Tujuh, pergi untuk bertemu

255 24 0
                                    

Setelah acara tidur siangnya, Prilly turun ke lantai bawah meninggalkan Genta yang masih terlelap dengan memeluk guling nya. Prilly berjalan menuju dapur sambil mengotak-atik hp ditangannya. Mbak Siti yang memang sedang ada didapur. melihat non berjalan kearahnya.
" Mau dibuatkan apa non? "

" Eh mbak, cuma mau ambil cemilan kok, buat nemenin nonton Drakor. "

" Eh anu non " ucap Siti tergagap bingung, pasalanya stok makanan ringan telah habis kemarin lusa. Hanya tersisa kuaci itupun sudah dihabiskan sewaktu ada Arbani.

" Kenapa mbak? " ucap Prilly sambil membuka kulkas tempat ia menyimpan beraneka minuman dan juga beragam makanan kesukaannya, seperti coklat, kacang telur dan sebagainya. Melihat isi kulkasnya kosong Prilly pun bingung dan membuka semua pintu kulkas untuk mencari setidaknya satu cemilan yang bisa ia makan.

Mbak Siti yang melihat non yang sedang mencari Snack itupun mencoba membantu dengan membuka lemari makanan bagian atas, hasilnya nihil mereka tidak menemukan Snack atau semacamnya yang ada hanya bahan masakan seperti sayur-sayuran, telur, daging dan lain sebagainya.

" Udah habis ya." ucap Prilly pelan.

" Biar mbak beliin dulu non, di supermarket depan." tawar mbak Siti.

Prilly menghembuskan nafasnya
" Gak, gak usah deh, biar aku aja yang beli sendiri." putus Prilly sambil meninggalkan dapur dan menuju ke kamar untuk berganti baju serta mengambil dompet.
Setelah berganti baju Prilly turun kebawah dan bersiap keluar rumah, di depan rumah Prilly bertemu dengan Jak sang supir.

Jak melihat nona terlihat rapi .
" Mau kemana non, biar saya antarkan. "

" Mau ke supermarket, sendiri aja."

"Ha? " Jak bingung dengan perkataan Prilly.

" Gue pergi sendiri, gak usah ikut! " Tegas Prilly tak terbantahkan, ia pun meninggalkan Jak yang masih mencerna perkataan tadi.

Jak yang baru sadar pun langsung mengikuti Prilly yang berjalan didepannya meskipun tadi sang non melarangnya untuk ikut tapi ia tak mau jika nanti nona nya itu hilang atau semacamnya.
Prilly yang merasa diikuti pun menengok kebelakang dan melihat Jak mengikuti dia.

" Gak usah ngikutin! Udah dibilangin juga." Prilly menatap Jak tajam.

" Gak bisa non, nanti non ilang, saya kena marah tuan." Jak tidak berani menatap Prilly, dia menunduk takut.

" Gue tau jalan pulang, lagian gue juga mau mampir ke rumah Arbani, elo gak usah ikutan! " Tegas prilly.

Prilly meninggalkan Jak yang masih menunduk takut.
Prilly pergi menuju rumah disampingnya, rumah yang sama besar dari rumah ayahnya.

Dia masih berdiri didepan gerbang dan menatap rumah itu dengan berharap semoga orang yang dicari sedang berada didalam. Perlahan dia mencoba masuk dengan membunyikan bel di pojok gerbang. Lalu satpam penjaga datang melihat Prilly yang berdiri didepan gerbang, satpam pun dengan cepat membuka gerbang rumah tersebut lalu mempersilahkan Prilly untuk masuk. Setelah berterima kasih Prilly menuju pintu utama rumah tersebut. Ia mengetuk pintu.

Tok

Tok

Tok

Ceklek.
Bunyi pintu dibuka.

" Eh neng Prilly, mari masuk. " ajak art dirumah itu.

" Arbani ke mana Mak? "

" Mas Bani belum pulang neng, palingan nyusul bapak sama ibuk. " jelas art yang dipanggil Mak oleh Prilly tadi. Prilly terdiam mendengar perkataan emak.

S T O R Y   O F   L I F ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang