Hari ini Xiaojun berada di sebuah restoran—tepatnya restoran di sebuah mall. Ia tidak sendirian, ada Hendery yang menemaninya. Mereka baru saja menghabiskan makanan beberapa menit lalu.
Bukan Xiaojun yang mengajak kemari, tapi Hendery. Padahal ada skripsi yang harus ia kerjakan, deadlinenya nanti malam! Tapi karena Hendery sangat memaksa untuk bertemu dan menyogoknya dengan boba. Akhirnya Xiaojun mau meninggalkan skripsinya.
Tidak biasanya Hendery begini. Sejak tadi wajah pria tampan itu terlihat lesu, kedua matanya sembab. Xiaojun berpikir jika sedang terjadi masalah pada Hendery, namun sampai saat ini Hendery belum mengatakan apa masalahnya.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Hendery tertawa saat mendapati Xiaojun yang menatapnya sangat serius.
"Apa kau ada masalah? Aku harap kau hanya bercanda." Xiaojun menyedot bobanya sampai habis. Rasanya sungguh aneh melihat Hendery dengan wajah lesu, pria tampan itu selalu ceria. Bahkan sering membuat candaan yang berhasil membuat ia tertawa.
Hendery tersenyum, namun matanya tetap tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Hal ini membuat Xiaojun semakin merasa aneh. Sungguh, ia tidak akan marah jika Hendery sedang mengerjainya. Itu lebih baik daripada ia harus melihat Hendery seperti ini.
"Aku lelah Xiaojun.." Jawab Hendery dengan suara lirih. Ia mencoba untuk tersenyum lagi, guna menahan airmatanya agar tidak keluar.
"Lelah kenapa?" Tanya Xiaojun cemas.
Hendery menghela nafas panjang. "Aku lelah dengan keluargaku. Kau tau? Kehidupanku berubah drastis saat pindah rumah—menjadi lebih bahagia! Aku bertemu denganmu dan Yangyang, kalian membuat hidupku kembali ceria."
"Tapi semua itu berubah ketika ibuku menelpon tadi malam. Awalnya berjalan lancar, dia memintaku untuk datang ke pesta ulang tahun keponakanku. Tapi pada akhirnya dia menyinggung pekerjaanku 'kakakmu sudah menghasilkan uang, lalu kau kapan?' Rasanya sangat sakit. Selama tinggal bersama mereka aku seperti anak tiri—padahal aku anak kandung mereka. Orang tuaku hanya memperhatikan kakakku saja, itu sangat menyebalkan!"
"Oleh karena itu aku pindah kemari—membeli rumah dekat apartemenmu. Aku sangat bersyukur karena bisa mendapat teman sepertimu. Kau membuatku nyaman, itu sebabnya aku memaksamu kemari. Menurutku kau adalah tempat terbaik untuk mendengar keluh kesahku." Ucap Hendery lirih.
Mendengar semua penuturan Hendery membuat Xiaojun menangis, ia merasa sangat kasihan dengan Hendery. Walaupun ia adalah anak tunggal di keluarganya, namun Xiaojun bisa merasakan betapa sakitnya diperlakukan berbeda oleh orang tua.
"Aku juga tidak tau kapan aku bisa kembali bekerja. Jika memang secepatnya, aku ingin membuktikan pada mereka bahwa aku bisa!" Ternyata belum selesai, sepertinya masih banyak yang ingin Hendery ceritakan.
"A-apa kau akan tetap datang ke pesta ulang tahun keponakanmu?" Tanya Xiaojun dengan menahan tangis. Sungguh, kalau keluarganya seperti itu, ia tidak akan membiarkan Hendery pergi.
Hendery menggeleng tidak jelas. "Entahlah.. Aku benci mereka semua."
"Tapi lebih baik aku datang, karena jika tidak mungkin mereka semua akan membicarakanku di belakang. Bagaimanapun juga mereka masih keluargaku, sewaktu-waktu aku pasti membutuhkan mereka." Tangan Hendery mengepal. Ia benci terjebak dalam hal seperti ini.
Tanpa ragu Xiaojun menyentuh tangan yang tengah mengepal itu, lalu menggenggamnya erat. Tidak ada yang bisa ia katakan selain menangis, ia tidak kuat melihat Hendery seperti ini. Terjebak dalam masalah keluarga, mungkin Xiaojun akan stress sendiri jika hal itu menimpanya.
"Sudahlah, jangan menangis. Yang punya masalah aku, bukan kau." Hendery tertawa dan mengusap lembut tangan Xiaojun.
"Kau tetap kuat kan Hendery?"
Hendery mengangguk, ia tersenyum. "Selama ada kau—keluarga baruku, aku akan tetap kuat."
○—○—○
Sebelum menutup tirai Xiaojun menyempatkan diri untuk melihat rumah Hendery. Kamar pria tampan itu terlihat gelap. Setelah pulang dari mall Hendery langsung pergi ke pesta ulang tahun keponakannya. Yang membuat Xiaojun khawatir adalah, orang tua Hendery kembali membuat Hendery sakit hati.
Xiaojun menghela nafas, ia menutup tirai dan berjalan ke tempat tidur. Tubuhnya sudah sangat lelah, ia berhasil mengerjakan skripsinya. Sekarang sudah waktunya ia tidur, tapi tertunda karena Yangyang sedang bermain kelomang di tempat tidurnya!
"Kau curang, harusnya kau menangkap satu untukku." Celetuk Yangyang kesal. Ia iri karena ingin memelihara kelomang, menurutnya hewan itu sangat lucu.
"Bukan aku yang menangkap, tapi Hendery." Balas Xiaojun dengan nada yang sama seperti Yangyang, sama-sama kesal.
Yangyang menyipitkan mata, mencoba menggoda Xiaojun. "Kau terus menyebut namanya, kapan kau—mengatakan perasaanmu padanya?"
Hal ini membuat Xiaojun menghela nafas. Tadinya ia ingin mengatakan hal itu, namun waktunya tidak tepat. Tidak mungkin ia mengatakan perasaannya disaat Hendery sedang menceritakan masalah yang sedang ia hadapi. Feelnya akan terasa kurang.
"Secepatnya."
Karena bosan menunggu Yangyang—yang entah kapan selesai bermain kelomang miliknya, Xiaojun memilih untuk duduk di pinggir ranjang dan memainkan ponselnya. Tak lupa ia menghidupkan alarm, agar tidak terlambat bangun di esok harinya.
Sudah lama Xiaojun tidak begadang dengan bermain media sosial di malam hari. Ya, hal itu sudah ia hentikan saat ia sudah memantapkan niatnya untuk berubah. Ia juga tidak mau membuat matanya tambah rusak, walaupun sesekali Xiaojun khilaf karena insomnia.
Jemarinya terus menjelajahi media sosial, hingga akhirnya terhenti pada sebuah postingan. Postingan tersebut baru saja diunggah beberapa menit yang lalu, menampilkan sebuah berita kecelakaan. Hal yang membuat tangan Xiaojun bergetar adalah saat ia melihat motor dan inisial dari korban—hanya huruf H.
"Xiaojun, kau kenapa?!" Yangyang panik saat menyadari Xiaojun menangis.
"Berita ini—korbannya—aku rasa dia Hendery.." Xiaojun tidak bisa melanjutkan ucapannya. Mulutnya terasa kaku untuk digerakkan, ia membiarkan Yangyang merebut ponselnya.
Yangyang menatap tak percaya dengan berita yang ia lihat. Dari motornya sudah jelas jika pemiliknya adalah Hendery, namun ia berharap jika pria tampan itu masih bisa selamat.
"Kita pergi kesana sekarang, aku tau dimana tempatnya." Ucap Yangyang dengan suara bergetar. Ia sama paniknya dengan Xiaojun sekarang.
.
.
.
TBC
Selow, masih ada 2 atau 3 chapter lagi :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Your Kite •henxiao•
FanfictionXiaojun sangat bersyukur kepada tuhan karena telah mendatangkan Hendery dalam hidupnya, pemuda tampan itu berhasil membuatnya kembali ke jalan yang benar. BXB CONTENT! Don't like it? Then don't read it! Start : 16/11/2020 Finish : 02/01/2021