c.5 cm

87 11 11
                                    

Selamat membaca~

Rei sudah siap sedia bila nanti jean menembaknya, dia sudah menyiapkan gimana nanti dengan ekspresinya dan gimana nanti jika dia menerimanya.
Rasa percaya diri di dalam diri rei memang sungguh besar.

Jean yang melihat rei seperti itu, ingin sekali dirinya mencubit rei.

Wah wah apakah Jean sedang jatuh cinta?

Jawabannya tidak.

Selalu saja kata tidak menjadi ucapan yang sudah biasa di dalam kehidupan rei ini.

Terus alasannya kenapa?

Rei hanya terlihat menggemaskan saja dimata Jean, ingin sekali dirinya mencubit nya dan segera mengambil tangannya agar tidak membuang waktunya ini.

' kuatin iman ya rei, dua langkah lagi lu bakal nyampe kok di deket jean'
Batin rei yang agak gugup untuk mendekati jean.

" Akhirnya sampe juga ke calon pacar,"
Gumam rei dengan nada pelan, namun Jean mendengar kata yang diucapkan rei. Jean mempunyai pendengaran yang sangat tajam meski ada orang yang membicarakannya dari kejauhan dia juga bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Jean tipe orang ga budeg bukan seperti rei yang jelas bila sahabatnya memanggilnya dari Deket saja, masih bilang HA?

"Sampe kemana rei?" Jean hanya pura-pura menanyakan siapa tau nanti rei bisa malu juga. Padahal tujuan dia bukan seperti yang rei pikirkan. Kasian rei.

' kehatimuuuuu' teriak rei di dalam hatinya sambil mengatur napasnya agar terlihat dingin.

"Ekhem, sampe kesinilah masa ke isekai," balasnya rei yang kembali mengubah tampang menjadi agak bahkan sedikit jutek.

"Lu tuh cewe manis, jadi ga usah so jutek." Helooo, Jean seperti cenayang saja. Baru tadi Rizka. Aduh mas Jean kalo suka mah langsung diungkapin ga usah bikin anak orang nahan buat nge fly dong.

'lo suka sama gua fiks, bisa ae nih mas Jean gombalnya.' Batin rei yang sambil menahan senyumnya dengan mengembungkan pipinya itu. Dan hal itu berhasil membuat jean gemas kembali.

"Hahaha, emang ya lu tipe cewe yang mau di cubit Mulu sama orang." Jean tanpa ada rasa malunya langsung mencubit pipi rei dengan gemasnya. Ooh tidak bagaimana ini, sekarang rei merasa bahwa dirinya sedang ingin memberhentikan waktu ini untuk merasakan lagi, lagi dan lagi.

"Lepasyinn," rei menambahkan eksperesinya dengan memanyunkan bibirnya, Dasar rei bikin Jean tambah pengen nyubit aja.

"Lu sih udah gemesin, jadi pengen gua makan," ledek Jean tak lupa dengan melepaskan cubitannya.

" bodo amat, sekarang kita mau ngapain?,ngapain lu manggil gua juga buat apa?" Tanya rei sambil memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Kita dipanggil sama Bu Maya buat hukuman mungkin," Jawab jean dengan santay. Bisa-bisanya Jean malah tetep santay disaat suasana berubah jadi menegangkan.

"HAAA?!!" Rei termenganga mendengar perkataan Jean tadi, pasalnha dia takut sama Bu maya. Bisa jadi nantinya bakal di suruh buat tugas dua kali lipat.

"Santai aja kali rei, lagian Bu Maya itu temenan sama emak gua, jadi ga mungkin banget kan dia ngasih hukuman berat buat kita." Bilang Jean dengan santai saja sambil berjalan menuju ke ruang guru.

Sekarang rei dan Jean sudah di depan raungan bu maya, bisa dibilang rei sangat gugup sekali untuk memasukinya. Jean yang tersadar melihat wajah rei itu,akhirnya dia terpaksa menarik tangan rei untuk memasuki ruangan Bu Maya.

"Permisi bu," ucap rei dan Jean dengan sopan.

"Ini bukan tempat pacaran yaa, tapi buat belajar inget," sindir Bu Maya yang melihat Jean masih menggenggam tangan rei.

MendapatkanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang