f. kepercayaan

52 7 33
                                        

Selamat membaca^•^

Baru saja rei memasuki kelasnya, sudah ada tanda-tanda akan terjadinya keributan dengan dirinya. Hey-hey bisakah hidup ini aman dan damai untuk dirinya sehari saja?
Tapi, rei akan tidak terlalu menanggapi omongan mereka. Ya, rei sedang dibicarakan seisi kelas. Entah apa yang terjadi tapi, ini membuat dirinya sangat risih dengan ocehan pagi tanpa ada kata baik di setiap katanya. Ini buruk.

Apa yang harus dilakukan sekarang?

Cukup berdiam diri saja tanpa mendengari omongan mereka, mari awali pagi dengan membuka manga dan memasang earphone di telinga sambil mendengarkan lagu yang bikin hati tenang. Dari pada harus mendengarkan seisi kelasnya yang berbicara tak ada manfaatnya, mending melakukan hal yang lebih berguna dari pada itu.

"Pagi rei." Sapa jean yang siap sedia menyambut paginya ini dengan ramah.

Rei tidak menanggapinya karena, dia sedang memasang earphone di telinganya. Jean hanya melihat rei dengan tatapan aneh, ya mungkin karena rei sudah setiap saat terbiasa mari bisa juga dibiasakan oleh Jean.

Di dalam lagu berjudul dream(Shimizu shota)

Ada lirik yang bikin menarik bagi rei.
Kimi ga iriuNara Donna time mo
Seperti apapun mimpi mu itu
Kamu youna Ki ga Shigeru Yo
Akan terwujud asalkan kau menjaganya

Itu adalah lagu yang mencerminkan tentang kehidupannya saat ini. Ya seperti, menyukai Jean sebagai mimpi dan harus di jaga sampai mendapatkannya.

Masih ada lirik lebih dari itu yang lebih menarik, namun lirik itu seperti awal bagi rei. Meski juga lirik awal dalam lagunya.

Ganbatte!!

Baru saja suasana sedang dinikmati oleh rei, sudah ada saja seorang laki-laki yang menghampiri mejanya dan menggubraknya dengan keras.

Rei hanya terkaget sedikit, ya itu dikarenakan dia sudah tau apa maksud dari kedatangan lelaki itu. Pasti dia ingin mengadu domba kepadanya, karena setelah apa yang dilakukannya kemarin terhadap Fira. Gadis yang banyak drama seolah-olah dia pemeran pertama. Menyebalkan.

"Apaan?" Tanya rei dengan wajah kusamnya.

"L-lo rei kan."jawab lelaki itu dengan wajah yang bisa dibilang cukup menjijikan bagi rei.

"Bukan." Jawab rei dengan singkat lalu meninggalkan kelasnya sambil menuju kantin, masih tersisa 30 menit untuk bell masuk. Pasti sahabatnya ini akan datang jam 7 kurang 15 menit. Sekarang Rei hanya terbosankan oleh kesendirianya saja.

rei sadar bahwa lelaki itu mengikutinya sampai kekantin. Dasar penguntit. Bila dia ingin membicarakan sesuatu kepadanya silahkan saja, tidak usah mengikutinya. Ini menjijikan bahkan wajahnya bisa dibilang seperti bukan anak SMA. Tadi, dia menanyakan tentang rei atau bukan. Ketika rei menjawabnya sebagai kebohongan lelaki itu malah mengikutinya.

"Apa yang mau lu omongin." Ucapnya rei tanpa basa-basi lagi, dia langsung menoleh kebelakang. Ya, lelaki itu sekarang malah memasang wajah merah seperti tomat. Menjijikan. Bisakah dia langsung berbicara tanpa harus berfikir lebih dahulu?

"G-gua suka sama lo..." What??apakah lelaki ini sedang bercanda kepada rei. Pengakuannya sangatlah jujur tapi, mengapa rei dibikin merinding oleh pengakuannya itu. Rei hanya bisa tersenyum paksa, sambil meninggalkan lelaki itu dan kembali ke kelasnya.

Sekarang teman-temannya melihatnya dengan tatapan menjijikan ke arah rei. Salah apa lagi rei? Baru aja masuk sudah dianggap seperti tamu yang tak diundang di kelasnya. Biasakan seseorang menjelaskan?

"Lo sehat?" Tanya Jean sambil memegangi jidad rei, Jean langsung memeriksa apakah kondisi rei sedang panas atau tidak. Jawabannya tidak, Jean langsung memberikan gelengan di kepalanya dengan memasang muka datar yang mengisyaratkan bahwa rei sedang tidak sakit.

MendapatkanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang