01. About Us

763 97 199
                                    

Saya harap kalian bisa menghargai karya ini dan semoga suka.

Enjoyed and happy reading guys💜
.
.
.














Hari ini hujan, sama seperti dua hari yang lalu. Harumnya bau tanah yang sempat diguyur hujan masih tinggal di sisi, layaknya garis warna-warni pelangi yang datang sehabis hujan reda. Lengkungan indah dengan bias warna pelangi menghiasi langit sore yang menyapa. Angin berhembus pelan, menerobos masuk melalui celah kaca jendela yang sengaja kubuka. Hanya sedikit, tetapi cukup membuat tubuhku bergidik.

Basah dan dingin, suasana kota Seoul benar-benar membuatku enggan untuk melepas mantel tebal dari tubuhku. Genangan sisa air hujan menyebar rata membasahi aspal jalanan yang semula kering dan berdebu.

Sekarang musim hujan, merubah kota menjadi basah dan dingin.

Di sepanjang perjalanan pulang, kunyalakan musik melalui earphone yang menyumbat kedua telingaku. Kemudian, alunan lagu milik Taeyeon mengalun pelan hingga memenuhi indra pendengaran. Lagu bergenre Ballad dengan judul Rain mampu membuatku tenang untuk sesaat. Salah satu lagu kesukaanku dan masuk ke dalam playlist musik milikku.

Sejenak, aku termenung, sekadar menikmati alunan musik atau hanya memutar bola mata untuk menatap alam sekitar yang terlihat basah, tetapi begitu indah. Menatap karya terindah Tuhan yang diberikan kepada makhluk ciptaan-Nya.

Kemudian, sekadar membunuh waktu yang terbuang cukup lama atau menghalau bosan yang melanda. Sambil menunggu bus yang sedang kutumpangi ini kembali beroperasi, kuputar kedua manik cokelat milikku di sana. Melirik suara klakson mobil mewah yang terdengar berisik, lantas membuatku sedikit terperanjat. Kedua netraku melirik lampu merah yang masih menyala. Bahkan hingga kini bus sekolah yang aku tumpangi masih menunggu kapan waktu lampu merah usai.

Ah, bosan rasanya harus menunggu seperti ini. Mungkin akan lebih baik jika aku menerima tawaran pulang bersama Kim Doyoung tadi.

Tiinnn!

Lagi. Suara klakson mobil mewah itu kembali terdengar. Aku bisa mendengar jelas suara itu meskipun kedua telingaku tersumbat oleh earphone yang menyala. Pandanganku beralih, menatap datar mobil sedan hitam yang berada di sebelah bus yang aku tumpangi. Aku mendecak pelan, menatap sopir muda yang berpakaian jas hitam ala bodyguard. Ternyata mobil itu milik orang kaya yang tidak sabar untuk melaju. Kupikir mobil itu akan menerobos lampu merah, namun ternyata tidak.

Hingga kedua netraku bergulir menatap seorang pemuda yang duduk di kursi belakang. Kutatap wajah datar pemuda berseragam sekolah itu, menatap kedua netranya yang jauh lebih dulu menatapku. Entah hanya kebetulan atau apa, yang jelas saat ini kita saling pandang dalam jarak yang menghalang.

Tidak ada satupun antara aku dan dia yang mengalah, sekadar untuk memutuskan pandangan satu sama lain. Aku yang masih terpaku dan dia yang asyik menatap wajahku tanpa ekspresi. Bahkan kami masih saling tatap sampai bus yang aku tumpangi berlalu. Karena tanpa kusadari, ternyata lampu merah yang kutunggu sedari tadi telah usai dalam detik yang singkat.

---o0o---


"Haruto."

"Apaan?"

"Happy anniversary yang kedua tahun." Aku memekik girang sambil menyodorkan bucket bunga berukuran kecil dan juga kotak berwarna merah muda berisi cokelat. Kutatap wajah tampan dengan rahang tegas itu, pemuda berwajah tampan yang kini tengah menatapku dengan ekspresi datar.

[✓] MONOCHROME (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang