🌺Kejadian

5.2K 517 9
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, kelas yang tadinya ramai pun mendadak sepi dan hanya menyisakan satu murid saja yang tak lain adalah Farel.

Sebenarnya Farel sangat lapar, tapi apalah daya ia tak memiliki uang untuk sekedar membeli roti dikantin. Jadilah ia duduk dikelas sambil membaca buku pelajaran.

Sampai datanglah gerombolan anak badung yang berjalan mendekati Farel.

"Widihhh si gembel lagi belajar nih" celetuk Fatur sang ketua dari gerombolan anak itu.

"Ada apa ya kak? " tanya Farel sopan sambil tersenyum manis. Ya Farel memanggilnya kak, karena saat ini Fatur sudah berada dikelas 12.

"Biasa, cepet" jawab teman Fatur santai kemudian gerombolan anak tadi pergi meninggalkan kelas. Namun bedanya, sekarang Farel mengikuti gerombolan kakak kelasnya itu dari belakang.

Sesampainya dikantin, Farel segera memesankan makanan untuk setidaknya 10 orang itu. Setelah itu Farel memberikanya pada masing-masing kakak kelasnya.

"Udah kak, ada yang mau dipesan lagi? " tanya Farel sopan.

"Gx" singkat, padat, dan sangat jelas. Farel mengangguk kemudian memilih duduk. Bukan, bukan duduk dikursi seperti yang lain, tapi Farel memilih duduk dilantai.

Kegiatan ini sudah rutin dilakukan Farel selama seminggu ini.

Farel menatap sekeliling, melihat kearah setiap siswa yang sedang menikmati makanan mereka. Farel memegangi perutnya sendiri, memberi tahu jika dia harus bersabar sampai nanti siang.

Nanti siang saat Farel sudah bekerja dan mendapatkan uang untuk membeli makanan.

Setelah 15 menit lamanya Farel berdiam duduk dilantai, akhirnya geng Fatur sudah selesai makan. Dan Farel masih belum bisa bernafas lega sekarang, justru ia menatap takut kearah Fatur and the geng.

Biasanya setelah makan, mereka akann

"Eh cupu, ikut gue" nah kan bener, perasaan Farel semakin tidak enak.

Namun demikian, Farel tetap mengikuti langkah Fatur sampai ketempat terbengkalai yang tak lain adalah gudang belakang sekolah.

"Kak fatur mau apa disini? Farel mohon kak, jangan sekarang" mohon Farel dengan raut wajah memelas.

Bukan apa, dadanya udah sesek dari tadi. Farel takut kondisinya semakin parah, ia khawatir pada tubuhnya sendiri. Ya kalau bukan dia, siapa lagi? Tak akan ada yang peduli padanya.

"Loh, mau nolak? Mau kalo mama-"

"Nggak kak, yaudah terserah kak fatur, farel siap" jawab Farel memotong ucapan Fatur.

Fatur tersenyum sinis, menatap adik tirinya itu, kemudian berseru kepada teman-temanya

"Tunggu apa lagi, sikattt" suara pukulan dan benda patah pun tak dapat terelakan. Mereka memukuli Farel beramai-ramai.

Tak hanya memukul, mereka juga menendang dan beberapa kali menghantamkan benda-benda tumpul seperti kayu dan lainya.

Farel hanya bisa berdiam pasrah menerima setiap pukulan dari geng Fatur itu, sesekali meringis sakit saat dadanya ikut terkena.

"Dah lah, cabut" titah Fatur setelah puas membully Farel. Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan Farel dengan segala kesakitanya.

"Ukhuk ukhuk, akhhh sakit. Kepala Farel sakit akhh" Farel merintih pilu sambil memegangi kepalanya, setelag itu, kegelapan berhasil merenggut kesadaranya penuh.

🍁

Hari sudah petang, sekolahan pun sudah sangat sepi karena semua murid sudah pulang kerumah masing-masing.

Farel membuka matanya perlahan, hal pertama yang ia rasakan adalah sakit, sakit disekujur tubuhnya.

Aneh, padahal biasanya Farel tidak sampai pingsan saat dipukuli geng Fatur, tapi kali ini ia merasa sangat lemah.

Farel memilih bangun dan berjalan keluar gudang dengan tertatih.

Kondisi Farel sangat menghawatirkan, dengan baju compang camping dan kotor. Bahkan terdapat jejak-jejak sepatu yang membekas diseragam putihnya.

Farel berjalan menuju kelasnya yang sudah sangat sepi itu, kemudian mengambil tas usangnya dan berlalu pergi.

Saat diperjalanan, Farel merasa pening dikepalanya semakin menjadi-jadi. Entahlah, padahal ia tak pernah merasa sesakit ini.

Belum cukup sakit dikepala, kini dada Farel pun ikut-ikutan sesak. Bahkan dunia pun tak mengizinkan Farel bernafas lega.

Farel terduduk ditrotoar karena memang ia sudah tak kuat menahan sakit disekujur tubuhnya. Tubuh Farel kembali limbung dan terjatuh tergeletak ditanah.

🍁

Beruntunglah Farel, karena ternyata masih ada orang baik yang mau menolongnya membawa Farel kerumah sakit.

Dan saat ini, Farel sudah berbaring dibrankar rumah sakit. Ia baru membuka matanya semenit yang lalu dan tak menemuman siapa-siapa didekatnya.

Ini memanglah sudah biasa, tapi tetap saja Farel merasa sakit. Katakanlah Farel lebay, tapi Farel juga tak mau munafik, ia ingin dikhawatirkan oleh keluarganya.

Ia ingin dirawat atau bahkan diberikan semangat dan dukungan dari keluarganya sendiri. Setidaknya Farel akan mempunyai alasan untuk tetap hidup didunia ini.

Selang beberapa lama, akhirnya dokter datang bersama dengan satu suster cantik dibelakangnya.

"Hei, bagaimana kondisimu? Sudah enakan? " tanya dokter itu lembut.

"Sudah" jawab Farel pelan disertai senyum manis.

"Jadi, langsung saja kita keintinya. Apakah akhir-akhir ini merasa sakit kepala? " tanya dokter itu mulai serius.

"Iya dok"

"Apa kamu ingat kalau kepala kamu membentur sesuatu belakangan ini? " tanya dokter itu lagi dan hanya dibalas anggukan kepala dari Farel. Jujur, perasaanya saat ini sudah tidak enak.






TBC

hey hey hey

Aku kembali

Maapin ya lama banget aku gx up

Soalnya nggak ada ide guys, lagi buntu

Typo banyak bertebaran mohon dimaklumi ngab.

See you👋

I Need Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang