Part 11

40 3 1
                                    

Hari demi hari, kedekatan Keira dan Daffa semakin erat. Bahkan banyak yang mengira bahwa mereka berpacaran, karena terlihat sangat cocok. Di lain itu juga sahabat mereka mendukung, jika mereka berpacaran. Tapi ya dengan syarat, sifat fakboy Daffa yang harus ia hilangkan.

Keira pun merasakan bahwa ia merasakan hal berbeda jika bersama Daffa. Ia rasa, dia jatuh cinta pada pemuda tampan dan terkenal fakboy itu. Ia hanya berharap, jika benar ia mencintai pemuda itu maka cinta nya terbalas dengan tulus.

Saat ini, Daffa berjalan-jalan berdua di mall. Bersama Zia, masih ingat Zia? Pacar simpanan nya yang satu sekolah dengan Dewi. Pacar Daffa yang lain nya.

Ini permintaan dari Zia, jika tidak Daffa hari ini akan pergi ke rumah Keira dan mengajak gadis itu berjalan-jalan.  Kebetulan hari libur, jadi Daffa sudah berencana ingin ke rumah Keira dan mengajak nya jalan. Tapi karena Zia memaksa nya menemani gadis itu berbelanja, ia terpaksa mengiyakan permintaan Zia.

"Sayang, bagus yang mana? Baju yang ini atau yang ini?" Tanya Zia, sambil menunjukkan dua buah dress selutut berwarna biru laut di tangan kanan nya dan warna merah di tangan kiri nya.

Daffa melihat dengan tatapan malas nya. Ia bosan, sudah satu jam yang lalu ia berkeliling dengan gadis ini. Ia tak sabar ingin berjumpa dengan Keira.

"Terserah aja." Jawab nya.

Zia mendengus. "Kamu kenapa sih? Aku kan minta pendapat kamu buat milih dress yang mana bagus! Kok kamu cuek sih?!" Tanya nya dengan nada kesal.

"Ck, udah lah pilih yang mana aja. Gue capek mau balik, istirahat!" Ujar Daffa dan beranjak keluar dari toko baju tersebut.

Zia yang diperlakukan seperti itu hanya menghentakkan kakinya kesal. Ia meletakkan kembali dress tersebut dan mengejar Daffa.

"Udah?" Tanya Daffa saat melihat gadis di sebelah nya ini datang.

Dengan raut wajah kesal dan bibir yang maju ke depan, ia mendengus. "Gak jadi beli!" Jawab nya.

"Ya udah." Ia mengendikkan bahu nya acuh dan berjalan meninggalkan Zia.

"Sayang! Kok ninggalin aku sih?! Kita mau kemana? Makan dulu yuk, aku laperr!" Ajak nya dan sedikit merengek. Ralat, banyak merengek dan pinta nya.

Membuat Daffa kesal setengah mati. 'banyak banget mau nih cewek! Nyesel gue jadiin pacar anjir!' pikir nya.

"Zia pulang aja yuk, kan lo bisa makan di rumah. Gue capek." Balas nya.

"Tapi kan, aku laper. Kapan lagi kita makan berdua di luar gini, kamu jarang ada waktu buat aku, kamu juga berubah. Bicara kamu juga sedikit kasar." Ia menunduk kan kepala nya sok sedih. Semata-mata untuk membujuk Daffa.

Pemuda itu menghela nafas nya. Ia merasa kasihan pada gadis di hadapan nya ini. Dengan sabar ia meraih tangan Zia dan memulai akting nya.

"Ya udah, maafin aku ya. Yuk kita makan." Ajak nya.

Zia mendongakkan kepala nya, ia tersenyum puas. Caranya membujuk pemuda itu berhasil. Padahal Daffa melakukan itu hanya berpura-pura saja, biar cepat ia pulang dan menyelesaikan semua kesabaran nya ini.

Mereka duduk di bangku pojok kafe dan memesan makanan. Sambil menunggu makanan, Daffa melihat-lihat notif di hp nya. Mana tau saja Keira mengirim nya pesan.

"Makasih, mbak." Ujar Zia saat makanan sudah sampai.

Pelayan itu pergi dan Zia memakan pesanan nya. Daffa hanya memesan minum saja, kopi.

Asik-asik melihat keramaian, Daffa tak sengaja melihat Dewi di kejauhan. Ia menyipit agar lebih jelas. Ternyata benar, itu Dewi. Dan sial nya, gadis itu menatap ke arah mereka dan berjalan menghampiri mereka.

ME N U (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang