Yeonjun dan Soobin kini tengah berada di perpustakaan, meninggalkan kelas untuk menjalankan hukuman dari Pak Lee. Hukumannya tidak begitu berat, hanya membereskan tumpukan buku yang tidak tertata rapi karena petugas perpustakaan kewalahan mengurusnya sendiri.
Yeonjun mendengus dengan kesal, dia alergi buku. Kelamaan berhadapan dengan buku bisa bikin dia ngantuk, mual, pusing. Bahasa gaulnya "Males".
Tapi buku di hadapannya tidak terlalu meresahkan baginya, kecuali Soobin yang sedari tadi curi-curi perhatian mendekatinya. Yeonjun sebisa mungkin menghindari Soobin, sedangkan Soobin sebisa mungkin mendekati Yeonjun.
"Lo bisa ngga, ngga usah deket-deket gue?", bentak Yeonjun.
"Gue cuma mau beresin buku disini", jawab Soobin.
"Jelas-jelas lo dari tadi ngikutin gue!"
Teriakan Yeonjun membuat seisi perpusakaan mengalihkan perhatian padanya, menatap dengan tatapan tidak suka.
"Jangan berisik..", bisik Soobin kemudian semakin mendekat ke arah Yeonjun "Yeonjun.. Gue tau gue salah banget waktu itu, tapi sumpah demi apapun gue ngga pernah bermaksud bikin lo semarah ini"
Tangan Soobin yang lebih besar dari tangan Yeonjun itu kini meraih tangan Yeonjun yang tengah memegangi buku.
"Tolong maafin gue, gue akhirnya tau kalau gue bukan temen yang baik buat lo. Gue tau betapa salahnya gue yang mengira kalau selama ini udah jadi sahabat terbaik lo, ternyata gue juga sahabat yang selalu ninggalin lo. Yeonjun, buat sekarang gue bersungguh-sungguh.. Tolong maafin gue"
Yeonjun terkejut dengan pengakuan Soobin, dari mata yang menatapnya itu. Tidak ada kebohongan sama sekali, Yeonjun bisa merasakannya.
"Maafin gue karena udah nyalahin temen-temen lo, sekarang gue tau mereka adalah orang-orang yang jagain lo saat lo jauh dari gue", lanjut Soobin.
Yeonjun mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, mencoba untuk menetralkan jantungnya yang sedikit gugup karena tatapan dan pengakuan Soobin.
"A-apaan sih lo! Lebay amat, ngga usah berlebihan kali kalo minta maaf!", bentak Yeonjun dengan volume kecil agar tidak mengganggu pengunjung perpusakaan.
"Dari kemarin gue minta maaf ngga pernah lo tanggepin, Yeonjun", balas Soobin.
"Ya karena gue masih marah sama lo!"
"Ya makanya sekarang gue minta maaf bersungguh-sungguh sama lo, karena gue berharap lo bisa maafin gue"
Soobin memegang bahu Yeonjun, menatap pria itu dengan kesungguhan hati. Yonjun gugup, tidak tau harus apa selain diam.
"Gimana? Apa lo mau maafin gue?", tanya Soobin lagi.
"Iya! Udah deh lepasin gue!", jawab Yeonjun kemudian melepaskan tangan Soobin dari bahunya dengan paksa.
Soobin memberikan senyuman lebarnya pada Yeonjun, nembuat jantung Yeonjun semakin gugup.
Enah apa yang membuat Yeonjun gugup, mungkin karena beberapa hari ini tidak pernah merasakan sentuhan Soobin?
"Lo inget ngga, kebiasaan kita waktu kecil setiap abis berantem harus apa?", tanya Soobin.
Yeonjun mengrenyitkan dahi, mencoba untuk mengingat "Kebiasaan apa?"
"Peluk"
Yeonjun sedikit terkejut, namun dia ingat dengan kebiasaan itu. Tanpa peringatan Soobin segera memeluk Yeonjun, sangat erat hingga Yeonjun dapat merasakan detakan jantung Soobin yang sama kencangnya dengan detak jantungnya sendiri.
"Makasih udah maafin gue, Yeonjun. Gue sayang lo, gue ngga pernah sanggup kehilangan lo", ucap Soobin tepat di telinga Yeonjun.
Yeonjun tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya, dia sudah sering mendapatkan perlakuan seperti ini dari Soobin. Namun mengapa akhir-akhir ini terasa berbeda? Mengapa jantungnya sering bedegup kencang dan sejujurnya, Yeonjun merindukan Soobin selama beberapa hari ini. Dan saat Soobin melepaskan pelukannya, ada sedikit perasaan tidak suka di hati Yeonjun.
"Seneng banget gue, akhirnya bisa deket-deket lo lagi", ucap Soobin kemudian mengusak rambut Yeonjun.
🍑🍑🍑
Malam ini Soobin tidak menyibukkan dirinya dengan buku, karena dia ingin membayar rasa rindunya karena berpisah dengan Yeonjun selama beberapahari ini.
Kebahagiaan di hati Soobin tidak bisa digambarkan, hingga rasanya dia ingin terbang karena akhirnya dapat berdekatan lagi dengan Yeonjun.
Tepat diatas kasur miliknya, saat ini Yeonjun tengah menutup mata. Tertidur karena kelelahan setelah memainkan banyak game bersama Soobin.
Soobin menatap wajah terlelap itu, menggunakan tangannya untuk menyingkirkan rambut yang menutupi dahi Yeonjun. Melihat wajah tertidur Yeonjun, Soobin menjadi teringat dengan apa yang diucapkan Hyunjin kepadanya.
Apakah Soobin benar-benar harus menyatakan perasaannya? Apakah ada sedikit kesempatan bagi Soobin untuk membuat Yeonjun menerimanya?
"Gue sayang lo, Yeonjun" ucap Soobin dengan tangan yang kini membelai rambut Yeonjun.
"Gue bahagia bisa ngucapin kalimat ini ke elo tanpa rasa khawatir..."
"Andaikan gue berani buat ngubah kata sayang jadi kata cinta, gue akan lebih bahagia lagi"
Jari jemari Soobin kini menjelajahi wajah tenang Yeonjun, membelai mata, hidung, hingga bibirnya.
"Kadang gue berharap menjadi satu-satunya orang yang bisa rasain kenyalnya bibir lo ini, tapi gue sadar hal itu ngga mungkin terjadi", monolog Soobin pada dirinya sendiri.
"Yeonjun.. kalau aja gue ngugkapin perasaan gue ke elo, apa lo juga mau balas perasaan gue?"
Soobin kemudian beralih ke langit-langit dinding, mengusak wajahnya dengan kasar. "Gue emang gila", ucapnya kemudian pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan pikirannya.
Sementara itu, Yeonjun membuka matanya. Sebelumnya dia mati-matian menutup mata saat Soobin mengatakan kalimat pengakuan tadi. Jantungnya berdegup sangat kencang, seolah ingin keluar dari dadanya.
Dia, sama sekali tidak menyangka dengan pengakuan itu dan dia tidak tahu harus apa kedepannya. Apakah dia harus berpura-pura tidak mengetahui apapun, atau dia dengan baik-baik menanggapi perasaan Soobin? Apakah dia harus menerima atau menolak?
Yeonjun tidak mengeahui perasaannya sendiri, dia sangat bingung. Seolah tersesat disebuah kegelapan, dia tidak suka dengan perasaan seperti ini.
Dan saat Soobin kembali dari kamar mandi, Yeonjun kembali menutup matanya untuk berpura-pura tertidur. Saat Soobin mulai membaringkan badan di dekatnya, meletakkan tangan di tubuhnya. Jantung Yeonjun semakin berdetak tak karuan, tubuhnya menegang karena gugup. Namun dia masih mencoba untuk tenang, tidak ingin Soobin mengetahui bahwa Yeonjun masih tersadar dan mendengar semua yang dia ucapkan sesaat tadi.
TBC
Bentar lagi berlayar nih kapal sahabat😍
Semoga sukaa💃
KAMU SEDANG MEMBACA
[Boy]friend, Soobin×Yeonjun
FanficDua hal yang akan terjadi jika Soobin mengungkapkan perasaannya: 1. Soobin akan memiliki sahabat sekaligus cinta matinya 2. Soobin akan kehilangan sahabat sekaligus cinta matinya. Apapun yang akan dia dapatkan, itu lebih baik dibandingkan mati penas...