Awal pertemuan Galeon, Arjun, Echan, dan Jeremy dengan seorang Nanda Natanagara terjadi saat makan bakso di warung Paklik Imin.
Saat itu pulang sore, sekitar pukul empat, dan baru hujan. Lumayan deras, kalau nekat pulang kerumah habis basah kuyup.
Echan mengelus perut buncitnya, "aku luwe ki. Renek seng arep mangan to? Bakso Paklik enaklah dimakan hujan-hujan gini..." (aku laper nih. Nggak ada yang mau makan?)
Jeremy cemberut mengangguk setuju. "...gue juga."
Mereka baru saja memulai masa kelas 12 yang sulit di awal tahun 2020. Nggak lain nggak bukan, karena sekolah mereka memang memberi pelajaran ekstra khusus siswa kelas 12. Dimulai satu minggu setelah masa adaptasi, pembagian buku, dan membentuk organisasi kelas.
Kebetulan mereka berempat nggak mendapat jatah jadi pengurus kelas. Awalnya Arjun ditunjuk jadi ketua. Tapi Echan langsung menolak mentah-mentah. Bilang kalau Arjun iti sibuk kursus bahasa Belanda.
Aneh memang alasannya. Bu Dewi cuma geleng-geleng kepala waktu dengar alasannya.
Hari ini mereka mendapat tambahan pelajaran ekstra. Galeon pikir bakal dimulai saat semester 2 aja. Tapi awal semester 1 sudah dimulai. Mana hari ini pelajarannya sungguh bikin puyeng kepala.
"Gue jajanin deh." Kata Galeon yang berarti secercah harapan manis buat Echan.
Cowok itu langsung tersenyum sumringah, "AYOK!! mangkat bossss!" (Berangkat bossss)
Tiba di warung bakso kebetulan lagi sepi. Paklik langsung menyambut mereka.
"Kok udan-udan to cah? Masuk angin iho nanti." (Kok hujan-hujanan kalian?)
Jeremy meringis, "nggak punya payung Paklik, hehe."
"Tumbas opo nek ngunu?" (Beli apa kalok gitu?)
"Biasa paklik bakso empat." Galeon menjawab sembari melihat-lihat masih ada tempat duduk yang kosong.
"Tak bikinin dulu yo. Minumnya tak gratisin wes. Tapi nggak minum es teh!"
Echan protes, "kok gaboleh sih!"
Paklik Imin berdecak, "hujan Chan, nanti pilek."
Echan cemberut. Nggak bisa menolak, lagipula kalau nolak dia enggak akan minum teh selama makan bakso.
Baksonya nggak lama datang dengan teh hangat. "Ini, maem'e seng wareg." (Makannya yang kenyang)
Mereka langsung menyerbu baksonya. Makan dengan hikmat. Menandakan bahwa keempat remaja laki-laki yang akan beranjak dewasa itu betulan lapar. Laparnya udah kebangetan.
Setengah makan Paklik menghampiri mereka. "Ada yang bisa bahasa Inggris gak kalian?"
Arjun menggeleng sambil menelan baksonya, "disini gak ada yang bisa. Emang ada bule mau beli, Paklik?"
"Ada, itu orangnya nunggu disana. Ayo kalian kesana aja bantuin Paklik ngomong sama bulenya."
Echan memberi kode mata yang berarti masih ingin melanjutkan kegiatan makan baksonya. Jeremy juga. Arjun berpandangan dengan Jeremy dan Echan.
Galeon menghela napas. "Ayo Paklik kita bantuin."
Paklik menuntun mereka kearah yang katanya bule itu. Bule itu sontak shock karena tiba-tiba Paklik membawa empat orang anak SMA.
"Ini loh bulenya!"
Bule tersebut menatap penuh tanda tanya. "What's going on? I just want to buy bakso."
"Nah bule kan! Paklik nggak paham bahasa Inggris. Jadi artinya apa cah?"
"Waduh, apaya?" -Jeremy.
"Artinya dia pengen tanya jalan kan?" -Echan.
"Maksud lo gimana ya bule?" -Arjun.
"Hahhh gak paham!" -Galeon.
Bule tersebut mengernyit, "gue ngerti bahasa Indonesia kok. Maksudnya saya mau beli bakso satu porsi."
Echan membulatkan matanya, "LAH BISA NGOMONG INDO. NAPA LO SOK BANGET NGOMONG INGGRIS?!"
Bulenya tersenyum kaku, "gue mau latih skill bahasa Inggris gue aja. Gue juga bukan bule."
"OWALAH BULE KAMPRETTTTT!!!!!"
Bule itu meringis mendengar teriakan Echan, "maaf maaf, hehe."
Dan mulai dari situ mereka memulai pertemanan. Saling bertukar nomor telepon dan username instagram. Ternyata dia bukan bule betulan. Namanya Nanda Natanagara. Arjun memutuskan memanggilnya Bang Nanda. Karena kebetulan sering ketemu akhirnya mereka akrab.
Nanda sering ditanyai macam-macam pelajaran. Yang paling sering adalah pelajaran bahasa Inggris.
Echan pernah menyerah waktu diajarkan bahasa Inggris oleh Bang Nanda. Cowok itu mengeluh tapi keluhannya malah terdengar lucu.
"Daripada bahasa Inggris, gue mendingan belajar bahasa alien deh!!!!"
"Nih makan yupi dulu." Bang Nanda menyodorkan permen yupi berbentuk hati. Berwarna merah muda dan putih di kedua sisinya.
Echan membuka dan langsung memakannya.
"Kalo lo stres pelajaran, makan yupi aja."
"Kebanyakan permen gue bisa kena diabetes bang!"
"Kagaklah?! Ya lo imbangi dengan olahraga dan makan sehat."
"Olahraga gue di kasur."
"JANGAN NGADI-NGADI LO?!!"
"Negatif mulu pikirannya ni orang. Bukan ngewe. Gue tuh suka main mobile legend di kasur. Rebahan. Suka keluar keringat juga kalo musuhnya bikin greget. Olahraga juga mengeluarkan keringat, sama gue waktu main juga iya. Jadi gak usah olahraga lagi."
Arjun dan Galeon yang sedari tadi hanya diam menyimak pembicaraan sembari ngemil yupi kontan ngegas, "BEDALAH JANCOK?! PAHAM KONSEP OLAHRAGA GASI LO?"
to be continued?
Ini ekspresi wajah arjun waktu denger kebodohan echan tentang konsep olahraga.
Dear Dream,
15 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream
FanfictionAfter Evanescent [ON GOING] Berharap agar seorang yang menyandang nama Nanda Natanagara datang kembali. "Yupi gue heh bang Nanda?! BALIKIN YUPI GUE!!" Start : 15 Januari 2021