Part 7

43 4 0
                                    

Pagi ini seperti pagi-pagi biasa nya. Daffa bangun telat lagi, hanya hari kemarin saja dia bangun cepat. Karena saat itu dia sedang berbahagia. Bahagia karna apa? Oh iya lupa dikatakan bahwa dia bahagia karena, habis piknik hari Minggu nya sama Rara dan Revan.

Maka nya ia bangun segar dan cepat di pagi cerah itu.

Sekarang sudah pukul setengah delapan. Ia yakin, pagar sekolah sudah tutup sekitar 20 menit yang lalu. Dalam hati nya ia berdecak kesal. Kenapa harus telat.

"Kenapa telat dah, perasaan tadi malam tidur cepet anjir. Sampe jam 2 doang begadang nya, elah! Ada yang kagak beres nih!" Ujar nya.

Otak lo yang gak beres, ogeb!

Sampai di sekolah, dugaan nya benar. Pagar sudah tertutup rapat dan terkunci. Ia berhenti di depan pagar, yakali ditabrak tuh pagar. Ia turun dan melepaskan helm nya.

"Pak, bukain dong pagar nya." Pinta nya pada satpam yang sedang duduk santai di pos nya.

"Gak! Kamu telat tidak boleh masuk!" Balas satpam itu tegas.

"Ayo lah, Pak! Bukain yaaa, plisss." Pinta nya dengan raut wajah yang memohon.

"Gak! Maka nya bangun cepat, terus juga wajah kamu biasa aja. Geli saya liat nya!" Ujar Pak satpam.

"Ya elah, Pak. Gemes gini malah geli, ya menurut saya wajar kalo bapak geli sama saya. Kalo bapak suka kan malah barabe!" Ujar nya.

"Ya saya juga normal kali." Sewot Pak satpam.

"Iya pak iya, sewot bener dah." Ia mendengus. "Tapi, bukain ya pak plisssss." Pinta nya lagi.

"Saya bukain, tapi tunggu di sini. Saya panggil Bu Eka dulu."

"Eh jangan, Pak. Bukain aja biar saya bisa masuk, buat ketemu Bu Eka biar urusan saya setelah masuk." Ucap nya.

"Gak, nanti kamu bohong! Kamu kan buaya!"

"Buset, ganteng gini, bentuk sama kayak bapak dibilang buaya! Ngadi-ngadi nih bapak."

"Kamu mirip saya? Emang nya kamu anak saya?" Tanya Pak satpam.

"Bukan gitu elah, Pak. Maksud saya itu gini kan--"

"Yah udah tutup." Ucapan Daffa terpotong saat seorang gadis berbicara di samping nya.

Daffa terkejut, begitu pun Pak satpam.

"Astagfirullaaahhh al'azim, neng. Ngagetin aja." Ujar Daffa, ia mengelus dada nya.

"Tau si Eneng, datang-datang ngeluh. Bikin kaget." Lanjut Pak satpam.

"Hehe, maap ya. Gak sengaja."

"Eh, tumben telat Kei?" Tanya Daffa.

Ternyata gadis itu adalah, Keira.

"Iyaa, kesiangan nih." Ia cemberut.

"Kok bisa?"

"Kemarin ada acara di rumah sepupu, jadi ya kecapean terus kesiangan deh." Jawab nya.

Daffa hanya ber-oh ria saja.

"Hei! Kalian terlambat?" Suara seorang wanita paruh baya yang sangat mereka kenal terdengar.

"Gak, Bu. Kita gak telat." Jawab Daffa malas.

"Lah? Terus ngapain di luar pagar gitu?" Tanya Bu Eka.

"Lagi demo! Ya telat lah, aduh ibu gimana sih."

"Ya kali aja kalian minta sumbangan."

"Gila aja kita rapi, ganteng, wangi gini dikata minta sumbangan." Kesal Daffa.

ME N U (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang