🌺Bully

5.2K 532 28
                                    

Acara belajar mengajar berlangsung sangat khidmat. Terlihat dari wajah sumringah milih seorang remaja manis yang duduk dipojok belakang. Yap, siapa lagi kalau bukan Farel.

Farel sedari tadi tetap mempertahankan senyum manisnya dan senantiasa menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh guru yang mengajar.

Sampai tak terasa, bel istirahat berkumandang membuat semua siswa berlarian menuju kantin.

Namun berbeda dengan Farel, dia justru berjalan menuju kesebuah ruangan yang justru jarang ada yang siswa yang mau memasukinya.

"Assalamualaikum kak rio" sapa Farel riang. Yang disapa pun hanya melirik sekilas dan menatap jengah kearah Farel. Sudah beberapa hari ini Rio hidup tenang, dan sekarang sang pengganggu datang lagi.

"Ngapain kesini? Cepat pergi. Saya nggak mau dekat-dekat dengan seorang pencuri seperti kamu" sarkas Rio menatap tajam kearah Farel yang justru masih tetap setia dengan senyum manisnya.

Bukanya pergi, Farel malah merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah jam tangan sederhana namun terlihat elegan. Salah satu benda kesayangan Farel yang selalu ia jaga melebihi nyawanya sendiri.

Yap, melebihi nyawanya sendiri karena dulu ia pernah koma selama beberapa hari dirumah sakit karena tertabrak sebuah mobil hanya karena mengambil jam tangannya yang jatuh dijalan.

"Kak rio inget ini nggak? Ini kan jam tangan pemberian kak rio dulu." ujar Farel semangat. Namun yang diajak bicara malah seolah menulikan telinganya dan memilih melanjutkan perkerjaan yang sebelumnya sempat tertunda.

"Kak rio, Farel lagi ngomong lo. Kak rio inget kan? Kata kakak, ini kakak belinya pake uang tabungan kak rio. Farel sayang banget sama jam ini. Kak rio liat dong jam nya masih bagus kan? Farel pinter kan jaga pemberian kakak? " celoteh Farel lama-lama membuat Rio berdecak. Konsentrasinya buyar karena celotehan tak berguna dari Farel.

"BISA DIAM GX SIH" bentak Rio seketika membuat Farel terdiam. Niat hati ingin mendekati sang kakak, malah dia dimarahi.

"Siniin jam nya" Rio langsung merampas jam yang sedari tadi Farel genggam. Kemudian..

Pyarrr

Jam tangan kesayangan Farel seketika hancur lebur pecah berkeping-keping berserakan dilantai, dan pelakunya yang tak lain dan tak bukan adalah Rio. Orang yang memberikan jam itu untuk Farel dihari ulang tahunya.

"Kak rio, itu kan jamnya Farel" Farel syok atas tindakan Rio. Dia sama sekali tak menduga jika Rio akan melakukan hal itu. Dia hanya ingin Rio kembali mengingat masa-masa dimana dia dulu pernah menyayanginya. Namun semua diluar dugaan.

Farel duduk bersimpuh, memandang nanar kearah serpihan kaca dari jam tersebut. Kemudian ia memunguti serpihan-serpihan itu kemudian beranjak pergi meninggalkan ruangan Rio tanpa sepatah katapun.


🍁🍁🍁

Toilet, adalah tempat dimana Farel bisa menumpahkan segala kesedihanya tanpa ada orang yang akan mengetahui.

Farel terus menerus membasahi serpihan jam tanganya dengan air mata suci miliknya.

Jujur, Farel merasa sangat hancur. Benda kesayangannya yang sangat ia jaga harus hancur ditangan kakaknya sendiri.

Setelah sekian lama, akhirnya Farel memutuskan untuk menghapus air matanya kemudian beranjak keluar dari toilet.

Namun siapa sangka, ternyata kesialan sedang berpihak padanya. Ada segerombol anak pembuat onar yang sedang sebat santuy ditoilet. Dan bodohnya Farel tak mengetahui itu.

Farel merasa seluruh bulu kuduknya berdiri kala para siswa itu berjalan mendekatinya dengan senyum smirk yang mereka tunjukkan.

Bahkan sekarang nafasnya sudah tersengal-sengal karena asap rokok yang mengepul diruangan toilet itu.

"Wah wah wah, ada gembel nih disini. Beruntung banget kita tadi mau nyariin lo, eh lo nya malah nyamperin dulu" ujar salah satu diantara mereka, dan nampaknya ia adalah ketua dari gerombolan siswa tersebut.

Anak itu kemudian menyumbat wastafel dan menyalakan air sampai penuh.

Farel hanya diam melihat kearah siswa itu walau perasaanya mulai tidak enak.

"Sini lo gembel" ucap siswa itu sambil menjambak rambut Farel dan menenggelamkan kepala Farel kedalam wastafel kemudian mengangkatnya dan menenggelamkanya lagi. Terus berulang sampai sampai disatu titik dimana Farel sudah tak bisa bertahan dan akhirnya ambruk dilantai.

"Yah, malah pingsan"

"Woy, lo pingsan apa mati"

"Sukurin tuh si gembel"

"Dah gembel, lemah lagi. Gak guna idup lo"hardik mereka semua dengan tertawa.




TBC
oke guyss, aku mau minta maaf banget karena udah lama banget nggak up. Sampe aku harus baca ulang dulu ceritanya.

Makasih buat yabg udah mau baca, komen, dan vote

Salam sayang dari aku, manusia biasa

I Need Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang