Jennie terus berjalan sembari memainkan ponselnya, tiba - tiba seseorang merebut ponsel Jennie dan berkata.
"Minta nomor kamu dong Jen, kamu belum punya nomorku juga kan?" seraya menghindar dari tangan Jennie yang berusaha meraih ponselnya kembali.
"Balikin Van" Jennie berusaha mengambil ponselnya dari tangan Devan. nama pria itu.
"Kamu apa - apaan sih" teriak Jennie.
"Aku cuman ingin nomor ponselmu" jawab Devan yang masih berusaha menghindar dari tangan Jennie.
"Tidak mau!" teriak Jennie yang segera merebut paksa ponselnya dari tangan Devan lalu berjalan menjauh.
Devan meraih tangan Jennie dan berbicara mengintimidasi ke arahnya.
"Tidak perlu sok jual mahal kamu, cewek yang lebih cantik dari kamu banyak. pantas banyak yang membencimu"
"Kalau kamu tidak suka aku jual mahal, kenapa kamu terus mencoba dekati aku hah? lalu apa masalah mu dengan ku ?!" jerit Jennie.
"Tidak ada. Tetapi aku ingin membuat masalah dengan mu sayang" tegas Devan dengan menarik tangan Jennie.
Jennie yang merasa terkejut karena tangannya ditarik itu pun refleks menarik tangannya kembali yang sudah memerah karena cengkraman tangan Devan yang begitu kuat dipergelangan tangannya, lalu ia pun berlari kencang ke arah kelasnya tanpa melihat kembali ke belakang.
Sesampainya di dalam kelas, temannya melihat Jennie yang memasuki kelas dengan berlari langsung bertanya.
"Jennie ada apa? kenapa kamu lari-lari?" ucap Silvana dengan rasa cemas.
Jennie melihat kearah Silvana "Tidak tidak ada apa-apa" ujar Jennie sambil tersenyum.
Silvana pun tidak mempertanyakan lagi, tak lama bel masuk pun berbunyi Jennie dan Silvana kembali ke tempat duduknya dan guru pun masuk ke dalam kelas. Tak lama bel pulang pun berbunyi dan Jennie langsung membereskan mejanya.
"Aku duluan ya bye" Jennie segera bergegas keluar kelas tanpa melihat raut wajah temannya.
"Hey Sil !! Ada apa dengan Jennie? Dia keliatan buru buru" kata Kevin saat ia akan masuk ke kelas yang melihat Jennie pergi dengan terburu buru.
"Ga tau. Tadi juga dia berlari ke kelas dan saat ku tanya ga ada apa apa" Silvana membereskan meja.
"Seperti ada yang aneh dengan dia" menatap ke pintu kelas. "Yaudah yuk balik bareng" menghampiri Silvana.
"Yang lain? Eh iya si Odette juga tadi buru buru pulang karena harus ikut Ibunya belanja ke mall" berjalan keluar kelas, disusul Kevin.
"Yang lain tadi ada kelas tambahan tapi aku malas untuk itu" Kevin cemberut. "Si Odette emang begitu ya? Kalau masalah belanja dia langsung mau"
"Iyah dia begitu dari dulu ko" merangkul Kevin.
Sebenarnya Silvana merasa ada yang aneh dengan kedua temannya itu, ga seperti biasanya Jennie langsung pulang dan Odette juga yang Silvana kenal tidak pernah ingin ikut ke mall lebih baik ke warung jajanan sekolah.
Jennie duduk di halte bus karna ia ingin naik bus menuju daerah rumahnya, ia menunduk sambil memegang kepalanya. Seseorang melihay Jennie yang seperti pusing atau berat kepala lalu memberikan sebotol minuman berenergi padanya dan Jennie heran.
"Oh?" Menatap orang itu.
"Saya lihat sepertinya tugas sekolah membuat mu pusing kan? Kamu seperti tidak punya tenaga maksudku terlihat lelah" ucapnya sambil membukakan tutup botolnya dan memberikannya pada Jennie.
"Ah makasih ... keliatan yah?" Jennie menerimanya lalu meminumnya senagai rasa terima kasih.
Dia itu laki laki apa perempuan sih? Hmm (batin Jennie)
"Laki laki"
Jennie terkejut dan langsung batuk saat tengah minum. "Sorry ya? Lagian pake hoodie kacamata sama masker sih"
Saat pria itu akan menjawab bus telah datang dan Jennie langsung berdiri, sesaat setelah pintu bus dan orang orang yang udah turun dari bus. Jennie menatapnya sekejap saat akan menaiki bus.
Bisa baca pikiran yah? Jangan sembarangan baca pikiran orang ya? Ga baik orang orang punya privasi dan pasti itu membuat mu pusing mendengarnya kan (batin Jennie sambil tersenyum menatapnya)
Laki laki itu terkejut dan hampir kehilangan keseimbangan. Jennie langsung menaiki bus dan duduk di kursi bus, lalu laki laki itu menatap Jennie yang mengedipkan mata padanya.
"What?"
Bus itu berangkat dan Jennie menatap layar handphone nya, teman temannya menanyakan keberadannya.
"Cape aku, tenang ... " Jennie pun melihat ke arah jendela.
Sedangkan Candra, Kevin dan Silvana sedang makan di warung biasa mereka makan. Candra terus menatap layar handpone nya dan Silvana yang melihat nya langsung memberikan Kevin kode.
"Eheyy eheyy ... nungguin chat dari Jennie ya?" sindir Kevin sambil makan sesuap batagor.
Candra hanya menggelengkan kepalanya dan meminum teh manis dingin di depannya. "Kaga juga, but ..."
"But what Candra?" Silvana mengetuk meja karna Candra teeilhat melamun sebentar.
Candra memang sedikit melamun lalu ia menjawab "Nothing, nanti kalian pada juga tau. Besok atau entah kapan"
Kevin menatap Candra dari atas samoai bawah. "Jangan gaje yak can, kalo gaje tuh mulut darahan"
Tiba tiba segerombolan anak anak datang dan mengobrak abrik warung, semuanya terkejut dan langsung menghindar serta bersembunyi.
"Jennie!! Mana yang namanya Jennie?! Mengahadap sekarang!" Teriak salah seorang dari mereka.
Candra yang mendengarnya tersentak ada urusan apa mereka dengan Jennie sampai sampai mengobrak abrik warung.
"Ada urusan apa sama Jennie?" ucap Candra dengan tatapan dingin.
"Wahh mulai lagi nih dia kev, gimana dong" bisik Silvana yang berdiri di belakang Kevin.
"Sutt udah kita liat aja dulu na" Kevin menenangkan Silvana.
Salah satu dari mereka langsung maju dan menghajar Candra sampai terjatuh dan mulutnya berdarah. Kevin yang melihat itu langsung menutup mulutnya tidak percaya.
"Kev ucapan kamu bener bener deh" bisik Silvana dan Kevin tidak menajawabnya karna langsung membantu Candra berdiri.
Candra menepis bantuan dari Kevin dan berdiri sambil memegangi mulut yang berdarah. "INI PERINGATAN BUAT KALIAN! DEVAN!!" teriak Candra dengan tegas, suaranya terdengar di seluruh ruangan yang menggema.
Semuanya terdiam entah kenapa Candra sensitif apabila ada yang menyangkut teman temannya termasuk Jennie. Hati mereka deg degan tidak karuan setelah Candra memperingatkannya.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Who is curious about the future relationship between Silvana and Kevin? will they be together? 😆
Just wait for it but don't wait too much because waiting is hard😂
Don't forget to continue to support my story by Vote, comment and follow who knows if the story is over there is a new story😱❣️
thank you❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST THE START of EVERYTHING
Genç KurguSebuah masalah yang datang menghampirinya kadang bersamaan kadang tidak, dengan berbagai macam cara yang coba ia lakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Perlahan berjalanya waktu teman temannya mulai mendekatinya kembali. Bahkan ada teman baru tapi...