BLL | 37

14.4K 1.4K 42
                                    

"Aduh Ica, sana dulu, Mama lagi masak," Rianti berusaha menyingkirkan Bianca yang asyik mendusel-duselkan kepalanya di bawah ketiak Rianti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh Ica, sana dulu, Mama lagi masak," Rianti berusaha menyingkirkan Bianca yang asyik mendusel-duselkan kepalanya di bawah ketiak Rianti.

"Nggak mau, ketek Mama wangi," gumam Bianca, membuat Bi Irma terkikik mendengarnya.

"Wangi ya, Ca. Papa juga suka ngedusin," celetuk Thomas yang tiba-tiba muncul di pintu dapur, membuat Rianti melotot penuh peringatan pada sang suami.

Bianca mengangguk polos. "Ketek Ares juga wangi."

"EH?!" Thomas memekik kaget. "Nggak boleh kamu ngendus-ngendus ketek Ares!" protesnya. Sedangkan Rianti, hanya menatap suaminya seolah berkata 'turunan kamu, nih!'.

"Emang kenapa? Papa juga suka nyiumin punya Mama," balas Bianca. Rianti memilih memindahkan panci sup dari atas kompor, enggan ikut campur dalam percakapan aneh papa-anak itu.

"Mama sama Papa kan udah nikah. Kamu sama Ares belum. Jadi nggak boleh," jelas Thomas, membuat Bianca mengangguk paham.

"Udah udah, makan dulu," ucap Rianti sembari melepas celemeknya.

Thomas dan Bianca berjalan cepat, langsung mengambil posisi masing-masing di meja makan. Kalau urusan perut, duo papa-anak itu memang sangat kompak. Apalagi kalau Rianti yang memasak. Mereka berdua bisa bergulat demi memperebutkan potongan terakhir.

"Wah sup iga," gumam Bianca dengan mata berbinar. Sup iga buatan Rianti memang yang paling enak menurutnya.

Bianca menyantap makanannya lahap. Sudah lama sekali ia tidak makan sup iga buatan mamanya. Setiap mamanya pulang ke Indonesia, Bianca pasti minta dibuatkan sup iga— paling tidak tiga kali seminggu.

Di sela-sela makan malam, suara bel terdengar. Bi Irma buru-buru ke depan untuk membukakan pintu.

"Eh, Den Ares," sapa Bi Irma. "Masuk, Den. Semuanya lagi pada makan malem, tuh."

Ares tersenyum, mengangguk. Ia bahkan belum mengucapkan salam pada Bi Irma, tapi wanita paruh baya itu sudah menghilang dari pandangan.

"Ares!"

Bianca yang melihat sosok Ares, langsung beranjak dari kursinya, memeluk laki-laki itu. Rianti dan Thomas sampai menggeleng melihat betapa manjanya Bianca pada Ares.

"Malam Om, malam Tante," sapa Ares, sambil menepuk-nepuk puncak kepala Bianca.

"Malam, Ares. Sini, makan malam dulu," ajak Rianti ramah, berbanding terbalik dengan Thomas yang menatap Ares intens, dari bawah ke atas.

Ini nih, yang keteknya suka diendusin anak saya?!

"Ayo, ikut makan. Kamu harus nyobain sup iga buatan Mama," ajak Bianca. Gadis itu menarik tangan Ares, menyuruh laki-laki itu duduk di sebelahnya. Ia mengambilkan piring dan nasi untuk Ares, membuat Thomas semakin cemburu. Kesal sekali melihat putri kesayangannya sudah punya pacar!

BETWEEN LOVE AND LIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang