"Bunda, Laily pulang," Laily yang awalnya riang saat memasuki rumahnya, kini terpaku saat melihat bunda nya yang tergelak lemah di lantai.
Laily seketika menghampiri Santi sang Bunda dan mengguncang-nguncangkan tubuh Santi dan menitikkan air matanya saat Santi membuka matanya berat dan mengatakan. "Nanti, kalo Bunda sudah pergi, kamu sekolah yang bener ya nak, jangan pacaran dulu. Banggain Bunda dan Ayah, terus kalo cari jodoh-" Laily menggelengkan kepalanya berat.
"Bunda jangan ngomong kayak gitu..Laily sedih jadinya. Pokoknya nanti Bunda bakal ngelihat Laily sukses terus bisa milihin jodoh buat Laily, okey?" Santi hanya tersenyum kecil melihat tingkah anak nya.
"Bunda sayang Laily," Santi menutup matanya secara perlahan dan menitikkan air matanya untuk terakhir kalinya.
"Bundaaaa, Laily gak punya siapa-siapa lagi, Bund. Nanti siapa yang ngasih uang jajan buat Laily, siapa yang bakalan nyariin jodoh buat Laily, terus n-nanti siapa yang bersihin kotoran si Mochi (Kucing) Bundaaa," isak tangis Laily kini terdengar sampai di penjuru rumah.
Santi tersenyum tipis dan membelai pipi Laily yang sudah basah akan air mata.
"Jangan tinggalin Laily Bun-"
Santi menggelengkan kepalanya dan menautkan jari telunjuknya di bibir Laily. "Shuttt, Bunda gak bakalan tinggalin Laily, Bunda bakalan nemein kamu dari jauh nak,"
"Enggak bund, jangan.." Laily memeluk Santi dengan erat
Santi menjatuhkan tangannya ke lantai dan menghembuskan nafas terakhir nya.
Dunia Laily seakan berhenti seketika, Bunda nya yang selalu ada di saat ia terpuruk kini sudah terbaring lemah di pangkuannya. Bunda nya yang saat itu menjadi benteng saat Laily di sakiti orang, kini sudah terbujur kaku dan membisu.
"Bundaa, kita belum kompromi buat ukuran liang lahat bunda..terus nanti tamu-tamu nya Laily gak ada yang kenal Bund," Laily mengguncang-nguncangkan tubuh Santi yang sudah terbaring lemah tak berdaya.
Tik, tik, tik.
Kini hanya hembusan angin yang menemani kesunyian Laily, Sang Ibunda kini sudah menghadap Ilahi untuk dipertanggung jawabkan segala perbuatannya di dunia.
"Yang tenang ya, Bund," Laily mengecup kening Santi untuk TERAKHIR KALINYA.
Laily sudah terlambat! Seandainya ia langsung membawa Santi ke rumah sakit dan melakukan pertolongan pertama pasti ini semua tak akan terjadi.
"Laily bodoh, Laily terlalu bodoh untuk hal ini, seandainya Laily gak ngajak obral Bunda pasti-"
Santi seketika tertawa terbahak-bahak. "Hahahaa, Laily ih,"
"Yah Bundaa, ngapain ketawa ih, Laily udah serius peranin nya!" Laily melipatkan kedua tangannya di dada dan berdecak kesal.
"Lagian kamu tuh Laily, harusnya itu paragraf katanya ngobrol bukan obral sayang, ini sudah ke 99 kalinya kamu salah ngucapin nya,"
Laily menggaruk tengkuk nya yang mendadak gatal. "Hehehe, iya nih Bund, soalnya pas Laily sebelum pulang mampir di toko baju yang lagi obral, berhubung Laily lagi kosong kantong nya jadi kepikiran terus deh sampai sekarang,"
"Hadeh..ni anak ya. Bantuin Bunda berdiri gih, tulang rusuk Bunda dan encok nih. Lain kali Bunda gak mau lagi ya ikut-ikutan latihan drama kamu, ntar kamu yang senang Bunda lagi yang jadi korban," titah Santi dan langsung di bopong oleh Laily ke Sofa.
Santi mengendus badan Laily dengan ekspresi masam. "Loh, kamu kok badannya basah sih? Habis ngapain?" selidik Santi.
"Oh, tadi Laily habis bantuin teman Laily bunuh diri Bund di sungai, gimana hebat kan Laily?" Laily mengacungkan jempol nya dan membuat Santi sesak nafas.
"Astagfirullahhalajim, Laily...bunuh diri itu dosa nak, kalo ada orang mau bunuh diri itu dicegat! Bukan malah di dukung!" Santi menepuk jidatnya dan menyenderkan kepalanya di sandaran sofa.
"Tapi kan, sungai nya cuma sedalam pinggang aja, buktinya kami berdua selamat kok,"
"Lain kali Bunda gak bakalan maafin kamu lagi kalo kamu bahayain diri sendiri dan orang lain ya! Sekarang kamu masuk ke kamar! Mandi dan ganti baju, habis itu turun ke bawah makan!" terlihat wajah kekecewaan dari Santi. Hal itu membuat Laily diam seribu bahasa, dan tidak menjawab sepatah kata pun.
Laily berjalan gontai saat menaiki tangga. Saat Laily sampai di kamar nya...
'Lihat aja nanti kamu, Laily!' batin Santi dan terkekeh antagonis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laily's Love Story
Short StoryTerlambat sekolah bukan selamanya menjadi tragedi terburuk. Justru karena kasus tersebut membuat Laily bertemu dengan seorang cowok bernama Deven. Siapa sih yang tak kenal dengan Deven? Sosok cowok idaman para kaum hawa dan selalu menjadi idol. ...