: Ini Echan

83 10 0
                                    

Anak remaja tengil yang sebentar lagi akan dewasa ini bernama Aksara Echania Sadewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak remaja tengil yang sebentar lagi akan dewasa ini bernama Aksara Echania Sadewa. Namanya paling panjang diantara tiga orang temannya.

Sifatnya yang kayak gitu mungkin udah keturunan dari Papanya. Echan biasa manggil Papa Herman.
Nama panjang Papanya?

Hermannnnnn.

Echan anak bontot. Cowok itu punya abang. Sifat abangnya juga nggak jauh beda dari dia. Sama-sama ngedan kalau kata Mama.

Pernah suatu ketika, sore sore di teras rumah. Echan tanya ke Mas Hendra soal suka ke cewek.

"Mas Hendra..."

Hendra yang saat itu sedang minum kopi sambil menikmati pemandangan bocil main layangan menoleh pada adiknya, "opo Chan?"

"Menurut Mas kalo aku suka sama cewek itu normal nggak?"

"Normal Chan, kalo kamu sukanya malah ke cowok berarti kamu nggak normal."

"...oh ngono to."(oh gitu ya)

"Emang kenapa? Kamu suka sama siapa?"

"Hng... ada pokoknya."

"Suka ama cewek aja galaunya udah kayak ditinggal rabi. Mas aja dulu kalo suka ya langsung tak pepet. Maju terooosss pantang mundur."

Echan mencibir, "Mas kan mantan playboy, liat cantik dikit aja lang-"

"Udah ah!! Kamu malah spill aib?!"

"Itu namanya mengungkapkan kebenaran yang ada bukan sipil?!"

"Spill kali sipil. Jadinya tuh kamu suka sama siapa?"

"Sama Reana."

"Reana kui sopo?" (Itu siapa?)

"Rea."

Mas Hendra yang lagi meneguk kopinya pun tersedak. "Hah apa?! Anaknya Pak RT???"

Echan mengangguk, "iya.. deketin dia susah banget. Harus disogok susu cokelat lagi."

"Ya kamu kan tau sendiri, Rea aja hobinya udah kayak Bapak-Bapak. Kemarin waktu Mas cari maling yang curi kotak amal masjid aja dia ikut nyari."

"LAH MASA? KOK ECHAN GAK TAU SIH??!"

"Kamu sakit kan. Disuruh jangan makan es banyak-banyak malah sengaja dibanyakin. Eh malah masuk angin!"

"Aku tuh sensitif."

"Sensitif apaan anjir, kayak cewek."

"Kamu solimi sama Shawn Mendes."

"MBOH CHAN?! MBOH, SAKKAREPMU?!"

"Chan!!!!" Itu suara Rea. Echan langsung terdiam. Anak itu sempat ngebug beberapa saat sebelum Hendra berhasil menempeleng kepala adiknya.

"Dicariin bebeb lo tuh." Bisik Hendra.

"ECHANNNN!!!" Suara Rea semakin keras. Cewek itu menatap keheranan pada Echan yang tiba-tiba seperti orang membeku dengan wajah yang malah terlihat goblok.

"...hng... samperin gak Mas?"

"Samperinlah jancuk, masa kaga?!" Hendra jadi gemas.

"Ta-tapi,"

"Nggak usah banyak cincong, lo samperin aja! Tengil iya suka godain cewek juga iya ketemu Rea aja mengkerut lo kayak kangcut lama."

Yaudah deh Echan samperin Rea yang udah nunggu di depan rumah. Rea mengernyit melihat wajah Echan yang ternyata masih setia memasang wajah gobloknya.

"Chan lo gak apa-apa?" Tanya Rea. Gadis itu menelisik wajah Echan yang udah setengah pucat.

"Ga-gak apa-apa kok. Gue sehat jasmani rohani."

"Yeee mentang-mentang kemarin kelas lo habis pelajaran penjasorkes."

Echan cuma haha-hihi aja. Rasanya dia bingung mau jawab pertanyaan Rea, udah blank.

"Yok Chan!!!"

"Hah kemana?"

"Lah lo gimana sih, kan katanya lo mau minta mangga Bapak gue."

Echan merutuki dirinya sendiri, "kowe ki piye to Chan, kok lali ngene," (kamu gimana sih Chan, kok lupa gini)

"Jadi nggak nih? Apa lo ikut Bapak gue aja ngerujak dirumah. Om Herman juga dari tadi dirumah gue."

"Ngapain Papa dirumah lo?"

Rea tertawa sampai mengeluarkan air mata, "kayak lo gak tau aja Bapak gue sama Om Herman itu suka gibah sore-sore."

"Lupa." Echan menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Lama ah!! Ayok cepet ngerujak?!" Rea menarik tangan Echan. Sementara yang ditarik tangannya? Udah melambung jauh terbang tinggi~

"Gue bisa serangan jantung kalo gini." Kata Echan dalam hati.

12 Februari 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12 Februari 2021

Dear Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang