Matahari mulai terbenam,dan langit menunjukkan malam yang akan segera tiba, Mereka berbincang sehingga lupa waktu.
"Kalian tidak akan pulang? Ini sudah hampir malam" ujar Jennie dengan lembut.
"Tidak bisa kah kita menginap disini satu hari saja?" gumam Kevin sambil menatap Jennie.
"Kami masih rindu padamu sebentar lagi saja,baru kami pulang" ucap Odette dengan raut wajah cemberut.
Jennie mengetukkan jarinya seraya berpikir lalu ia mengangguk pasrah, tiba tiba Miya menggebrak kan meja dengan sangat keras sehingga membuat teman temannya terkejut. Daniel mulai kesal sehingga dia sangat marah kepada kedua kakaknya.
"Ada apa ini?! Kenapa kamu bertingkah seperti itu" teriak Daniel.
"Aku kesal sangat kesal dengan ucapan mu kepada adikku Naya apa maksudmu berkata seperti itu" wajah Miya memerah karena saking kesal dan marahnya pada Daniel.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu apa masalahnya dengan mu, kamu mau ikut campur? kamu hanya akan menambah masalah kalau seperti itu tingkah mu pada adikmu Jennie!!" Candra memukul meja sehingga tangan nya menjadi sangat merah.
"Mengapa kalian seperti ini?! Kamu Miya jangan bertingkah seperti anak kecil dan kalian seharusnya sudah pulang ke rumah, sudah kubilang berapa kali jangan membahas masalah itu disini!" Jennie meluapkan kekesalannya.
Seketika semua nya menjadi hening saat Jennie berkata seperti itu dan Miya langsung pergi menuju kamarnya. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut mereka. Hanya ada diam dan keheningan yang menyelimuti nya.
"Mengapa kalian semua menjadi diam?" ucap Jennie dengan wajah yang sangat kesal.
"Bukan begitu Jennie, aku sangat terkejut dengan amarahmu yang membuat kami semua kaget akan sikapmu tadi, dengan kamu yang menggebrak kan meja sangat begitu kerasnya" ujar Odette dengan wajah yang sangat begitu terkejut.
"Iya Jennie, tidak seperti biasanya kamu sangat kesal dan marah sampai seperti ini hingga kamu sampai sampai menggebrak kan meja sangat begitu keras nya, aku pun begitu kaget mendengarnya" ucap Silvana sambil memegang pundak Jennie.
Jennie menarik napas berat, ia pun menepis tangannya Silvana dan berjalan ke arah pintu lalu membukanya.
"Kalian boleh pergi sekarang" jujur aja Jennie sebenarnya sebisa mungkin untuk tidak berbicara dengan amarah, Ia pun sebisa mungkin memendam amarahnya agar tidak semakin meningkat
"Tapi Jenn ..." ucapan Odette terpotong karena Kevin menyenggolnya dan menyuruhnya diam.
Mereka segera keluar dari rumah Jennie tetapi Candra menyuruh yang lainnya duluan pergi karena ada yang harus ia bicarakan dengan Jennie.
"Kenapa kamu tidak pergi?" tanya Jennie yang hanya melihat ke bawah.
"Aku masih ingin bersama mu lebih lama" Candra tersenyum. "Lihat aku Jenn" mendengar ucapannya, Jennie melihat Candra dengan khawatir.
"Maaf ..." gumam Jennie.
"Hey, tidak apa Jenn. kami mengerti kenapa kamu begitu" mengusap rambutnya Jennie dengan senyuman manis diwajahnya.
"Aku merasa tidak enak pada kalian" Jennie cemberut.
Candra yang menyadari bahwa pada saat Jennie cemberut pasti nantinya akan segera menangis. dan benar saja Jennie mulai menangis tanpa suara. Candra segera menarik Jennie ke dalam pelukannya dan benar aja Jennie mulai menangis di pelukan hangatnya.
"Tidak apa apa, jangan khawatir Jenn. mereka mengerti pasti mengerti. jadi jangan menangis karena hal itu ya" Candra menepuk punggungnya dengan pelan supaya Jennie tenang.
Jennie berhenti menangis dan Candra melepaskan pelukannya lalu menatap Jennie.
"Kamu seperti bayi kecil yang menangis" Candra tertawa dan Jennie mencubitnya. "Yakk! ... sakit tau" keluh Candra yang memegangi tangannya karena dicubit.
"Rasain tuh" Jennie tersenyum.
Candra pun ikut tersenyum karena melihat Jennie bisa tersenyum kembali. Keheningan pun melanda selama beberapa menit.
"Kamu tidak akan pulang?" tanya Jennie.
"Kenapa? Apakah kamu mencoba mengusirku?" Candra menyilang kan kedua lengannya.
"Tidak, hanya saja kamu ditinggal sendirian disini dan kamu akan pulang bagaimana? Maksudku ..."
"Iyah iya aku tau" mengacak ngacak rambut Jennie. "Kalau gitu aku pergi dulu ya" mencubit pipinya Jennie.
Jennie heran katanya mau pergi tapi Candra masih berdiri di depannya, menatapnya dengan senyuman.
"Yaudah pergi aja" Jennie melambaikan tangannya.
"Bener nih ya aku pergi nih" Candra berjalan sangat pelan.
"Iya pergi aja" Jennie tersenyum kesal.
"Oke oke ... bye Jenn" Candra pun pergi menyusul teman temannya.
Jennie segera menutup pintu. Miya yang melihat Jennie akan menaiki tangga menuju kamarnya langsung terdiam dan menatap Jennie dengan sangat kesal dan marah.
Saat melewati Miya, Jennie tidak menatapnya sekalipun atau melirik kesamping bahkan kebelakang.
"Awas aja kamu" bisik Miya.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
What will happen next? curious right? 🤔😂 Let's keep reading and sharing with friends ️yeah 👭🤗👫
Don't forget to continue to support my story by Vote, comment and follow who knows if the story is over there is a new story😱❣️
thank you❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST THE START of EVERYTHING
TeenfikceSebuah masalah yang datang menghampirinya kadang bersamaan kadang tidak, dengan berbagai macam cara yang coba ia lakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Perlahan berjalanya waktu teman temannya mulai mendekatinya kembali. Bahkan ada teman baru tapi...