CHAPTER O7

438 73 46
                                    

Pagi telah menjemput, yang pertama bangun adalah Hendery, segera ia pergi menuju tenda kedua pria manis itu dan membangunkan mereka dari tidurnya.

Untungnya Yangyang mudah dibangunkan, jadi begitu merasakan tangannya digoyangkan pelan oleh Hendery, ia langsung membuka mata. Berbeda dengan Xiaojun, berulang kali Hendery memanggil namanya, namun ia tidak bergeming, justru semakin pulas!

"Kau berkemas saja, biar aku yang bangunkan dia." Ucap Yangyang dengan suara serak khas bangun tidur, ia menatap Xiaojun dengan wajah malas.

Setelah Hendery kembali ke tendanya, Yangyang segera menggoyangkan tubuh Xiaojun dengan kencang. Tapi karena dasarnya Xiaojun memang seperti batu saat sedang tidur, maka ia memutuskan untuk mendekatkan mulutnya ke telinga Xiaojun.

"Hoy!"

"Hihihihihi!"

Masa bodoh dengan larangan yang katanya tidak boleh bercanda seperti ini saat di gunung, yang penting cara ini berhasil membuat Xiaojun bangun dengan wajah panik. Hal ini membuat Yangyang mendengus, tau begini sudah dari dulu ia membangunkan Xiaojun dengan menirukan suara hantu Mrs White Lady.

"Cepat berkemas, atau kau akan kami tinggalkan!" Titah Yangyang sekaligus mengancam.

Xiaojun mendengus, karena nyawanya belum sepenuhnya terkumpul, ia memutuskan untuk diam selama beberapa menit. Belum lagi angin dingin yang masuk ke dalam tenda membuat Xiaojun meringkuk layaknya janin.

Sungguh, Xiaojun masih belum terbiasa dengan dinginnya udara gunung. Ia yakin sepulangnya dari gunung nanti, seluruh persendiannya akan terasa sakit.

Udara dingin ini juga membuat Xiaojun malas untuk melakukan hal apapun, ia menarik selimut dan kembali berbaring. Mungkin jika Xiaojun membawa bantal, ia yakin dirinya pasti kembali terlelap.

"Ya ampun! Belum berkemas juga?!" Teriak Yangyang heboh.

Teriakan itu tidak membuat Xiaojun bangun, ia justru mencari posisi yang nyaman untuk kembali tidur, seakan lupa dengan tujuan mendakinya.

Karena kesal, Yangyang pun mengomel dengan volume suara yang agak tinggi. Hal ini membuat Hendery kembali mendekati tenda mereka, bukannya ikut membantu, pria tampan itu justru tertawa melihat tingkah keduanya.

"Hendery?! Bantu aku membangunkan babi ini."

Mendengar kata babi membuat Xiaojun melemparkan selimutnya kearah Yangyang. "Daripada kau—kambing!—bau ketiak!"

"Setidaknya kambing lebih rajin daripada babi!" Balas Yangyang tidak terima. Selanjutnya terjadilah perdebatan di antara keduanya, bahkan Hendery yang melihatnya mulai bingung. Karena perdebatan mereka menjadi ganas.

"Hey, sudahlah.. Kalian ini manusia, kenapa berbedat dengan mengatas namakan binatang?" Hendery berhasil menghentikkan keduanya dengan kalimat tersebut. Setelah itu ia menggeleng, lalu kembali ke tendanya.

Baik Xiaojun ataupun Yangyang, keduanya terdiam setelah mendengar teguran tersebut. Teguran itu juga yang membuat Xiaojun bangun dan mulai berkemas, walaupun sesekali ia mengerang kesal karena Yangyang masih mengejeknya, sehingga timbul senggol menyenggol dari keduanya.

Setelah memastikan tidak ada sampah yang tersisa, mereka bertiga kembali melanjutkan perjalanan. Dari balik pepohonan, samar-samar terlihat matahari yang mulai menampakkan sinarnya. Hal ini membuat mereka semakin semangat dan mempercepat langkah.

Tapi karena udara masih sangat dingin, membuat langkah Xiaojun menjadi sedikit lambat. Kedua tangannya ia letakkan di dada, mulutnya tidak berhenti bergetar karena tidak kuat menahan dingin.

Hendery yang memang berjalan di belakang langsung merangkul pundak Xiaojun, ia tersenyum saat pria manis itu menatapnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

"Hey Yangyang, pelankan langkahmu, Xiaojun kedinginan." Tegur Hendery pada Yangyang, pria mungil itu sudah selangkah lebih jauh dari dirinya dan Xiaojun.

Mendengar teguran itu membuat Yangyang berbalik. "Kalau begitu aku akan bernyanyi, siapa tau dengan bernyanyi kau melupakan rasa dinginmu Xiaojun. Oke, langsung saja, NENEK MOYANG—"

"Diamlah! Kau berisik." Potong Xiaojun dengan wajah kesal.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan sedikit lambat, sesekali Hendery melontarkan candaan agar Xiaojun melupakan rasa dingin yang menyelimuti tubuhnya. Hingga tidak terasa, mereka telah tiba di puncak gunung, terlihat beberapa pendaki yang tengah mengabadikan foto sunrise yang terlihat sangat indah.

Berbeda dengan Xiaojun, ia terlihat tidak bersemangat. Kedua kakinya mulai terasa sakit, dalam hati ia berharap setelah turun nanti dirinya tidak terkena flu berat.

"Ulurkan kedua tanganmu." Titah Hendery pada Xiaojun.

"Huh?"

"Cepat ulurkan."

Tanpa berpikir panjang lagi, Xiaojun mengulurkan kedua tangannya. Ia sedikit terkejut karena Hendery menggenggam kedua tangannya, pria tampan itu melakukan gerakan menggosok yang membuat kedua tangan Xiaojun terasa hangat.

"Apalagi keluhan yang kau rasakan?" Tanya Hendery dengan lembut.

"Kedua kakiku terasa sakit."

Hendery tersenyum kecil. "Ayo kita duduk dulu, aku akan memijat kakimu."

Tentu hal ini membuat Xiaojun terkejut, seumur hidup ia belum pernah mendapat perlakuan seperti ini, bahkan dari Yangyang saja tidak pernah.

Entah Hendery memang baik dengan semua orang atau hanya dirinya, Xiaojun sendiri masih menebak-nebak. Tapi jika memang tabiat Hendery memang seperti ini, syukurlah, ia beruntung mendapat teman yang mau merubah hidupnya. Tapi jika Hendery seperti ini karena alasan suka, Xiaojun lebih bersyukur lagi, karena ia juga mulai menyukai pria tampan ini.

"Apa pijatanku terasa nikmat?" Hendery mendongak disertai senyum di wajahnya. Ia berpikir begini karena dulu, mendiang neneknya sering meminta dirinya untuk memijat entah itu kaki atau tangan sang nenek yang terasa pegal.

Xiaojun mengangguk. "Lebih kencang lagi."

"Woah, kalau begini aku akan bekerja sebagai tukang pijat saja!" Balas Hendery yang kemudian diakhiri dengan tawa.

Sementara Hendery dan Xiaojun asik mengobrol, Yangyang melihat keduanya dengan tatapan kesal. Ia mendengus, tau begini ia mengajak kekasihnya juga! Akan Yangyang tunjukkan jika ia dan kekasihnya bisa melakukan hal yang lebih manis lagi.

.

.

.

TBC

Hold Your Kite •henxiao•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang