CHAPTER 3

42 27 2
                                    

   Keesokan harinya, Jennie bangun terlalu pagi karena merasa lapar dan ia pun turun ke dapur untuk memasak telur dadar.

“Kamu sedang melakukan apa?” kata Miya yang tiba-tiba datang menghampiri Jennie.

“Aku sedang memasak sekalian untuk sarapan kalian” jawab Jennie yang sama sekali tidak menoleh ke arah Miya sekalipun.

“Tidak perlu memasak untukku, aku tidak ingin memakan masakan mu” sinis Miya sambil mengambil air putih di atas meja.

“Yasudah kalau tidak mau, aku tidak memaksamu” balas Jennie tidak peduli.

Jennie segera membereskan masakannya dan menaruhnya di atas meja. Ibu dan Ayahnya pun segera turun ke bawah untuk sarapan diikuti Naya.

   Siang harinya Jennie mencoba untuk berjalan jalan di sekitar rumahnya, Kawasan rumahnya lumayan sepi dan hanya ada beberapa orang. Ia segera kembali ke rumah nya karena Ibunya sudah menghubunginya beberapa kali.
Jennie melihat beberapa motor dan mobil di depan rumahnya, ia menatap orang dengan jaket biru.

“Jennie?” ucapnya.

Jennie menatapnya dan mencoba mengingat - ingat orang yang menyapanya.

“Candra? Apakah ini benar benar kamu?” bukannya senang melihat temannya yang bernama Candra, malah Jennie merasa waspada.

“Kenapa kamu sangat terkejut? Hingga menatapku seperti itu seolah-olah kamu takut padaku” ucapnya.

Jennie hanya diam dengan senyuman diwajahnya. Disaat yang bersamaan teman yang lainnya menghampiri mereka yang hanya diem dan saling menatap, kedua orang temannya yang bernama Silvana dan Odette.

“Kenapa kalian diluar dan saling menatap?” ujar Silvana sambil merangkul Jennie.

“Iya, dan kamu Jennie kenapa berada diluar?” ucap  Odette sambil menarik tangannya untuk menyuruhnya masuk ke dalam rumah.

“Ayo Candra kita masuk ke dalam rumah diluar sudah mulai panas” Silvana tersenyum lalu berjalan masuk ke rumah Jennie.

Candra menghela nafas dan langsung menyusul Jennie masuk ke dalam rumahnya. Saat berada diruang tamu, Jennie sedang berbincang dengan ibunya, ia tertegun ketika melihat Candra sedang menatapnya.

Ibunya mulai meletakkan berbagai macam makanan dan minuman ditempat teman-temannya berkumpul dibantu oleh kedua kakaknya, saat Naya akan menaruh minuman di atas meja dan tiba-tiba  Daniel berbisik padanya.

“Kamu harus segera menyelesaikan masalahmu dengannya supaya tidak ada kejadian yang menimpamu” bisik Daniel dengan tatapan mata yang tajam.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

   There has started a conflict right? the story will be more exciting 😆 if you're curious, let's keep reading and sharing with your friends🤗❣️

Don't forget to continue to support my story by Vote, comment and follow who knows if the story is over there is a new story😱❣️

thank you❤️

JUST THE START of EVERYTHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang