Tiga, hampa

312 27 0
                                    

-Prilly Latuconsina Prdita

Pernah gak kalian ngrasain hampa sama hidupmu sendiri, tiga tahun ini aku merasakan hampa, kosong sama hidup aku sendiri. Pelukan bunda yang dulu jadi tempat pulang ternyaman yang aku rasakan. Sekarang untuk memeluk bahkan melihat pun sudah tak bisa. Rumah yang dulunya hangat, penuh tawa bahagia sekarang sepi dan lagi lagi hampa yang sangat terasa.
Jadi seorang anak pengusaha dan juga orang tua tunggal tidak lah mengenakan, mungkin bayangan orang-orang diluar sana menjadi anak pengusaha kaya dan juga terkenal adalah impian semua anak. Tapi tidak bagiku.
Setiap hari ditinggal kerja, dari satu kota ke kota lain, bahkan dari negara satu ke negara lain.
Ayah. Superhero kehidupanku setiap hari bekerja tak kenal waktu.
Abangku. jangan ditanya lagi.
Abang super nyebelin, possesif, egois menurutku.
Dia juga sedang sibuk mengurus perusahaan yang dibangunnya sendiri.
Mereka meninggalkan aku sendiri dengan rumah besar seperti istana tetapi hampa, apa gunanya?

Aku anak yang sudah tak memiliki ibu. Bundaku sudah meninggal 3 tahun yang lalu akibat kecelakaan.
Sejak saat itu keluargaku menjadi sibuk sendiri lebih tepatnya menyibukkan diri sendiri
Seandainya bunda masih ada, aku tidak akan merasakan hampa, hanya seandainya.!

Aku ditinggal sendiri bersama para pekerja kepercayaan ayahku.
Rumah ayahku hanya memiliki kurang lebih 40 pekerja, tetapi yang lebih dekat denganku yaitu 5 orang pekerja yang bertugas untuk merawat ku dan juga mengurus keperluanku sehari-hari. Mereka sudah mengabdi hampir 25 tahun lamanya pada keluargaku.
Ada 3 asisten rumah tangga yang sangat dekat denganku, bahkan sudah aku anggap sebagai teman, pengganti bunda dan juga pengasuhku yaitu mbak siti, mbak bie dan juga si mbok.
Yang lain adalah Jak supir keluarga dan juga Pak Tomo tukang kebun.
Mereka sudah aku anggap sebagai keluarga ku sendiri.

"Pil upil woi"

Nah satu lagi cowok yang dengan baik hatinnya memanggil nama ku dengan sebutan upil! hei dia fikir aku apa! Memang luar biasa cowok satu itu.
Dengan gerutuan yang keluar dari mulutnya dia memanggil aku agar mendekat.

Oh iya dia adalah Arbani Yazis. Saudara sepupuku, kita memiliki nasib yang sama.
Sering ditinggal oleh orang tua kami masing-masing.
Orang tua arbani adalah seorang artis yang sering tampil dilayar kaca. Coba kalian bayangkan! Asli Cowok pecicilan dan tegil itu adalah anak dari sepasang artis yang sering mondar-mandir di layar televisi.
Meski begitu kami sangat menyayangi satu sama lain, saling melindungi layaknya saudara kandung.
Banyak yang tidak tahu dan bilang , aku dan Arbani adalah sepasang kekasih. Mana mau gue sama modelan kayak begitu wkwk! Canda ban.
Padahal sebenarnya aku dan Arbani itu ibaratkan Upin dan Ipin tapi versi kembar tak seiras. Kita lahir hari yang sama, ditanggal, dibulan dan tahun yang sama, hanya saja waktunya yang tidak sama. Arbani lahir pagi hari ditanggal 15 Oktober, sedangkan aku lahir 15 Oktober sore hari.
Kita udah barengan dari bayi, Kita itu temen main, temen gila temen curhat dan temen-temen segalanyaaa!
Lope deh buat abang. Mwehehe :v

-Author.

"Lama banget sih pil, gue nungguin sampek lumutan nih" kesal arbani

" Lebay lo, orang nunggu cuma 10 menit doang sampek lumutan segala." balas prilly.

"Yoklah otw kita, eh pulang dulu apa mampir nih, gue bosen nih dirumah terus?"

"Mau mapir kemana emang ban?" Tanya prilly

"Caffe gimana? Atau ngga ke taman ?"
Usul arbani

" Ck, males ah gue. Mending pulang ban, sumpah gue lagi badmood abis nih " jelas prilly

"Yaelah badmood segala, maka dari itu kita cari suasana luar, mungkin aja bisa ngrubah mood lo."

"Ogah ban, lo sendiri aja lah gue mau pulang aja naik taksi" sambil bejalan keluar kampus.

Melihat itu arbani pun menyusul prilly yang berjalan didepannya.
" Eh tunggu, iya iya pulang aja tapi bareng gue yaa jangan naik taksi nanti ketauan abang singa gue dimarahin prill! " Bujuk arbani pada prilly.
Prilly yang memang sedang dalam suasana hati yang tidak baik hanya berdehem dan mengangguk.
Setelah itu arbani pun berjalan kembali keparkiran untuk mengambil motornya.
Setelah memakai helm mereka pun meninggalkan kampus dengan motor arbani.

----

Sesampainya dikediaman keluarga pradipta.

"Non, udah pulang. mau dibuatin minum apa non?" Tanya mbak bie setelah membuka pintu untuk anak majikannya.

"Gak usah deh mbak aku mau langsung istirahat aja, emm tanyain arbani aja mau minum apa." prilly berlalu ke lantai atas tepatnya kamar miliknya.

Arbani baru saja memasuki rumah lalu ditawari minum oleh mbak bie " Aku mau yang seger mbak." sambil berjalan kearah ruangan yang terdiri dari sofa meja dan juga televisi.

Didalam kamar prilly pun langsung merebahkan diri dan menghela nafas
"Gini banget hidup gue, ngebosenin." Bicara pada dirinya sendiri. Lalu perlahan dia pun memejamkan mata dan tertidur.

.

.

.

S T O R Y   O F   L I F ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang