Complicated

6 1 0
                                    

Complicated
(Fiksi mini)
Oleh tsabitalaiv
______________________________

"Aku mau mengatakan sesuatu. Ini rahasia, tapi kamu tidak boleh percaya."

Virga mengernyit, menyatukan kedua alis tebalnya. Mulutnya hendak protes, tetapi tanganku lebih dulu membungkamnya. Kuarahkan kepala gadis itu menghadap lantai dasar, seorang pria paruh baya berjalan cepat menuju mobil dengan si supir membungkuk hormat. "Itu adalah ayahku."

Belum dua detik kalimat itu terlontar, Virga sudah memegang perut, wajahnya memerah. Bahkan dia berjongkok untuk menuntaskan tawa yang masih mengudara hinga satu menit lamanya. Setidaknya dia tertawa, meski apa yang kukatakan tidak dia percaya.

"Kalau kamu anak ketua yayasan, aku anak walikota." Virga menunjukkan gelagat si kaya sombong, angkuh dan mata duitan. Aku mendesis, menarik pelan ujung rambutnya. Seperti biasa, dia menyalak, membalas dengan menginjak kakiku.

Usai ritual pembangkit semangat tersebut, Virga menghela napas panjang. Pandangan gadis itu mulai berlayar, menjauh. Kuikuti arah tujuannya. Tak ada percakapan setelah itu. Suara semilir angin dan burung kutilang menjadi latar kami dalam keheningan. Di titik nan jauh di sana, aku yakin, ada banyak kisah yang serupa; bertahan, menyerah, meninggalkan, dan masih banyak lagi. 7,8 milyar manusia dengan problematika mereka masing-masing. Di situlah aku merasa tak sendiri, bahwa semua dari kita pasti sedang berjuang dan memperjuangkan sesuatu.

"Besok hari pernikahan ibu."

Lirih. Namun, masih terdengar jelas. Kuputar tubuhku menghadapnya. Pandangan Virga masih melanglang buana. Ruang hampa itu terlihat jelas. Aku mengangguk, mencoba memikirkan kalimat ajaib apa yang kira-kira bisa membuat hatinya lebih baik. Namun, gagal, otakku mati.

"Di saat sidang pertama ayah akan digelar," lanjutnya. Tetes pertama mulai jatuh. Cengkeraman pada besi pembatas semakin menguat. Disusul tetes kedua, dan tubuhnya mulai bergetar, seperti kesulitan menahan emosi dalam dirinya. "Kami kacau. Bukankah begitu?"

Virga menoleh, seakan mencari persetujuan. Dalam sepasang manik cokelatnya, hanya luka yang berbicara. "Itu bukan sesuatu yang bisa kamu pilih."

Virga mengangguk, menghela napas panjang. "Kamu tahu, Jim? Terkadang aku iri dengan kalian yang lengkap."

Aku mengembalikan pandangan ke arah semula. Definisi lengkap sesungguhnya tak bisa dipandang mata telanjang, karena apa yang dilihat sempurna, belum tentu demikian pada nyatanya. "Percayalah, ada beberapa hal dari seseorang yang tidak akan bisa kita mengerti."

🍀🍀🍀

STF 30 Day Writing ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang