Xiaojun menyusuri lorong rumah sakit dengan mata sembab, sementara Yangyang menyusul di belakangnya. Mereka berhasil mendapat informasi mengenai Hendery dari salah satu orang di TKP.
Akhirnya Xiaojun tiba di sebuah ruangan. Diluar terlihat beberapa orang yang ia yakin mereka adalah keluarga Hendery. Mata mereka sama sembabnya dengan dirinya, dan tanpa ragu Xiaojun ikut bergabung, mencoba menangkap apa yang sedang mereka bicarakan.
"Seharusnya ibu tidak membanding-bandingkan dia seperti itu! Ucapan ibu pasti terngiang di kepala Hendery hingga menyebabkan Hendery kecelakaan!"
"IBU TAU! Ibu—ibu menyesal.."
Percakapan mereka sangat mudah Xiaojun tangkap. Wanita paruh baya itu adalah ibu Hendery, sedangkan pria dewasa disampingnya adalah kakak Hendery. Entah mengapa muncul rasa kesal dalam diri Xiaojun, ia menyalahkan wanita itu atas kecelakaan yang menimpa Hendery.
Tak lama setelah percakapan ibu dan anak itu selesai, muncul lah seorang pria yang Xiaojun yakin adalah ayah Hendery. Tatapan pria itu langsung tertuju padanya. Hal ini membuat ia sedikit gugup saat pria itu mendekat kearahnya.
"Apa kalian teman Hendery?" Tanya pria itu dengan lembut.
"Ya paman, kami—"
"Lebih dari sekedar teman. Kami sahabat sekaligus keluarga bagi Hendery." Xiaojun memotong ucapan Yangyang. Suaranya terdengar bergetar karena menahan tangis.
Pria itu mengangguk paham. Sementara hatinya teriris ketika mendengar jawaban Xiaojun. Ia merasa miris karena selama ini ia dan keluarganya memperlakukan Hendery berbeda, ia menyesal. Kini putranya tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit, dengan alat bantu kehidupan di tubuhnya.
"Apa kami boleh menengok Hendery paman?" Bukan Xiaojun yang bertanya, tapi Yangyang. Jelas ia lebih tegar setelah mendengar kabar buruk ini, karena ia tidak terlalu dekat dengan Hendery.
"Tentu, silahkan."
Setelah mendapat izin Yangyang menuntun Xiaojun untuk memasuki kamar rawat Hendery. Tangis Xiaojun tidak dapat ditahan saat ia melihat pemandangan yang sangat familiar di matanya. Hendery terbaring tak berdaya dengan alat bantu yang menempel di tubuhnya—persis seperti mendiang ayahnya dulu.
Tangis Xiaojun semakin keras ketika ia meraih tangan Hendery. Rasanya baru saja ia mengobrol bersama pria tampan ini beberapa jam yang lalu, saat itu tidak ada firasat buruk sama sekali di kepala Xiaojun. Kalau tau seperti ini, ia tidak akan membiarkan Hendery menghadiri ulang tahun keponakannya.
Ia berharap apa yang sedang terjadi saat ini hanya mimpi. Xiaojun sangat menanti kapan dirinya terjatuh, sehingga saat bangun nanti ia berada di ranjang empuknya, lalu membuka jendela dan melihat Hendery menyapanya dalam kondisi sehat.
"K-kenapa.. Kenapa tuhan memberiku cobaan seperti ini lagi?" Tanya Xiaojun lirih.
Yangyang hanya bisa memeluk Xiaojun, ia mengusap punggung sahabatnya lembut. Setetes airmata ikut membasahi pipinya, ia lebih merasa sakit ketika melihat Xiaojun rapuh seperti ini—untuk yang kedua kalinya. Banyak cobaan yang Xiaojun hadapi, Yangyang takut sahabatnya itu menjadi stress.
"Kenapa orang-orang yang sangat aku sayangi selalu berakhir seperti ini Yangyang?!" Pekik Xiaojun seraya memukul pahanya sendiri. Jemarinya mengepal erat, ia marah karena dihadapkan kembali dengan keadaan yang sama.
"Berdoa.." Bisik Yangyang di telinga Xiaojun.
Xiaojun mendongak, matanya yang sembab menatap Yangyang dengan tatapan yang sulit diartikan. Bukannya tidak mau, namun ia mengingat dengan mendiang ayahnya. Xiaojun selalu mendoakan ayahnya setiap hari, tapi apa? Pria itu tetap pergi meninggalkannya.
"Jika kau ingin Hendery bertahan, maka berdoa pada tuhan. Jangan samakan dia dengan papamu." Ucap Yangyang meyakinkan Xiaojun.
Hal ini berhasil membuat Xiaojun menuruti ucapan Yangyang. Ia kembali meraih tangan Hendery, lalu mengusap punggung tangan Hendery dengan lembut. Xiaojun menutup kedua matanya, ia berdoa dengan airmata yang terus membasahi pipinya.
"Cepat sembuh ya Hendery, cepatlah pulih. Aku sudah sangat ingin jalan-jalan lagi bersamamu.." Ucap Xiaojun lirih. Terakhir sebelum pergi, ia memberi ciuman pada pipi Hendery.
○—○—○
Malam harinya Xiaojun tidak bisa tidur. Isi kepalanya terus memikirkan perkembangan Hendery di rumah sakit. Bantal yang ia tiduri bahkan telah basah akibat airmatanya, setelah pulang dari rumah sakit Xiaojun tidak henti-hentinya menangis.
Xiaojun menempelkan telapak tangan pada mulutnya, guna menahan agar isakan tidak keluar dari mulutnya. Disampingnya Yangyang tertidur, entah nyenyak atau tidak, yang jelas ia tidak ingin membangunkan sahabatnya itu.
Keadaan ini sangat familiar. Di tengah malam Xiaojun menahan tangis akibat memikirkan orang yang ia sayangi. Pertama ayahnya, kedua Hendery—pria tampan itu kini masih berjuang di rumah sakit.
Dalam hati Xiaojun kembali berdoa. Sesekali isakan berhasil lolos dari mulutnya. Malam ini ia benar-benar tidak bisa tenang, bahkan saat ayahnya sakit pun Xiaojun tidak sampai seperti ini.
'Tuhan, untuk kedua kalinya aku memohon padamu.. Tolong buat Hendery sadar. Buat dia sembuh. Dia adalah salah satu penyemangatku setelah papa, tolong buat dia bertahan. Jangan ambil dia dariku tuhan, aku mohon.. Aku sangat membutuhkan Hendery di dalam hidupku.'
Tangis Xiaojun semakin keras, hal ini membuat Yangyang terbangun. Tentu ia cemas dan segera memeluk Xiaojun. Bahkan jantungnya berdebar, ia takut jika Xiaojun baru saja mendapat kabar buruk dari keluarga Hendery.
"Apa ada kabar dari keluarga Hendery?" Tanya Yangyang cemas.
Xiaojun menggeleng, respon tersebut membuat Yangyang menghela nafas lega. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana Xiaojun saat ditinggal pergi untuk yang kedua kalinya.
"Kalau begitu kita tidur lagi ya, agar besok kita bisa menjenguk Hendery di pagi buta." Ajak Yangyang dengan lembut. Setelah itu ia menuntun Xiaojun kembali tidur.
Sungguh, Xiaojun belum bisa tidur dengan nyenyak. Ia dihantui perasaan takut, takut kehilangan untuk yang kedua kalinya.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Your Kite •henxiao•
FanfictionXiaojun sangat bersyukur kepada tuhan karena telah mendatangkan Hendery dalam hidupnya, pemuda tampan itu berhasil membuatnya kembali ke jalan yang benar. BXB CONTENT! Don't like it? Then don't read it! Start : 16/11/2020 Finish : 02/01/2021