Part 12

51 5 0
                                    

Dengan kepala yang tertunduk dalam lipatan tangan nya, ia memejamkan mata nya dengan nyaman. Duduk di bagian belakang tidak menjadi masalah bagi nya. Ia merasa nyaman, bahkan sangat nyaman.

Tidak mengindahkan suara seorang guru yang terus menerangkan pelajaran di depan sana. Ia tetap fokus pada mata nya yang tertutup santai. Sampai akhir nya...

BRAK

"ALLAHUAKBAR! ASTAGFIRULLAHH AL'AZIM!!" Ia terkejut dan terduduk dengan tegak.

Rambut yang kusut dan wajah yang ngantuk tercetak jelas di wajah nya. Terlihat bukan jelek, bahkan terlihat lebih tampan dan sexy.

"Astagfirullahh al'azim, lemah jantung hayati." Ujar nya sampai duduk lemas dan menyandar terkulai di bangku nya.

Semua nya terkekeh dengan keluhan nya.

"Daffa! Kenapa kamu tidur?! Ini waktu nya sekolah, bukan tidur!!" Teriak guru yang ada di depan.

Ia membuka mata nya dengan malas, menatap guru itu dengan lemas. Ternyata suara gebrakan meja itu dari guru yang di depan. Ah membuat jantung nya lari ke lambung saja.

Daffa berdecak kesal dan menatap guru itu datar. "Ya elah, Pak. Bapak kalo mau mukul meja bilang-bilang dong, saya jadi jantungan nih! Untung aja jantung saya gak lari ke lambung, bisa-bisa pindah tempat dia!" Ia mendengus sebal.

Seisi kelas menahan tawa mereka. Sekali saja tertawa pasti akan di sembur oleh sang guru.

"Ngeri amat jantung lo, Daf. Bisa begitu." Ujar Jashon.

"Ya kali aja dia tiba-tiba punya kaki." Jawab nya.

Marley dan Jashon terkekeh.

"DAFFA! JASHON! MARLEY! KELUAR KALIAN!!" Teriak guru itu. Ia pusing melihat ketiga pemuda ini, setiap ia masuk pasti ia akan menggunakan suara nya dengan kekuatan penuh menghadapi mereka.

"Siap, Pak! Laksanakan! Skuy bro!" Ujar Daffa dan berjalan cepat keluar kelas.

Apalagi dengan Marley dan Jashon mereka juga tak kalah semangat dengan Daffa. Pak guru hanya menggeleng kan kepala nya heran. Ia pun melanjutkan pelajaran.

"Kita ke mana, Daf?" Tanya Marley.

"Ke hati muuu." Celetuk Daffa.

"Anjing!" Umpat nya.

Daffa dan Jashon tergelak.

"Kita ke rooftop lah, gue mau lanjut tidur. Hoaaammm masih ngantuk anjir." Ucap nya.

"Gue juga lah, skuy ke rooftop." Mereka bertiga jalan menuju rooftop dengan santai.

°°°

"Eh, mana yak Abang gue? Kok gak keliatan?" Tanya Jeje.

"Gak tau, telpon dah telpon." Ujar Gita.

Jeje mengangguk. Sedangkan Keira hanya menatap sambil memakan pesanan nya.

"Halo kenapa, Je?" Terdengar suara seperti orang baru bangun tidur dari telpon yang tersambung.

"Abang di mana? Gak ke kantin?" Tanya Jeje.

"Di rooftop, ini mau jalan ke sana."

"Ya udah, Jeje tunggu."

"Hmm, iyaa."

Jeje mematikan telepon dan fokus kepada makanan nya.

"Kata nya di rooftop." Jawab Jeje.

"Sendirian?" Tanya Keira yang sedari tadi menyimak.

ME N U (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang