four

62 12 0
                                    

Tapi tak berlangsung lama
Kau tinggalkan aku
Kau pergi berjejak tanya


Yuna punya satu keahlian yang patut diacungi jempol; sabar menanti.

Sabar menanti Kai datang ke kelasnya untuk menjemputnya baik ke kantin maupun saat pulang sekolah. Bahkan dia sabar menanti Kai dua tahun lamanya demi rasa cintanya disadari.

Lagi-lagi Yuna menanti dengan sabar Kai yang tidak menjemputnya di kelas. Seperti yang ia lakukan biasanya.

Mereka memang selalu pulang bersama dengan motor Kai. Entah benar-benar pulang ke rumah atau mencari tempat makan untuk nongkrong.

Keadaan kelas dan lorong sudah sepi, Yuna bahkan berasa hanya ia satu-satunya yang tersisa di lantai tiga sekolah. Hanya terdengar suara pluit dan sepakan bola dari lapangan. Ekskul futsal memang menjadi satu-satunya pemilik lapangan untuk hari Jumat.

Yuna menggerakan kakinya yang menggantung karena dia duduk di atas meja. Pandangan kosongnya tertuju ke sudut ruangan di mana cat temboknya mulai mengelopek. Ia menghela napas. Kemana Kai?

Iseng, dia pun membuka aplikasi chat dan membuka pesannya terakhir dengan Kai.


Babang Khairul
Yun, gue ada latihan ngibarin

Oke!



Yuna mencebikkan bibir, merutuki kebodohannya sendiri. Dia pun beranjak ke lorong kelas dan melongok dari balkon.

Kai berbaris dengan dua orang lainnya di depan tiang bendera. Kalau Yuna tidak salah lihat di sebelah Kai ada Lucy yang entah kenapa sekarang jadi pembawa baki. Beda dengan yang latihan dengan Kai kemarin. Ah, tapi masa bodoh.

Yuna pun memutuskan untuk menunggu Kai di kolam ikan dekat parkiran motor.

Paling setengah jam lagi, batin Yuna mengingat waktu pulang Kai kemarin.

Tapi tidak sampai setengah jam, Kai melewatinya sambil merangkul Lucy yang merintih kesakitan tiap melangkah. Di belakang mereka ada siswa lainnya yang membawakan barang bawaan Lucy. Yuna pun lantas bangkit dan mengekori sampai ke tempat parkir, tapi Kai seakan tidak melihatnya.

"Kai, ayo pulang."

Yuna menganalisa keadaan Lucy. Kakinya terlihat mengkilap karena suatu cairan. Ia mengenakan sendal jepit sementara sepatunya dibawakan oleh Kai. Lucy hanya bisa menyeret kakinya, itupun langsung membuatnya meringis.

"Gue nganterin Uci balik, Yun. Kaki dia keseleo," kata Kai, sambil mencari kunci motornya.

Yuna mengerutkan dahinya, tidak memahami, "Terus gue gimana?"

Merasakan perdebatan kedua sahabatan itu disebabkan olehnya, Lucy pun membuka suara, "Kai, gue naik angkot aja."

Kai membelalak, "Jangan! Kaki lo masih sakit. Gara-gara gue juga jadi lo gini kan."

"Gak apa-apa, Kai. Santai."

Hati Yuna panas melihat Kai menyerahkan helm yang biasa dipakai Yuna kepada Lucy. Tapi helm itu tak diterima oleh Lucy.

"Kai, ayo pulang," sekali lagi Yuna merajuk, merasa ini kesempatannya untuk merebut perhatian Kai lagi.

Kai menghela napas. Cengkraman di helmnya mulai mengeras, "Gue anterin Uci dulu. Abang lo ga bisa jemput apa, Yun? Perlu gue telefon?"

Yuna menggeleng keras, "Gue maunya sama lo!"

Lucy melirik takut-takut kepada Yuna dan Kai yang saling menatap sinis. Perasaan tidak enak benar-benar menyelubunginya.

Kai pun berdecak dan memilih untuk naik ke atas motornya. Kekesalan tampak jelas di wajahnya, "Fid, bantuin Uci naik."

"Jangan berani-beraninya lo naik!" desis Yuna yang kini melayangkan tatapan tajamnya kepada Lucy.

"Gue— gue naik angkot aja— atau dianter Hafid!" seru Lucy cepat-cepat.

Dari atas motornya, Kai menatap sama tajamnya seperti Yuna. Seakan mereka tengah berdebat sengit melalui tubuh Lucy. "Ci. Naik."

Lucy pun akhirnya mengambil helm yang dijukurkan kepadanya sedari tadi. Dia mengenakannya tanpa mau melihat Yuna yang murka.

"Pid, lo anterin Yuna pulang," ucap Kai tegas.

"GUE MAUNYA SAMA LO!" berontak Yuna dengan pekikan kencang.

"Sama aja, Yuna! Lo balik ke rumah juga!" Kai membentak tidak kalah tinggi. Dia tidak membuang waktu setelah Lucy berhasil naik ke motornya dengan bantuan kawannya. Kai pun tancap gas meninggalkan area parkir tanpa menoleh lagi ke belakang.



Tanpa melihat Yuna yang sudah menangis, "Lo janji gak bakal ninggalin gue! Lo janji!"

𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 • 𝘬𝘢𝘪 - 𝘺𝘶𝘯𝘢✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang