Hi guys aku benar-benar baru menyempatkan waktu sekarang, InsyaAllah bakal aku update buat perubahannya.
Bagi muslim selamat berpuasa✨
Jangan lupa untuk vote ⭐ dan memberikan komentar 💬
Selamat membaca✨
Mengapa Jean selalu saja menatapnya, padahal selama ini Rei tak melakukan kesalahan apa pun itu. Hal ini membuat Rei menjadi terlihat risih. Bisa saja Rei tidak mempedulikan Jean yang disampingnya, namun entah mengapa itu akan membuat Rei terganggu.
Rei langsung mematikan Handphone-nya dan beralih menatap Jean. "Sorry Jean. Gua agaknya terlihat risih karena tatapan lo."
Bukannya meminta maaf balik, Jean malah membalas dengan secara sengaja sebagai jawabannya. "Ini juga yang gua rasain saat tomat berdiri depan kelas natap gua."
Apakah Jean sedang menyindir Rei? Sepertinya mungkin atau tidak. Tapi ini adalah hal yang benar-benar menyebalkan.
"Semoga itu bukan gua," balas Rei secara tegas.
"Iya bukan gua, tapi Rei," tak ada jawaban, Rei hanya langsung kembali menyalakan Handphone-nya dan memasang Earphone untuk mendengarkan musik dengan volume tinggi agar Rei terlihat tidak peduli.
Untungnya saja tak lama kemudian bell yang menunjukan jam ke-2 untuk pelajaran selanjutnya telah berbunyi. Ini adalah sebuah kenikmatan yang ditunggunya sedari tadi.
Namun ada hal yang aneh, teman kelas ataupun sahabat Rei tak menunjukan sesuatu kebahagiaan di wajah mereka, yang terlihat hanyalah sebuah wajah datar seperti mereka telah pasrah akan suatu hal.
Tentu saja hal ini membuat Rei tak bisa tenang sama sekali, Rei semakin terbawa dengan pikiran negatifnya. Bagaimana jika dirinya akan dihukum atau dikeluarkan sekolah karena telat ke sekolah. Tapi hal ini tak mungkin terjadi, bagaimana bisa Rei dikeluarkan hanya karena dirinya telat sekolah.
Pastinya Rei hanya akan mendapat hukuman, seperti membersihkan toilet atau berdiri di lapangan sekolah selama 30 menit. Tapi lebih baik Rei membersihkan toilet jika dikasih pilihan antara kedua itu. Mana mungkin Rei berdiri di terik panasnya matahari yang sangat panas.
"Tamatlah riwayatmu Rei,"gumamnya Rei secara pelan terhadap dirinya sendiri.
"Ga lu doang, tapi gua juga," sambung lelaki disamping Rei yang tak salah lagi itu adalah Jean. Rei yakin bahwa telinga Jean pasti dibuat oleh bahan khusus, bagaimana bisa Jean mendengar perkataan Rei yang bahkan hanya diucapkan secara pelan.
Rei tak menanggapi Jean, sekarang dirinya hanya beralih ke pikirannya yang sedang terombang-ambing dengan ketengannya. Disinilah nasib Rei ditentukan, pasti mamah Rei akan kecewa, Rei mengalami hukuman pertama atau bisa mungkin Rei mendapatkan poin karena telat ke sekolah.
Mungkin diantara seluruh murid di sekolahnya hanya Rei saja yang terlalu berlebihan dengan pikirannya sendiri.
"Rei tumbenan lu telat," ucap Rizka menatap Rei dengan serius, karena bagaimana mungkin seorang Rei yang bahkan tak pernah telat sama sekali dalam hidupnya, sayangnya Rei telat dalam waktu yang kurang menguntungkannya.
"Gua kesiangan,"rengek Rei kepada Rizka seperti anak kecil yang tak ingin tak kehilangan apapun, terlihat dari wajah Rei bahwa dirinya-lah yang paling menegangkan daripada teman kelasnya.
"Bisa-bisanya lu telat dalam waktu yang kurang beruntung, mungkin,"omong Rizka dengan nada yang sepertinya terkejut dalam aktingnya, kesempatan yang bagus untuk mengerjai Rei. Miska kebingungan melihat Rizka yang tak seperti biasanya, padahal tadi tidak kenapa-napa, walau Rei telat juga tak akan ada apapun. "Bukannya tad-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mendapatkanmu
Teen FictionReina Fransiska bisa juga dipanggil rei, seorang otaku yang kini sudah kelas 12, dia mengalami jatuh cinta pandangan pertama. Dia menyukai pria bernama jean begans cowo yang tampang polos bahkan menggemaskan. Sampai memikirkan cintanya, rei sampai...