Apa yang ditebak Soobin benar-benar terjadi, rumah sebelah sudah terdengar ramai. Teriakan dari mama Yeonjun yang marah-marah dan juga Yeonjun yang memohon ampun.
Soobin tertawa kecil, gemas dengan sifat Yeonjun yang seperti berandal di hadapan temannya namun menjadi bocah saat berhadapan dengan sang mama.
Tak lama, sudah tidak terdengar suara Yeonjun dan hanya terdengar suara mamanya yang meneriakan namanya. Soobin yakin, sebentar lagi bocah itu akan mengetuk pintu kamarnya. Dan benar saja, dia berada di depan pintu dengan wajah memelas. Bibir tebalnya turun ke bawah, tatapannya sayu dan ada beberapa luka di wajahnya.
"Diusir lagi?", tanya Soobin dengan bumbu mengejek di dalamnya.
Yeonjun tidak menjawab, di merengkuh tubuh temannya itu ke dalam pelukan.
"Masuk dulu baru peluk, ga enak kalo keliatan mama bisa langsung dikawinin kita". Soobin melepas pelukannya, kemudian menarik Yeonjun ke dalam dan menutup pintu.
Yeonjun tidak ingin memeluk Soobin lagi, melainkan tidur di kasur dengan tangan yang memeluk guling.
"Gausah melas gitu dong mukanya, kayak baru pertama kali aja diusir gini", ledek Soobin.
Yeonjun mendengus kesal, bibirnya semakin turun ke bawah menciptakan ekspresi yang sangat lucu di mata Soobin.
"Kali ini mama beneran kelewatan, bin. Gue sedih banget, mau kabur ke jauh aja rasanya kalo punya duit banyak", ucapnya dengan kesal.
Soobin tersenyum, kemudian mendekati temannya. Mencubit pipi tebalnya dan dihadiahi pukulan.
"APAAN SIH MALAH NYUBIT GUE!"
Galak, pikir Soobin.
"Lagian lo gemesin banget pundung gitu"
"Gemes mata lo soak, kesel nih gue!"
"Emang lo diapain sih sama mama lo?", tanya Soobin yang sekarang duduk di kursi belajarnya, menghadap Yeonjun.
"Mama bilang nyesel ga bisa didik gue dengan bener, mama bilang kalo dia merasa gagal jadi orang tua", ucapnya sedih. Dapat Soobin liat ada penyesalan dari cara dia berbicara.
"Mama lo cuma lagi emosi, ga usah dibawa hati"
"Gue ga marah sama dia, dia ga salah. Mama tuh ibu yang baik, baik banget ke gue ataupun Beomgyu. Yang salah tuh gue, ga seharusnya mama nyalahin diri dia!" Kesedihan benar-benar tergambar di wajahnya, tapi Yeonjun menolak untuk menangis. Kalau dia nangis, bisa berkurang kejantanannya.
"Ohh, jadi lo sedih gara-gara itu?", tanya Soobin dengan gemas.
Yeonjun memicingkan mata, tak senang dengan pertanyaan yang berbumbu ejekan itu.
"Yaiyalah, lo pikir aja gue liat mama gue nangis mikir kaya gitu!"
Oh, God. Soobin benar-benar tidak kuat melihat kegemasan di depannya!
"Ya makanya lo jangan bandel, Yeonjun."
"Kok lo malah ngatain gue?!"
Nah, jadi Soobin yang salah.
"Gue bukan ngatain lo, maksud gue tuh ya jangan tawuran lagi biar mama lo ga khawatir"
"Lah, kok jadi ngatur gue?!", Yeonjun nyolot
Pengen banget Soobin getok, tapi anaknya lagi sensi. Pms mungkin, batin Soobin.
"Yaudah mending lo mandi dulu sekalian bersihin luka-luka lo, kalo udah beres biar gue obatin", ucap Soobin sambil memberikan handuk kepada Yeonjun. Yeonjun nurut dan pergi ke kamar mandi dengan langkah gontai, sedangkan Soobin mengambil pakaian milik Yeonjun yang tertinggal saat menginap disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Boy]friend, Soobin×Yeonjun
Hayran KurguDua hal yang akan terjadi jika Soobin mengungkapkan perasaannya: 1. Soobin akan memiliki sahabat sekaligus cinta matinya 2. Soobin akan kehilangan sahabat sekaligus cinta matinya. Apapun yang akan dia dapatkan, itu lebih baik dibandingkan mati penas...