Saat Ares terbangun dari tidurnya, ia langsung melangkah menuju kamar mandi, bersiap-siap pergi ke rumah Bianca.
Semalam, Ares menginap di apartemen Arsa. Ia terlalu malas bertemu Gunadi. Ia sudah muak dengan kelakuan papanya yang seenaknya sendiri. Bisa-bisanya menjodohkan Ares dengan badut pinggir jalan seperti itu. Jelas Ares tidak mau!
"Ica masih bobok ya, Bi?" tanya Ares begitu sampai di rumah Bianca.
"Iya, Den."
"Semalem tidur jam berapa?"
"Jam sembilan udah masuk kamar, sih. Tapi nggak tau langsung tidur atau nggak."
Ares mengangguk. "Ares ke kamar Ica ya, Bi."
Setelah mendapat anggukan Bi Irma, Ares menaiki tangga, menuju kamar kekasihnya. Senyumnya terbit saat melihat wajah damai Bianca yang masih tidur.
Ares berjongkok di sebelah kasur Bianca. Ia menyingkirkan anak-anak rambut yang menutupi wajah gadis itu.
"Gimana mau sama ondel-ondel kalo punya pacar kayak bidadari gini," gumamnya. Ia mengelus pipi Bianca dengan telunjuk, membuat gadis itu bergerak dalam tidurnya.
Ares memutuskan untuk tak membangunkan Bianca. Ia duduk di kursi belajar, menunggu Bianca bangun sendiri sambil bermain game online. Tak lupa ia mengecilkan volume ponselnya agar tidur Bianca tak terganggu.
Satu jam berlalu, Bianca akhirnya terbangun. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali sambil menguap.
"Morning, sunshine."
Suara Ares membuat Bianca menoleh. Gadis itu merentangkan tangannya ke depan.
"Peluk," ucap Bianca manja. Ares berjalan mendekat, lalu memeluk tubuh mungil Bianca erat, sambil membantu gadis itu duduk.
"Manja banget," kata Ares sembari menjawil hidung Bianca.
"Kangen," balas gadis itu.
"Aku juga," Ares mencubit pipi Bianca gemas. "Sana mandi. Mau jalan-jalan nggak hari ini?"
"Mau!" Bianca langsung melompat dari kamar, menuju kamar mandi. Ares terkekeh pelan, lalu keluar dari kamar, menunggu di ruang tamu.
***
"Saya mau ketemu Ares! Panggilin, dong!"
Fajar menghela napas kasar. Ingin sekali ia melempar gadis berambut merah ini jauh-jauh. Dari tadi, kerjaan gadis ini hanya marah-marah mencari Ares.
"Tuan Muda sedang tidak ada di rumah, Nona," kata Fajar, mencoba sabar. Mendengar jawaban Fajar, Angel malah semakin emosi.
"Saya nggak percaya! Ares pasti ada di dalem! Cepet panggilin, atau saya lapor Om Gunadi?!" ancam Angel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN LOVE AND LIES ✓
أدب المراهقينArsa itu ramah. Arsa itu hangat. Arsa itu lucu. Arsa itu punya banyak teman. Tapi itu dulu. Sekarang, Arsa itu dingin. Arsa itu pemarah. Arsa itu posesif. Arsa itu jahat. Arsa.... berubah. Dan aku tak tahu mengapa. ⚠️ TERDAPAT KATA-KATA KAS...