i. nama depan

20 4 38
                                    

Selamat membaca✨
Okey, sudah sekian lama dari bulan Desember dan ketemu lagi di bulan februari, maaf karena aku sibuk banget...

Bukannkah cinta itu hanya datang tanpa alasan, jika ditanya-pun itu tak akan bisa terjawab, perasaan itu hanya datang secara tiba-tiba, meski  belum pernah merasakan tapi suatu saat rasa itu akan datang.

Teringat perasaan Jean yang semakin aneh, namun dia tak mempedulikan itu. Baginya itu hanya perasaan yang mengganggu saja, tak ada keistimewaan. bila ia mempunyai perasaan yang mendadak itu. Baginya itu tak akan ada kegunaannya sama sekali, percuma juga mempunyai perasaan seperti itu, dia hanya ingin memikirkan bagaimana caranya menghilang secepat mungkin dari dunia ini.

Tak ada keistimewaan yang datang dari hidupnya, jika dia hanya hidup sebagai seorang yang bisa sebut dengan beban keluarga saja.

Jean memasuki ruang guru untuk mengantar beberapa buku catatan para murid di kelas, dengan mengucapkan salam dan senyum ramah seperti biasa, bisakah senyuman itu menjadi pembawa bahagianya?

"Jean, ibu mohon bayar bulanan sekolah kamu! Bukankah ibumu seorang yang kaya?" Bilang Bu firma agak membentak, entah mengapa dia hanya tak suka dengan murid satu ini, padahal Jean bisa dibilang cukup populer dikalangan para guru lainnya.

"Kalo ibu saya kaya, mengapa ibu tak menagihnya saja? " Balas Jean yang sepertinya tak suka bila ibunya bisa disebut sebagai kaya, bukan kan itu hanya seperti sindiran saja, bila kaya apakah ibu itu ingin menyebut dengan kata miskin.

"Apakah seorang murid pantas berbicara seperti itu!" Bentak lagi Bu firma yang membuat ruangan itu menjadi pusat perhatian para guru yang ada disitu.

"Tapi bukankah itu kanyataan,maaf bila saya salah dalam bicara, permisi." Jean langsung berbalik meninggalkan Bu firma yang sepertinya sedang menatapnya dengan aura tak suka.

Tak akan ada kata drama, itu sangat memalukan. Jean bahkan tak peduli kalau Ia keluar dari sekolah ini, lagian keinginan dia tak akan datang dari sekarang. Namun bukankah kematian akan datang kapan saja?

Jean memasuki kelas, dan duduk di kursinya sambil memegang hpnya, dia hanya ingin mensibukkan dirinya dengan handphonenya saja.

Sura bell sudah berbunyi, bertanda istirahat sudah selesai. Murid-murid memasuki kelasnya masing-masing, begitu dengan perempuan yang sudah sepertinya tak ingin ditunggu namun ingin didatangkan kehadirannya, namun ini aneh bukan? Bukankah Jean tak ingin mempedulikan itu.

Lupakan saja itu pasti akan menghilang.

Sungguh  Jean tak ingin jatuh cinta, apakah dia pantas dicintai tanpa suatu alasan? Cinta itu aneh, datang tanpa alasan namun dirindukan.

"Jean, apakah kamu mendengar penjelasan ibu?" Tanya seorang guru yang sepertinya terlihat agak kesal karena penjelasannya tak didengarkan begitu saja.

"Tidak Bu," balasnya secara jujur. Ya, Jean hanya tak ingin mendengar apapun itu, tak ada yang penting.

"Ibu sedang tak ingin marah, jadi lebih baik kamu dengarkan ibu sekarang!" Bentaknya pelan seperti tak terlihat marah namun terlihat kekesalannya. Jean, langsung menurut sambil menaruh handphonenya ke dalam tas.

Bukankah dari sifat Jean ini sangat aneh, rei sebenarnya masih tidak enak dengan pertanyaan yang dibuatnya kemarin sepertinya berpengaruh untuk hari ini. Apakah ini kesalahannya yang tak disadarinya? Bukankah ini gawat.

Berfikiran yang aneh ataupun buruk biasanya akan mendatangkan suatu masalah saja, jadi rei hanya menjauhkan perasaan itu dari sekarang. Dia hanya tak ingin itu benar-benar terjadi, bisa sangat terjadi masalah. apalagi kalau Jean sampai gak mau dekat dengan dirinya lagi.

MendapatkanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang