lima belas, sahabat penyemangat

137 13 15
                                    

Double up!!!
Sbagai permintaan maaf karna udah lama gak up.



Dua hari setelah dirawat dirumah sakit, hari ini Prilly diperbolehkan pulang.

Prilly menolak ajakan untuk pulang ke rumah keluarga Pradita, ia tidak ingin kembali ke rumah itu lagi.
Melihat begitu keras kepala Sang adik, akhirnya Genta turun tangan untuk mengajak Prilly agar bersedia pulang.

Disinilah Prilly berada, didalam kamar miliknya. Akhirnya ia mau diajak pulang karena paksaan sang Abang.

Pintu kamar di kunci dengan lampu yang tidak dinyalakan.
Suasana kamar begitu gelap, Prilly duduk dilantai dengan kepala menyender di ranjang.

Sekian lama berdiam diri di dalam kamar, akhirnya Prilly bangkit memasuki kamar mandi.
Selesai dengan urusannya, ia beranjak keluar.

Keadaan rumah sangat sepi, ayah dan Abang sedang pergi bekerja. disaat ia sakit mereka tetap memikirkan pekerjaan. Prilly tersenyum miris.
Prilly berpapasan dengan mbak Siti di ujung tangga.

" Mau kemana non."

" Mau keluar sebentar."

" Tapi non baru saja sembuh, lebih baik non istirahat lagi saja."

" Gak apa-apa mbak." Prilly terus berjalan keluar

Mbak Siti terus memanggil Prilly dan menahan non nya itu agar tidak keluar. tapi tak dihiraukan.

Prilly menuju garasi tempat mobilnya berada, ia memasuki mobil dan bersiap untuk pergi, sebelum suara ketukan dari kaca mobil membatalkan niatnya untuk tancap gas. Terlihat wajah Al terpampang di kaca sebelah kanan sambil tangannya mengetuk.

" Buka non!"

Prilly menurunkan kaca mobil, memandang Al datar.
" Apaan sih Lo, gak usah Deket-deket!"

Al mundur satu langkah saat tersadar bahwa jaraknya begitu dekat dengan sang non yang berada dalam mobil.

Mengetahui kesempatan itu Prilly langsung tancap gas meninggalkan Al yang mengejar dirinya.

" Noonnn! " Teriak Al, setelahnya ia berlari memasuki mobil yang lain untuk mengejar Prilly.

Dua mobil mewah itu saling berkejaran, pada akhirnya mereka terpisah di lampu merah.
Prilly langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sedangkan Al masih tertinggal di lampu merah.

" Semoga non baik-baik saja." Sesaat setelah melihat Prilly melaju dengan kecepatan tinggi.

Prilly duduk di pojokan sebuah cafe, sembari tangannya mengetik pada layar ponsel.
Suara grusak grusuk terdengar dari arah masuk pintu cafe, Prilly mengalihkan pandangannya pada layar ponsel ke pintu masuk.
Terlihat 3 sahabat cowoknya menghampiri meja tempat ia duduk.

" Tumben ngajakin ketemu diluar."

" Iya nih."

" Biasanya nyuruh kita langsung ke rumah."

" Bosen aja dirumah terus!"

" Udah izin sama om?" Ajil bertanya kepada Prilly, sahabat ceweknya ini susah sekali mendapat izin untuk ke luar. Maka dari itu Ajil bertanya, karna merasa heran.

Prilly tidak mengangguk ataupun membuka suara. Ia hanya diam sambil menyeruput milk shake yang dipesannya tadi.

" Pergi yuuk, kemana gitu." Ajak Prilly karena merasa bosan.

Debo dan juga Endy sibuk dengan makanan yang dipesan, sedangkan Ajil menatap Prilly Lamat. Kayaknya lagi ada masalah deh nih bocah, tumben bisa keluar sendiri. Pikir Ajil.

S T O R Y   O F   L I F ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang