Warning! This chapter has scene rated for +18th. The Characters was belongs to SM and JYP.
"Na lu- kalian ngapain?"
Tak ada respon dari kedua makhluk Adam yang masih dalam posisi cukup ambigu. Hingga sosok tersebut kembali mengeluarkan reaksi.
"Anjing jen! Lu gay?"
Perkataan Hyunjin langsung membuyarkan lamunan Jeno. Dengan terburu-buru, pria itu beranjak dari tubuh pria dibawahnya lalu menghampiri Hyunjin yang diam terpaku di depan pintu.
"Bangsat, nggak gitu jin!"
Pria Hwang itu menelisik lebih tajam, memasang raut curiga. Sial, kenapa Jeno terlihat seperti sedang kepergok berselingkuh.
"Jaemin tadi nggak sengaja minum obat perangsang." Terang Hyunjin setelah jeda lama.
"Hah?"
"Tadi gue habis dari bar, ambil hp Jaemin. Kata bartender pendek itu dia ngga sengaja salah ngasih minuman."
"Terus kita harus apa?" Pertanyaan retoris Jeno membuat keduanya berpikir dalam diam. Erangan Jaemin kembali mengalihkan atensi keduanya. Teriakan sakit Jaemin yang terus merintihkan nama Jeno membuat kedua pria itu terpelanjak panik dan menghampiri ke sisi pria Na. Jeno mengenggam jemari Jaemin seraya menyapu keringat dengan tangan satunya. Sedangkan Hyunjin sendiri mengipasi wajah Jaemin dengan tangannya yang sebenarnya tidak berefek apapun.
"Na.. kita harus apa?" Sungguh Jeno putus asa, dia tidak tau harus melakukan apa untuk membantu Jaemin. Jika dia meneruskan hal yang tadi maka kedepannya seksualitas pria itu dipertanyakan, namun jika tidak maka Jaemin akan semakin kesakitan.
Tanpa sadar Hyunjin memajukan wajahnya, mengusap keringat di dahi Jaemin lalu menyerang dengan cium bertupi-tupi di sekitar wajah pria Na itu. Hingga tepat di depan bibir-
"Na setelah ini lu bisa benci gue sepuasnya tapi gw ngga bisa ngeliat lu kesakitan. Gue beneran sayang sama lu."
Jaemin dilumat habis oleh bibir tebal Hyunjin. Menyesap dalam rasa alkohol yang tertinggal disana. Mengajak saling berperang lidah kala keduanya terbuai oleh mantra yang memabukkan. Melupakan seseorang yang masih mematung disana.
Hyunjin menarik tenguk Jaemin memperdalam ciuman yang dibalas tak kalah liar oleh sang pemilik. Ciuman tersebut kemudian turun ke rahang, lalu beralih leher jenjang putih mulus itu meninggalkan beberapa jejak kepemilikan.
Ada gejolak aneh pada diri pria Lee melihat dua makhluk adam sedang memangut kasih di ranjang miliknya. Segelintir perasaan tak nyaman terus meronggoti Jeno. Dia tak suka Jaemin disentuh oleh pria lain selain dirinya. Namun logikanya terus menolak untuk bergabung dengan mereka. Jeno lebih memilih ke balkon seraya memantik sebatang vape.
Segumpal asap keluar dari mulutnya, menikmati dinginnya malam seraya menjernihkan pikiran. Namun bagaimana bisa tenang jika suara desahan Jaemin terus memenuhi isi kepalanya. Persetan dengan akal sehat, dia menginginkan Jaemin juga.
Segera membuka pintu balkon, hal yang pertama dilihat adalah kedua sahabatnya telah menanggalkan pakaian mereka. Dengan posisi Jaemin menungging, membelakangi Jeno yang sedang asik memainkan penis milik Hyunjin. Jeno mendekat, lalu menampar bongkahan kenyal yang menyebabkan suara keras mengisi ruangan.
Hyunjin tentu saja terkejut, namun kembali menggeram rendah saat gigi kelinci si manis tak sengaja bergesekan dengan miliknya. Tangannya memegang kepala Jaemin mempercepat kuluman pada penisnya. Tanpa menyadari tatapan buas dari salah satu pria disana. Mulutnya yang mendesah rendah di bungkam oleh tiga jari langsung.
"Kulum!!" Nada perintah Jeno bukan hanya mendominasi Hyunjin, namun Jaemin juga merasakan hawa otoriter yang mutlak. Keduanya mengulum gumpalan daging yang menyumpal mulutnya.
Dirasa cukup, Jeno melepaskan jari-jarinya dari mulut Hyunjin. Memposisikan kedua jarinya tepat didepan lubang senggama milik si manis yang masih mengulum penis pria dihadapannya.
Saat jari-jari panjang itu tanpa permisi masuk, tubuh Jaemin menegang seketika. Kakinya lemas untuk sekedar menopang tubuhnya. "Ahhnn... Sshh... Sakit! Keluarkan!" Rengeknya saat Jeno menambah satu jari lagi hingga tiga jari panjang pria Lee dihalap habis oleh lubang tersebut. Jaemin meremat ujung sprei, terus mendesah kala Jeno mempermainkan lubangnya.
"Pelan-pelan Jen! Ini pertama kali buatnya." Komentar Hyunjin yang melihat Jaemin dirangsang oleh Jeno. Dia cukup kesal kuluman Jaemin pada penisnya terlepas. Tangan Jeno bahkan sudah keluar masuk dengan tempo cepat hingga membuat desahan Jaemin semakin tak karuan. Padahal itu baru jari Jeno, bagaimana lubang Jaemin menerima penis keduanya nanti.
Hyunjin yang diam saja berinisiatif menuntun Jaemin berada diatas tubuhnya yang tergeletak pada ranjang. Menjilat, memelintir dan menghisap tonjolan bulat di dada si manis. Kepala Jaemin dibuat pusing oleh rangsangan yang dilakukan kedua sahabatnya ini. Hingga Jeno mengeluarkan jari-jarinya dari lubang Jaemin, dan tubuhnya ambruk begitu saja diatas tubuh Hyunjin.
Pria itu menjilati daun telinga Jaemin, lalu mengecupnya. Jaemin mendongak menatap Hyunjin, kedua manik itu bertemu namun tangannya membawa kepala Jaemin kedalam dekapannya, mengelus surai hitam Jaemin lembut. "Tidurlah na! Ku rasa cukup sampai disini." Bisiknya.
"Gua rasa urusan sama Jaemin belum selesai, Jin." Jeno yang sempat keluar kamar datang lagi dengan membawa sebuah kain hitam dan dasi ditangannya.
"Pegang erat tangannya." Lanjut Jeno mengikat tangan Jaemin pada dashboard ranjang setelah Hyunjin menempatkan Jaemin di tengah ranjang. Tak lupa ia menutup mata Jaemin dengan Kain hitam yang dibawanya.
"Untuk apa?"
Pertanyaan Hyunjin diabaikan, memilih berfokus pada sosok yang menggeliat di bawahnya. Mengulum daun telinga sang submissive, lalu berbisik dengan suara deep tone miliknya. "Semoga lu ngga ingat kelakuan brengsek gua sama Hyunjin. after this don't meet again, but tonight you are mine"
Dan sepertinya ini baru permulaan bagi Jaemin serta kedua pria yang menatap ganas pada tubuh putih mulus dengan kaki yang melebar hingga lubang pink berkedut sang submissive menggoda untuk segera di masuki.
[Tbc]
Gw nulis apa woi😢 pada siap part 2???
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Will Be Free! 00L🔞 [ON GOING]
FanfictionBerawal dari tantangan gila Shuhua yang memenangkan taruhan dari ketiga sahabatnya memaksa Jeno, Hyunjin dan Jaemin saling berciuman. Ini kali pertamanya mereka melakukan hal yang diluar nalar. Namun pada akhirnya sentuhan di bibir masing-masing men...