CHAPTER O2

1.1K 127 36
                                    

Flashback

Jika hari senin adalah hari yang menyebalkan bagi kebanyakan orang, justru tidak bagi Xiaojun. Hari sabtu lah yang menurut Xiaojun paling menyebalkan, karena hari sabtu adalah hari sialnya! Setiap kesialan selalu datang setiap 1 jam sekali.

Kali ini kesialan yang menimpa Xiaojun bertubi-tubi di pagi hari. Mulai dari handuk hilang, terpleset di kamar mandi hingga seekor kecoak terbang yang hinggap di bahunya ketika ia mandi. Xiaojun menyalahkan Yangyang atas kesialan yang menimpa dirinya, pria mungil itu tidak membangunkannya dan pergi ke kampus terlebih dahulu! Hal inilah yang membuat Xiaojun panik karena pelajaran dimulai setengah jam lagi.

"Yangyang sialan! Setibanya di kampus aku akan membunuhmu!" Gerutu Xiaojun seraya mengambil tasnya dan keluar dari apartemen.

Tidak peduli jika orang-orang menilainya negatif karena penampilan yang berantakan, Xiaojun masa bodoh dengan hal tersebut. Yang terpenting dirinya berpakaian, tidak telanjang seperti orang gila.

Seperti biasa Xiaojun berangkat dengan mengendarai vespanya yang bewarna merah. Dengan kecepatan tinggi Xiaojun mengendarai kendaraan mungil tersebut menuju kampusnya, ia bahkan tidak peduli saat vespanya hampir menabrak pejalan kaki.

Namun karma yang menimpa Xiaojun terasa instant. Saat hendak berbelok di pertigaan, Xiaojun menabrak pengendara motor lainnya. Bukan pengendara motor itu yang terjatuh, melainkan Xiaojun sendiri. Karena kondisi jalan yang becek akibat hujan semalaman, seragam Xiaojun menjadi kotor dan basah. Tubuhnya terasa sakit, serta tangan kirinya terluka cukup parah.

"BAJINGAN—aahh!" Xiaojun tidak bisa melanjutkan umpatannya, tubuhnya masih terasa sakit hingga membuat dirinya terduduk di jalan seraya memperhatikan si pengendara dan beberapa orang yang mengangkat motornya.

"Maafkan aku, apa kau terluka?" Tanya si pengendara khawatir.

Xiaojun meringis seraya memberi tatapan tajam kearah si pengendara. "Tentu saja bodoh! Sshh.. Tidak bisakah kau pelan-pelan dalam berkendara huh?!" Tanyanya setengah berteriak.

Si pengendara hanya tersenyum mendengar makian yang dilontarkan padanya. Jauh di dalam hatinya ia menahan kesal, sungguh miris, pria manis ini yang menabrak tapi justru dirinya yang meminta maaf. Ah, biarkan saja, jika ia juga protes masalah tidak akan selesai. Jadi ia memutuskan untuk mengalah.

"Maka dari itu aku minta maaf. Dan juga.. Izinkan aku membawamu ke rumah sakit, sebagai rasa bertanggung jawab." Ucap si pengendara dengan nada lembut.

Walaupun si pengendara sudah meminta maaf, tetap saja Xiaojun masih kesal. Gara-gara pengendara ini ia tidak jadi ke kampus! Xiaojun juga merengek dalam hati, kesialannya hari ini bisa dikategorikan sangat parah. Tau begini Xiaojun membuat izin tidak masuk saja pada dosennya.

"Dimana rumahmu? Atau mungkin kau tinggal di apartemen?" Tanya si pengendara seraya membantu Xiaojun berdiri. Ia akan meletakkan motornya disini dan pergi ke rumah sakit menggunakan motor Xiaojun.

"Cukup dekat, disana." Jawab Xiaojun ketus.

Lagi-lagi si pengendara hanya bisa tersenyum. Tidak masalah, nanti setelah mengantar Xiaojun dari rumah sakit ia sudah pasti akan meminta Xiaojun untuk mengarahkan letak tempat tinggalnya.

Sementara Xiaojun duduk di bagian belakang motornya dengan rasa kesal yang telah reda. Xiaojun mulai sadar jika ini adalah salahnya, bukan si pengendara. Tapi yang namanya hari sial, tidak bisa dihindari. Dan Xiaojun bingung harus menyalahkan dirinya atau hari sabtu.

Xiaojun mengerang saat ia hendak mengambil earphone miliknya yang tidak sengaja terjatuh. Walaupun sudah diobati di rumah sakit pagi tadi, tetap saja Xiaojun masih merasakan sakit pada tubuhnya. Hal itu dikarenakan ia tidak bisa diam, terlalu banyak bergerak hingga menyebabkan rasa sakitnya kembali terasa.

Dan tiba-tiba saja Xiaojun teringat dengan si pengendara. Xiaojun heran mengapa si pengendara sangat sabar menghadapi sikapnya yang cuek, Xiaojun juga merasa malu karena telah bersikap seperti itu. Ia berharap agar bisa bertemu lagi dengan si pengendara, hanya untuk meminta maaf karena si pengendara dengan tulus membiayai pengobatannya.

Cklek

"HAHAHAHA!"

Tawa Yangyang membuat Xiaojun mendengus kesal. Sahabatnya itu memang tidak pernah menunjukkan ekspresi iba saat ia menceritakan musibah yang dialaminya. Contohnya saja seperti tadi, Yangyang berulang kali mengirim emoji tertawa saat dirinya mengatakan alasan mengapa tidak datang ke kampus.

Xiaojun menjadi ragu mengakui Yangyang sebagai sahabatnya. Yangyang terlihat seperti haters daripada seorang sahabat, karena tidak mungkin ada orang yang tertawa disaat sahabatnya menderita, itu gila!

"Kenapa tertawa? Tidak ada yang lucu sialan!" Xiaojun membuang muka saat Yangyang duduk disampingnya, ia tidak mau melihat wajah sahabatnya itu selama beberapa jam kedepan.

"Kau tidak mati, jadi untuk apa aku menangis?" Balas Yangyang seraya meletakkan beberapa bungkus makanan di meja.

Dan pada akhirnya Xiaojun menoleh juga. Aroma yang menguar dari bungkusan tersebut membuat perut Xiaojun meronta minta diisi, mau tak mau ia harus berhenti dalam mode ngambek agar Yangyang mau berbagi makanan dengannya.

"Akhirnya kau menatapku juga. Jadi siapa yang.. Menabrakmu?" Sebenarnya Yangyang bingung harus menyebut Xiaojun penabrak atau korban. Sahabatnya itu yang menabrak, tapi justru ia yang terjatuh.

Xiaojun mengendikkan bahu. "Tidak tau."

Jawaban itu membuat Yangyang memutar bola matanya. Sepertinya tingkat kecuekan Xiaojun sudah setinggi langit hingga sahabatnya itu enggan menanyakan nama si penabrak. "Jadi kau tidak berterima kasih juga setelah dia mau mengantar dan membiayaimu berobat?"

"Tidak juga.. Aku hanya.. Mengatakan terima kasih setelah dia mengantarku dari rumah sakit, itu saja." Jawab Xiaojun diakhiri cengiran lebar.

Oh ayolah! Xiaojun sendiri juga merasa kesal dengan sikapnya yang terlalu cuek dan dingin terhadap si pengendara. Maka dari itu, jika diberi kesempatan untuk bertemu lagi, ia akan meminta maaf atas sikap buruknya pada si pengendara.

.

.

.

TBC

Hold Your Kite •henxiao•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang