Seminggu setelah kejadian taruhan dan aksi saling mencium antara 3 sahabat itu. Sedikit ada yang berubah dari persabatan mereka, apalagi akhir-akhir ini ada yang aneh dengan pria bermarga Lee. Pasalnya beliau berkali-kali absen saat berkumpul di jam istirahat dengan alibi yang bermacam-macam. Jaemin sendiri lebih banyak diam, sisanya berperilaku seperti biasa.
Hari minggu merupakan jadwal break activities selama seminggu pekan tapi tidak dengan Jaemin. Senin besok dia kedapatan persentase di kelas namun materi bab belum selesai karena laptopnya bermasalah. Terpaksa jauh-jauh harus kerumah Hyunjin untuk numpang mengerjakan tugas.
Sang pemilik rumah sendiri sedang berleha-leha diatas kasur sambil bermain games diponsel. Sesekali melirik temannya yang fokus menatap benda digital tersebut. Dirasa sudah bosan, Hyunjin turun menghampiri Jaemin melihat apa yang dikerjakan pria Na.
"Serius banget Na, berhenti dulu kalo capek." Saran Hyunjin melihat wajah frustasi Jaemin.
"Bentar dulu masih banyak materi yang belum gue masukin." Jaemin menjawab tanpa memindahkan fokusnya.
"Jeno cerita sama lu?"
"Nggak, gue juga nggak tau tuh anak kenapa."
"Apa gara-gara ciuman itu?"
Pertanyaan Hyunjin menghentikan pergerakan tangan Jaemin, meneguk ludah sebentar lalu mengabaikan begitu saja. Melihat tidak ada jawaban dari sang manis, pria itu ikut terdiam hingga suasana menjadi tenang. Namun kedua onyx hitam pekat itu tak mampu mengalihkan atensi pada sosok disampingnya.
"Na, boleh gue cium lu?" Cukup jeda lama setelah Hyunjin melontarkan permintaan yang tak masuk akal. Jaemin berhenti, menoleh pada Hyunjin yang menatapnya intens. Dia tidak menyadari bahwa jarak mereka bisa sedekat ini.
"Maksud lu apa jin?" Nadanya menjadi tinggi merespon permintaan temannya. Dia tau terkadang Hyunjin meminta hal random seperti memakan langsung dari piringnya atau mengenakan pakaian konyol. Namun dia tidak menyangka pria itu bisa segila ini.
"Sekali aja hitung-hitung lu bayar sewa laptop gue."
"Kok lu jadi perhitungan, sat."
Terselip nada tak suka dari Jaemin. Menatap kesal pada sosok disampingnya. Hyunjin sendiri masih mencari akal agar Jaemin setuju akan permintaannya.
"Na, please! Gue-" belum sempat melanjutkan ucapannya, Jaemin bangkit dan pergi dari kamar Hyunjin menutup pintu kasar. Melangkahkan kaki cepat keluar dari mansion mewah Keluarga Hwang. Membuat pria yang ditinggalkan menatap sendu pada punggung belakang sosok itu.
Keesokan harinya, Jaemin terlihat gelisah disalah satu bangku kelas. Bagaimana tidak, pasalnya tugas kemarin tertinggal ditempat Hyunjin. "Sial, Jaemin bodoh" gerutu Jaemin berkali-kali. Matanya terpokus pada jam dinding didepan yang menunjukkan pukul 7.50, yang berarti 10 menit lagi dosennya akan datang dan memulai pembelajaraan.
Dia menumpukan kepala pada meja, memikirkan berbagai alasan dan cara supaya bisa lolos untuk persentasi hari ini. Tanpa disadari seorang pria paruhbaya memasuki kelas. Membuat suasana yang awalnya ricuh menjadi tenang. Dia memberi salam dan memulai sesi belajar.
"Apa hari ini Jaemin hadir?" Tanya dosen itu.
Mendengar namanya dipanggil, ia mendongakkan kepala dan menggangkat tangan. "Hadir, Pak."
"Baik, Hari ini kamu kedapatan presentasi bukan? Siapkan laptopmu beserta proyektor!" Titah dosen itu lalu beranjak ke tempat duduknya. Jaemin buru-buru bangkit dan menghampiri sang dosen.
"Maaf Pak tapi-" Ucapan Jaemin terpotong oleh suara seseorang didepan pintu yang sedang berdiri sambil tersenyum sopan. Dia masuk menghampiri meja dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Will Be Free! 00L🔞 [ON GOING]
FanfictionBerawal dari tantangan gila Shuhua yang memenangkan taruhan dari ketiga sahabatnya memaksa Jeno, Hyunjin dan Jaemin saling berciuman. Ini kali pertamanya mereka melakukan hal yang diluar nalar. Namun pada akhirnya sentuhan di bibir masing-masing men...