Kamu, Yang Masih Di Hati

42.2K 1.8K 74
                                    

Ishana...

Arjuna mengeja nama itu dalam hati .Memandang lama foto ditangannya. Foto ketika dia, Ishana dan kedua anak mereka berlibur ke Eropa .Empat tahun berlalu semenjak Ishana meninggalkan rumah bersama Ziva putrid kecil mereka. Diam diam Arjuna masih merindukan Ishana, meskipun kini ada Arnetta disisinya.

Arjuna menghela napas, sulit menjelaskan suasana hatinya saat ini. Ia menyimpan kembali foto itu ke dalam laci meja kerjanya.

"Maaaas, aku cari kemana mana ternyata kamu ada di sini" suara Arnetta dari pintu ruang kerja menyadarkan Arjuna dari lamunan."Makan yuk, aku masak sop iga kesukaan kamu." lanjut Arnetta sambil meraih tangan Arjuna.Arjuna tersenyum samar dan mengikuti Arnetta keluar dari ruang kerjanya. Melewati kamar Raka, putra sulungnya, langkah Arjuna terhenti. Pintu kamar sedikit terbuka dan lampu masih menyala. "Bun, kamu duluan ya, aku mau liat Raka dulu." Arnetta mengangguk dan melepaskan genggaman tangannya. "Aku tunggu di bawah ya, Mas." Arjuna mendorong pintu kamar Raka, dilihatnya putranya itu duduk di atas tempat tidur sambil memegang toples berisi kertas warna warni.

"Belum tidur, nak?" Arjuna menghampiri Raka dan duduk di sisi tempat tidur. Raka menggeleng. Wajah bocah kelas 6 sekolah dasar itu terlihat sendu.

"Apa itu?" Arjuna menunjuk toples dipangkuan Raka. Raka mengambil salah satu satu kertas dari dalam toples dan memberikannya pada ayahnya. Arjuna mengerutkan dahi, kemudian membuka lipatan segitiga kertas warna biru itu.

(Abang sayang, Mama miss you)

Arjuna terhenyak, mengenal jelas tulisan Ishana. Matanya beralih menatap Raka yang matanya mulai berkaca kaca.Arjuna tertegun. "Boleh ayah buka kertas yang lainnya?"

Raka menggannguk dan memberikan toples tersebut pada ayahnya. Membuka satu satu demi satu kertas warna warni dari dalam toples membuat hati Arjuna tak menentu.

(Abang, jangan lupa shalat)

(Abang, nurut ya sama Ayah, jangan nakal)

(Abang, rajin belajar ya sayang)

(Abang, selalu ingat mama dan adik Ziva ya)

(Abang, di manapun mama berada, mama selalu sayang Abang)

Hanya sampai kertas kelima, mata Arjuna mulai berkaca-kaca. Dihadapannya Raka mulai terisak. Diraihnya putranya itu ke dalam pelukan. "Abang kangen mama ya?" Raka meregangkan pelukan, menatap wajah ayahnya.

" Mama dulu menitipkan toples ini ke Bik Siti." Raka menyeka airmatanya. "

"Kata Bik Siti, mama minta tolong kasih ke Abang kalau Abang sudah kelas 6." lanjut Raka.

Arjuna terdiam mendengar penjelasan Raka, memahami bahwa putranya itu merindukan Ishana. Bagaimana pun Ishana adalah ibu kandungnya dan mereka terpisah karena kesalahan yang Arjuna perbuat. "Ayah, Abang boleh bertemu mama dan adik Ziva?" Raka kembali memeluk ayahnya. Arjuna mengelus rambut putranya.

" Secepatnya kita akan bertemu mama dan adik Ziva ya." "Sekarang Abang tidur ya, sudah malam. " Diciumnya dahi putra pertamanya dengan Ishana. Raka mengangguk.

Arjuna menyimpan toples di atas meja belajar Raka, mematikan lampu kemudian beranjak keluar kamar dan menutup pintu perlahan. Tidak langsung menuju ruang makan dimana Arnetta menunggunya, Arjuna menyandarkan punggungnya di pintu kamar Raka. Memejamkan mata dan merasakan sesak di dada.

Ishana....Arjuna kembali mengeja nama itu.

Rindu kembali hadir.

Arjuna menuruni tangga,melangkah menuju ruang makan dimana Arnetta menunggunya. "Lama sekali Mas, ada apa dengan Raka?" tanya Arnetta sambil menyendokkan nasi dan sop buntut ke piring dan menyerahkannya pada Arjuna.

"Aku hanya berbincang sebentar dengan Raka,"jawab Arjuna singkat.

Arnetta mengerutkan kening, menatap wajah Arjuna. Arjuna tidak mengidahkan tatapan istrinya itu. Ia menyelesaikan makannya dengan cepat dan bergegas kembali menuju ruang kerjanya di lantai dua. Sementara Arnetta duduk terdiam di ruang makan. Merasa bahwa belakangan ini ada yang aneh dengan sikap suaminya itu. Tidak biasanya Arjuna menjadi pendiam dan jarang berbincang dengannya. Arnetta menghela napas, dia akan menanyakan nanti ketika suasana hati suaminya itu sedikit membaik.



Hallo Readers,

Salam kenal...

Enjoy My First Story yaa...

Semoga suka....

Silahkan tinggalkan komen ...

RINDU UNTUK ISHANA  (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang