Ke Esok kan paginya, Ibunya Syahna sudah berada di kamarnya Jennie membawakan roti tawar dan susu putih yang ditaruh di meja sebelah tempat tidur. Jennie menguap dan membuka matanya menatap Ibunya yang duduk sambil melamun menghadap jendela.
"Ibu? ada apa bu?" ujar Jennie sambil duduk di pinggiran tempat tidurnya.
"Tidak nak, ibu hanya memikirkan mu. Ibu khawatir padamu atas apa yang telah terjadi padamu dan menimpa mu selama ini. seharusnya kamu cerita saja kepada Ibu dari kemarin-kemarin Jennie jangan kamu pendam semua masalahmu dengan sendiri itu tidak baik, tidak membuat masalah mu menjadi selesai aku ini kan ibu mu jadi seharus nya kamu cerita saja semua masalah mu kepada ibu siapa tahu Ibu bisa membantu" ucap Ibunya dengan raut wajah sedikit emosional.
"Bukan begitu maksud ku Bu,aku hanya tidak mau Ibu kepikiran tentang masalah ku ini, biarkan hanya aku saja yang tahu aku tidak mau menjadi beban untuk semua orang" ucap Jennie dengan raut wajah menangis.
"Jangan berbicara seperti itu jennie,kamu ini kan anak Ibu jadi kalau kamu ada masalah cerita kan lah semua kepada Ibu jangan kamu memendam semua masalahmu dengan sendiri" ujar Ibunya sambil memeluk Jennie.
"Iya Bu … lain kali aku akan cerita kepada Ibu kalau ada masalah apapun itu" ucap Jennie membalas peluk kan nya Ibunya.
"Iya Jennie, kamu harus terbuka saja kepada Ibu jangan memendam semuanya dengan sendiri" ujar Ibunya sambil menggenggam tangan Jennie.
Setelah Ibunya merespon apa yang diceritakan Jennie tentang masalah nya itu, Ibunya mencoba untuk menguatkan dan menenangkan Jennie agar Jennie lebih tenang dan setelah itu memberi makan kepada jennie untuk dia makan karena melihat jennie sudah begitu pucat,setelah selesai makan Jennie pun disuruh untuk beristirahat oleh Ibunya agar pikiran nya lebih tenang.
Setelah sekian lama Jennie tidak bersekolah, akhirnya Ia kembali bersekolah. Jennie sama sekali tidak antusias untuk kembali bersekolah, kerena Ia terlalu malas untuk bertemu orang orang yang menjahilinya dan mem bully nya. Tepat pada keesokan Hari nya, pukul empat pagi Jennie telah terbangun dan berdiam di balkon kamarnya seraya memandangi jalanan di luar sana.
Tok tok tok
"Jennie, apakah kamu sudah bangun?" tanya Ibu di luar kamar.
Jennie yang pada saat itu sedang melamun pun merasa kaget dengan ketukan Ibunya di luar kamar."Iya Bu, Jennie sudah bangun" jawab Jennie.
"Jangan lupa untuk segera siap - siap nak, hari ini kamu kembali bersekolah. Lalu ke meja makan, Ibu sudah memasak makanan untuk kalian ” kata Ibu sembari pergi dari depan kamar Jennie.
"Hmm ... kalian? memangnya siapa yang datang bu?!" jerit Jennie yang langsung buru buru memasuk kan buku buku kedalam tasnya.
°•°•°•°•°•°
Jennie langsung turun ke bawah walau dengan kondisi yang sangat malas. Saat melihat ke ruang makan ternyata di sana telah ada Ibu, Ayah, Naya dan Miya bahkan teman - temannya seperti Silvana, Odette, Daniel, Kevin dan Candra pun sudah ada di sana.
"Kalian sejak kapan ada disini?" heran Jennie kepada teman - temannya.
"Baru saja" jawab Odette sembari memakan sarapan yang telah disiapkan Ibu Jennie.
"Kita akan pergi bersama ke sekolah, agar kamu tidak merasa takut" ujar Silvana dengan antusias.
"Iya Jen, Kamu tidak perlu takut selagi ada kita" kata Kevin. "Makanannya enak sekali, terima kasih ya Tante. Maaf merepotkan" lanjut Kevin seraya tersenyum.
"Sama sekali tidak merepotkan, terimakasih ya kalian sudah datang kesini untuk menjemput Jennie" kata Ibu Jennie.
"Sama - sama tante, Jennie kan juga teman kita" ujar Candra.
"Hmm … bener nih temen? nanti jadi demen loh Can" Odette menyenggol sikut tangannya Candra.
"Yah … kan lagi pendekatan dett. Ya ga Jen?" Candra mengedipkan matanya pada Jennie dan mereka tertawa melihat tingkah Candra dan Odette.
Miya dan Naya yang melihat mereka semua tertawa merasa lebay dan memutuskan untuk duluan pergi ke sekolah, yang lainnya hanya menatapnya lalu menyelesai kan makan dan bergegas untuk pergi ke sekolah menggunakan kendaraan pribadi mereka.
Selama di sekolah, Jennie tidak lagi mengalami pembulian dan dijahili orang - orang disekolah karena sedari pagi, sampai ia permisi ke toilet.
"Aku ke toilet dulu ya Sil" ucap Jennie sembari beranjak dari tempat duduknya.
Silvana yang sedang mengerjakan tugasnya segera menjawab" sebentar aku bereskan tugasku dulu ya "
"Ga usah, sendiri saja" tolak Jennie.
"Beneran ga apa - apa?" tanya Silvana.
"Beneran Sil" jawab Jennie dengan mengangkat kedua jari telunjuk dan jari tengah yang membentuk V.
"Yaudah, aku ke toilet dulu ya" pamitnya lalu berlari keluar kelas.
"Oke, hati - hati Jen" jawab Silvana.
Setelah dari kamar mandi, Ia pun bercermin terlebih dahulu di kaca toilet lalu keluar dari kamar mandi. Jennie terus berjalan sembari memainkan ponselnya, tiba - tiba seseorang merebut ponsel Jennie dan berkata.
"Minta nomor kamu dong Jen, kamu belum punya nomorku juga kan?" seraya menghindar dari tangan Jennie yang berusaha meraih ponselnya kembali.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Are you guys wondering what will happen next with Jennie? hmm ...🤔
If you are curious about the sequel let's keep reading and sharing with friends ️yeah 😉🤗
+ support my story by Vote, comment❣️thank you❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST THE START of EVERYTHING
Teen FictionSebuah masalah yang datang menghampirinya kadang bersamaan kadang tidak, dengan berbagai macam cara yang coba ia lakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Perlahan berjalanya waktu teman temannya mulai mendekatinya kembali. Bahkan ada teman baru tapi...