jahat karena tidak tahu malu masih bisa merepotkan sahabatnya.

Tak butuh waktu lama bagi Soobin untuk tiba di rumah Yeonjun, dengan membawa beberapa kantung plastik yang isinya lebih banyak dari apa yang tadi Yeonjun pesan.

"Lo kira gue rakus apa gimana sih, beli makanan segini banyaknya?!", protes Yeonjun tapi masih menerima palstik-plastik makanan itu.

"Sekalian buat Beomgyu nanti"

"Yaelah dia mah ngga usah dipeduliin lagi, udah ada Taehyun yang manjaain dia"

"Yaudah, buat lo aja berarti"

Yeonjun hanya bisa menggeleng mendengar jawaban Soobin, kemudian membawa makanan mereka ke ruang tamu.

"Gue ganti deh ya, abis berapa nih semua?"

Soobin terkejut dengan pertannyaan Yeonjun, karena jarang sekali dia mau ganti rugi uang Soobin yang digunakan untuk mentraktirnya.

"Ngga usah kali, lo kayak yang ngga pernah porotin uang gue aja", canda Soobin.

"Aduh, aduh, berasa jadi kang palak banget gue"

"Bercanda kali gue, lagian gue ikhlas jajanin lo", ucap Soobin.

"Duh emang ya bin, lo tuh sahabat sejati gue. Selamanya lo bakal jadi sahabat sejati gue, gue ngga mau kehilangan lo Soobin".

Dari kalimat Yeonjun, yang terdengar sangat tulus. Entah mengapa menyakitkan bagi Soobin, seperti belati yang mencoba untuk menusuk hatinya dengan kelembutan ketajamannya.

"Iya sama-sama, gue seneng bisa jadi sahabat lo", balas Soobin dengan ketenangan meski ada yang sedang menggores hatinya.

Adapun Yeonjun, awalnya dia tidak berniat mengucapkan kalimat itu. Namun semuanya berjalan begitu saja, dengan ini dia berharap satus mereka menjadi jelas di mata Soobin. Bahwa mereka adalah sahabat yang sudah seperti saudara, tidak lebih.

Mereka berdua akhirnya mengobrol, bermain game dan menghabiskan makanan seperti biasa meskipun ada kecanggungan dari hati mereka masing-masing.

TBC

Maaf baru update:(
Hpku sempet rusak, meski masih bisa dipake tapi ngga nyaman dipake nulis panjang2. Sekarang baru dibenerin, tapi masih agak ngga enak dipake jadi maafin typonya ya:(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Boy]friend, Soobin×YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang