Andra beberapa kali memejamkan matanya namun tetap tidak bisa menutupnya, dia masih memikirkan kejadian siang tadi. Dia ingin pertanyaannya dijawab oleh Papanya tapi sepertinya sia-sia.
Puter sana puter sini, menggelindingkan badannya di kasur berharap untuk mencari tempat nyaman tetap saja tidak nyaman sama sekali. Dia duduk di pinggiran kasurnya dan berjalan untuk menuju kamar Indri dan tidur sementara dengannya, semoga dia bisa tidur saat di kamar Indri.
"tok tok tokk"
"Ndrii udah tidur ya?"
"masuk aja aku lagi sibuk gak bisa buka pintuuu" jawab Indri dari dalam. Andra membuka pintu dan pemandangan pertama yang ia liat adalah Indri sedang bermain dengan hp-nya dengam fokus di meja belajar. Andra menghela napas pelan, dan berjalan menuju kasur Indri dan menidurkan badannya di sana.
"tumben ada apa?" Indri bertanya tanpa menoleh ke Andra tetap fokus ke game-nya.
"gak bisa tidur, gak nyaman, aku tidur sama kamu ya malem ini aja?"
"serahh dehh"
Andra menatap Indri tidak percaya, "apa kamu tidak bosan bermain game sampe larut malam? Besok masih sekolahhh"
"mana ada bosan seru tauk, iya aku tau besok sekolahh"
Andra menghela napas berat. Memposisikan tidurnya agar nyaman, Indri baru saja selesai bermain langsung tidur di sebelah Andra.
"tidur tidurrr" saut Indri memposisikan senyaman mungkin untuk tidur.
"jika pada kenyataanya kita bukan saudara kembar, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Andra tidurnya ia ubah untuk menghadap Indri yang juga menghadapnya.
"aku tidak memikirkannya, mungkin jika kenyataanya kita beneran bukan saudara kembar atau saudara, aku akan menerimanya dan tetap menganggapmu saudaraku." jawab Indri.
"apa kamu beneran tidak memikirkannya?" heran aja gitu apa benar Indri tidak memikirkannya.
"hooh mana ada aku mikir gituan, yaudah tidur katanya besok sekolahhh" Indri beranjak mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu tidur dan tidur berlawanan arah dengan Andra yang masih berposisi tidur menghadap punggungnya.
"selamat malam Indriii" sebelum Andra menutup matanya. Yang dijawab anggukan oleh Indri.
Indri memikirkannya kok, bahkan dia sudah menguatkan hati untuk menerima semuanya saat takdir tiba. Dia bukan saudara kembar Andra atau beneran saudara kembarnya, Indri akan menerima semua alasan itu kelak. Dia tidak seperti Andra yang sangat terbuka saat berpikir, Indri lebih ke diam-diam tanpa ada yang tau atau orang lain tau, yang mereka tau Indri tidak pernah berpikir.
Indri tidak tidur, dia hanya diam tanpa niat untuk menutup matanya, "mungkin beberapa hari lagi tau beberapa minggu lagi semua jawaban yang selalu Andra lontangkan akan terjawab semua, tinggal menunggu saja." gumam Indri.
"jika pada kenyataanya aku beneran bukan bagian dari keluarga Andra, aku akan tetap senang mereka mau menerimaku selama ini walau dengan menjadikanku kembaranya Andra." lanjut Indri sebelum dia menutup mata untuk tidur.
Sedangkan di kamar lain, tepatnya kamar Papa, "Akhirnya kita bisa ketemu yaa walau dengan kehidupan lain." dengan air mata yang meneteskan membanjiri pipinya. Papa menyimpan foto itu didalam dompetnya kembali dan tidur.
.
.Di sekolah tepatnya di kelas 11 IPA2 Reqy dan Andra sibuk kejar-kejaran dengan Lily menatap mereka jengah sedangkan Indri sibuk dengan tidurnya.
"KEMARI KAMUU REQYYY KU PATAHIN TUKANG LEHER KAMU BIAR GAK NYEPLOS ASAL-ASALAN LAGI!!!"
"GUE GAK SENGAJAAA HUAAA"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Kembar [Hiatus]
Short StoryPernah berpikir tidak ada saudara kembar yang tidak identik sama sekali??? bahkan sesama jenis... Aku selalu meragukan jika aku dan Indri adalah saudara kembar walaupun Papa selalu meyakinkanku.. Aku Andra dan Saudara kembararku Indri... . "Paa a...